Triniti Land Tangkap Momentum Tepat di Tengah Inflasi

PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) mengaku tengah berada pada momentum yang tepat sehingga dapat memitigasi potensi kenaikan harga bahan baku akibat inflasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Jul 2022, 16:47 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2022, 16:47 WIB
PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land (Foto: Triniti Land)
PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land (Foto: Triniti Land)

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain di dunia, turut menghantui pertumbuhan sektor properti.

Meski begitu, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau disebut Triniti Land mengaku tengah berada pada momentum yang tepat sehingga dapat memitigasi potensi kenaikan harga bahan baku akibat inflasi.

Wakil Direktur Utama PT Perintis Triniti Properti Tbk, Bong Chandra mengatakan, perseroan telah melakukan kontrak ketersediaan bahan baku untuk proyek-proyek terdahulu yang sudah berjalan, sebelum terjadi kenaikan harga. Sementara untuk sejumlah proyek baru perseroan seperti di Lampung, Sentul dan juga Tanamori Labuan Bajo, saat ini tengah memasuki masa pre-selling.

Dengan asumsi pembangunan dilakukan satu tahun setelah preselling, maka harga bahan baku diharapkan dapat kembali normal.

"Proyek baru kebetulan kita masih dalam tahap pre selling. Jadi biasanya kita start pembangunan satu tahun dari pre selling. Saya pikir, 12 bulan ke depan harga yang sempat naik karena inflasi sudah mulai terkendali saat dimulai pembangunan,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Senin (18/7/2022).

Perintis Triniti Properti telah menyelesaikan proses land clearing seluas 7 ha untuk proyek Holdwell business Park di Lampung. Lalu untuk proyek Sequoia Hills di Sentul saat ini tengah dalam pengerjaan untuk marketing gallery yang diperkirakan rampung pada Juli 2022.

Sedangkan untuk proyek Tanamori di Labuan Bajo, saat ini tengah dalam proses pembangunan infrastruktur. Ketiga proyek baru ini diharapkan dapat menopang bisnis Perseroan hingga 10 tahun ke depan dengan total Gross Development Value sebesar Rp 27 triliun.

"Kita bersyukur, di timing saat semua bahan baku naik, kita sudah deal sebelum bahan baku naik. Saat mau mulai proyek baru kebetulan masih dalam fase pemasaran, belum masuk fase pembangunan,” imbuh Chandra.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Target Prapenjualan

Ilustrasi Triniti Land (Dok: Triniti Land)
Ilustrasi Triniti Land (Dok: Triniti Land)

Sebelumnya, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) mengincar marketing sales atau prapenjualan hingga Rp 1 triliun sampai akhir 2022.

Direktur Utama PT Perintis Triniti Properti Tbk, Ishak Chandra mengatakan, keyakinan itu merujuk pada marketing sales beberapa bulan terakhir yang berhasil dicatatkan rata-rata Rp 100 miliar tiap bulan.

"Target akhir tahun ini kita expect kurang lebih Rp 1 triliun untuk market sales kita,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Senin, 18 Juli 2022.

Sampai dengan paruh pertama tahun ini, perseroan telah mencatatkan marketing sales sebesar Rp 382,05 miliar atau meningkat 22,13 persen dari tahun sebelumnya. Proyek Sequoia Hills merupakan kontributor utama bagi marketing sales perseroan, yakni sebesar 39,06 persen atau Rp 149,2 miliar.

Ishak juga cukup optimistis mengenai prospek industri properti di tengah tren inflasi dan resesi global. Dia menuturkan, dalam situasi ketidakpastian ekonomi tinggi, aset investasi di sektor ini dinilai cukup aman.

"Inflasi di AS dan beberapa negara tinggi. Menurut saya, Investasi yang tahan inflasi cuma dua. Emas dan properti,” imbuh Ishak.

Ke depan, perseroan akan terus melakukan pengembangan-pengembangan proyek di berbagai wilayah di Indonesia seperti Lampung, Sentul dan juga Tanamori Labuan Bajo. Ketiga proyek baru ini diharapkan dapat menopang bisnis Perseroan hingga 10 tahun ke depan dengan total Gross Development Value sebesar Rp 27 triliun.

 

Triniti Land Bakal Catat Laba pada Kuartal III 2022 Melalui Proyek Ini

Salah satu proyek PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land (Dok: Perintis Triniti Properti)
Salah satu proyek PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land (Dok: Perintis Triniti Properti)

Sebelumnya, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau disebut Triniti Land akan melakukan serah terima proyek apartemen Collins Boulevard pada  Agustus 2022.

Perseroan diprediksi bisa membukukan pendapatan dan laba kembali pada kuartal III 2022 setelah sejak 2020 tidak bisa membukukan pendapatan dan laba karena mengikuti aturan PSAK 72 yang sudah diimplementasikan oleh perseroan sejak 2020.

"Terus terang kami sedang mengejar serah terima proyek Collins Boulevard pada bulan Agustus tahun ini karena besarnya marketing revenue kami tidak bisa dibukukan sejak tahun 2020, sehingga pembukuan kami menjadi negatif sejak tahun 2020,” Presiden Direktur dan CEO PT Perintis Triniti Properti Tbk, Ishak Chandra melalui keterangan resminya, Rabu (22/6/2022).

Kemudian, lewat serah terima tower perdana Collins Boulevard ini perseroan memproyeksi kenaikan booked revenue yang signifikan mulai akhir 2022.

 

Selanjutnya

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tower perdana Collins Boulevard yakni Hyde Residence yang berada di Tangerang merupakan proyek perusahaan yang terdiri dari 1.154 unit. 

Sementara itu Collins Boulevard merupakan proyek dengan jumlah unit sebanyak 2.443 unit. Rangkaian proyek ini memiliki berbagai fasilitas di antaranya 1k Jogging Track, Artrium Mall Plaza, Gym Studio, dua buah Grand Swimming Pool, Public Park, dan Curated Retail Store.

Triniti Land memiliki proyek baru yang sedang dikembangkan seperti Sequioa  Hill Sentul, Holdwell Business Park Lampung dan Tanamori Labuan Bajo. 

Tak hanya itu, perseroan memprediksi mulai akhir 2022 akan memperoleh marketing revenue sebesar Rp 900 miliar-Rp 1 triliun atau naik 100 persen ketimbang marketing revenue perseroan di akhir 2021 yang lalu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya