Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini ditutup melemah. Melemahnya bursa saham Indonesia juga selaras dengan pasar saham global.
Pada perdagangan Jumat, 17 Juni 2022, IHSG merisit 1,61 persen ke posisi 6.936. Melihat kondisi saat ini, ketika inflasi di AS yang cukup tinggi bagaimana potensi pergerakan IHSG ke depan? Head Of Retail Investment PT Trimegah Sekuritas Indonesia, Glen Riyanto menjelaskan secara teknikal IHSG telah membentuk double top minor.
Baca Juga
"Target terendah Double Top Minor-nya juga sudah kena di angka 6.893. Setelah itu IHSG akan bergerak ranging kemungkinan, dan kita juga sudah pantau data-data ekonominya,” ujar Glen dalam webinar Indonesia Investment Education (IIE), Sabtu (18/6/2022).
Advertisement
Sedangkan untuk skenario bearish, dalam grafik mingguan, Glen mengatakan jika IHSG turun ke 6.510, akan kembali membentuk double top dengan target pelemahan hingga 5.852. Adapun untuk support dan resistance berada di level 6.510 dan 7.231.
Dalam situasi ekonomi dan pasar yang tidak menentu ini, Glen memberikan beberapa strategi investasi yang bisa dilakukan investor.
“Kita itu lebih prefer untuk menjaga posisi cash, jangan full portofolio karena marketnya sedang tidak pasti. Misalnya The Fed habis ada pengumuman sesuatu satu hari direspons positif, tetapi jangan euphoria karena hari keduanya selalu merah.” ujar Glen.
Selain itu menurut Glen, investor juga bisa membeli saham kapitalisasi besar saat pelemahan.
"Selanjutnya yang cukup penting bagi para trader adalah untuk fokus pada trading jangka pendek,” kata Glen.
Adapun dalam kondisi ekonomi global saat ini, dengan tingginya angka inflasi di berbagai negara, Glen mengungkapkan sektor komoditas masih bisa dicermati oleh investor.
“Meskipun yang agak hati-hati adalah metal. Jadi kita lebih fokus ke energi misalnya batu bara dan oil,” ungkap Glen.
Glen juga menuturkan investor bisa fokus pada sektor pertahanan seperti saham-saham perusahaan telekomunikasi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IHSG Turun 2,1 Persen pada 13-17 Juni 2022, Kapitalisasi Pasar Merosot Rp 181,9 Triliun
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu selama sepekan, tepatnya 13-17 Juni 2022. IHSG merosot 2,11 persen pada pekan ini.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (18/6/2022), IHSG ditutup ke posisi 6.936,96 dari posisi pekan lalu di 7.086,64. Kapitalisasi pasar bursa saham selama sepekan susut 1,96 persen menjadi Rp 9.087,68 triliun. Kapitalisasi pasar bursa merosot Rp 181,96 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.269,64 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, pasar saham dipengaruhi oleh sentimen dan pergerakan dari bursa global dalam sepekan, salah satunya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) sebesar 75 basis poin (bps).
“Pemangkasan pertumbuhan ekonomi global, kekhawatiran inflasi tinggi yang menyebabkan inflasi masih berpengaruh ke market ataupun berpengaruh ke instrument investasi berisiko tinggi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu, 18 Juni 2022.
Advertisement
Rata-Rata Nilai Transaksi Harian Bursa
Sementara itu, rata-rata volume transaksi bursa selama sepekan turun 1,37 persen menjadi 28,103 miliar saham dari 27,72 miliar saham pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga meningkat 0,30 persen menjadi Rp 17,23 triliun dari Rp 17,18 triliun pada pekan sebelumnya. Sedangkan rata-rata frekuensi harian bursa merosot 10,78 persen menjadi 1.381.605 transaksi dari 1.548.503 transaksi pada pekan sebelumnya.
Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 782,42 miliar. Namun, sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli Rp 69,21 triliun. Herditya menuturkan, aksi jual investor asing pada Jumat pekan ini dapat dikatakan wajar karena ingin cash put sembari menanti kepastian keadaan ke depannya dan hindari instrument berisiko terlebih dahulu.
Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG masih rawan koreksi untuk menguji 6.786-6.871. Sentimen yang pengaruhi ada pengumuman suku bunga acuan atau BI Rate dan mencermati sikap dari Bank Indonesia terhadap kejadian pekan ini.
"Namun tidak menutup kemungkinan di awal pekan terjadi penguatan di IHSG yang sifatnya temporer untuk menguji area 6.980-7.010,” kata dia.
Total Emisi Obligasi
Pada Senin, 13 Juni 2022, obligasi berkelanjutan IV SANF dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) resmi dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 750 miliar.
Hasil pemeringkatan PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi ini adalah masing-masing AA(idn) (Double A) dan idAA (Double A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 52 emisi dari 40 emiten senilai Rp64,20 triliun. T
otal emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 501 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp455,24 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 122 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 151 seri dengan nilai nominal Rp4.811,09 triliun dan USD205,99 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,34 triliun.
Advertisement