Kolaborasi WIR Asia dan DCI Indonesia Pastikan Perlindungan Keamanan Data di Metaverse

Kerja sama WIR dan DCII ini menandai kesiapan Indonesia memasuki dunia metaverse sekaligus menunjukkan perlindungan dan keamanan data merupakan salah satu prioritas.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 31 Agu 2022, 14:55 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2022, 11:18 WIB
Penandatanganan master service agreement oleh Executive Chairman and Co Founder WIR Group Daniel Surya dengan CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri, Rabu (31/8/2022) (Foto: Istimewa)
Penandatanganan master service agreement oleh Executive Chairman and Co Founder WIR Group Daniel Surya dengan CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri, Rabu (31/8/2022) (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT WIR Asia Tbk (WIRG), perusahaan teknologi berbasis augmented reality (AR), virtual reality (VR) dan artificial intelligence (AI) terkemuka di Asia Tenggara dan telah mendapatkan lima paten global untuk AR yang teregistrasi pada Patent Cooperation Treaty (PCT) berkolaborasi dengan PT DCI Indonesia Tbk (DCII), perusahaan yang bergerak dalam bidang industry penyedia jasa data center colocation.

Kerja sama WIR dan DCII ini menandai kesiapan Indonesia memasuki dunia metaverse sekaligus menunjukkan perlindungan dan keamanan data merupakan salah satu prioritas dalam pengembangan metaverse indonesia.

Kerja sama kedua perusahaan besutan anak bangsa ini ditandai dengan penandatanganan master service agreement oleh Executive Chairman and Co Founder WIR Group Daniel Surya dengan CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri di Bali saat gelaran Nexticorn berlangsung.

“Kerja sama ini merupakan langkah strategis terkait implementasi teknologi metaverse yang memerlukan dukungan infrastruktur data center yang aman, handal, stabil dan zero downtime”, ujar Toto Sugiri dalam keterangan resminya, Rabu (31/8/2022).

Toto Sugiri menjelaskan, data center atau pusat data adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk menyimpan banyak server dan salah satu fungsinya adalah untuk menampung traffic website atau aplikasi web. Agar traffic website atau aplikasi web lancar, pastinya pemilik website harus memilih data center terbaik.

Sementara itu, Kerja sama grup WIR dan DCII akan memastikan adanya perlindungan privasi dan keamanan data user yang memasuki dunia metaverse.

Perlindungan keamanan ini juga telah dimanifestasikan dalam Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang dapat menjadi dasar hukum perlindungan bagi masyarakat dalam penggunaan metaverse nantinya.

 

Membangun Metaverse

Metaverse
Ilustrasi metaverse. (Pexels.com/ThisIsEngineering)

Sedangkan, menurut Daniel Surya membangun metaverse memerlukan pengumpulan, pemrosesan dan distribusi data pribadi dengan konektivitas di mana-mana dengan ribuan kali penggunaannya sehingga kredibilitas pengelolaannya menjadi salah satu faktor penting.

"Kredibilitas perusahaan data center menjadi pertimbangan karena keamanan dan ketersediaan server di dunia digital telah menjadi prioritas utama bagi WIR Group, khususnya perlindungan infrastruktur informasi penting dari ancaman eksternal,” ujar Daniel.

Selain itu, kerja sama dengan data center besutan lokal Ini memungkinkan WIR Group untuk membangun metadata universe yang akan memudahkan user untuk berinteraksi dalam satu dunia dengan aman dan tanpa hambatan.

Seperti diketahui, metadata adalah informasi mengenai data dan sangat penting karena nantinya akan digunakan untuk mengidentifikasi data yang sangat aktif berinteraksi.

Saat ini, tidak hanya jaringan data komputer milik pemerintah, tetapi juga infrastruktur publik dan swasta lainnya termasuk Internet dan jaringan telepon, telah menjadi sasaran langkah-langkah keamanan yang perlu ditingkatkan.

"Kami di WIR Group akan sentiasa berupaya mengembangkan dan terus menyempurnakan mengembangan metaverse Indonesia baik platform, aplikasi, infrastruktur, maupun keamanan bagi pengguna metaverse di Indonesia,” pungkas Daniel.

 

Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT WIR Asia Tbk (WIRG), atau Grup WIR, emiten teknologi berbasis augmented reality (AR) membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 24,17 miliar, naik 43,3 persen hingga semester I 2022 dibandingkan semester 1 2021 sebesar Rp 16,69 miliar.

Sedangkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 21,85 miliar hingga semester I 2022. Laba tersebut tumbuh 43,30 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,24 miliar.

Dilansir dari siaran pers perusahaan, Jumat (18/82022), grup WIR mencatatkan total pendapatan konsolidasi Rp 650,71 miliar hingga semester I 2022. Pendapatan tersebut naik jika dibanding semester I 2021 yang hanya mencatatkan Rp 306,22 miliar. 

Dengan demikian, laba per saham yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 1,83 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,63.

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 590,60 miliar pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 150,31 miliar. Total liabilitas naik menjadi Rp 161,35 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 109,95 miliar. Perseroan membukukan aset Rp 751,96 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 260,27 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas dan setara kas Rp 18,99 miliar.

Secara performa YoY yang dikomparasi dengan kuartal II 2021, perseroan mengalami pertumbuhan dan performa yang sangat positif dengan kenaikan sebesar Rp 344,49 miliar atau 112 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Performa positif ini tetap ditunjang oleh pertumbuhan dan performa dari unit bisnis di bawah naungan Perseroan, yaitu AR&Co, DAV, dan MindStores yang menawarkan jasa pembangunan solusi dan penyediaan platform berbasis teknologi Augmented Reality, Virtual Reality, dan Artificial Intelligence. 

Akselerasi Pertumbuhan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Sedangkan, beban pokok pendapatan pada Q2 2022 tercatat sebesar Rp 580,73 miliar, atau alami peningkatan sebesar 116 persen YoY dari Rp 268,65 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan beban pokok pendapatan ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan pada kuartal II 2022. 

Adapun untuk beban usaha Grup WIR meningkat sebesar 122 persen YoY menjadi Rp 40,46 miliar pada kuartal II 2022 dibandingkan sebesar Rp 18,19 miliar pada kuartal II 2021. Peningkatan pada beban usaha terutama disebabkan oieh perluasan lini bisnis WIRG sejalan dengan pertumbuhan pendapatan Perseroan.

Direktur Utama Grup WIR, Michel Budi Wirjatmo mengatakan, setelah penawaran saham perdana yang dilakukan pada April 2022, WIRG konsisten merancang dan mengeksekusi strategi pertumbuhan dan bisnis Perseroan.

“Pencapaian Perseroan pada kuartal II 2022 ini menunjukkan performa yang sangat positif. Kami meyakini dengan strategi yang tepat, kami mampu menjaga kepercayaan pemegang saham dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis teknologi berbasis AR, VR, dan AI,” pungkas Michel.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya