RUPST GMF Aero Asia Rombak Susunan Pengurus

Pemegang saham menyetujui perubahan susunan pengurus PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) pada Jumat, 2 September 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Sep 2022, 16:42 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2022, 16:42 WIB
20150928-Garuda Resmikan Hanggar Terbesar di Dunia-Tangerang
Teknisi melakukan maintenance pesawat di Hanggar 4 GMF Aero Asia di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Hanggar ini menjadi hanggar perawatan pesawat berbadan kecil terbesar di dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) menyetujui perubahan susunan pengurus pada Jumat, 2 September 2022.

Direktur Utama GMF Aero Asia, Andi Fahrurrozi menuturkan, pemegang saham  yang hadir menyetujui untuk menyetujui pengangkatan kembali Maria Kristi Endah Murni  sebagai Komisaris.

Selain itu, RUPST juga memberhentikan dengan hormat Jaka Ari Triyoga  sebagai Direktur Line Operation dan menunjuk Mukhtaris sebagai Direktur Line Operation  yang baru dan memberhentikan dengan hormat Bapak Edward Okky Avianto sebagai Direktur  Keuangan dan menunjuk Salusra Satria sebagai Direktur Keuangan yang baru.

"Ada pemberhentian Direktur Keuangan dan Direktur Line Operation,” kata Andi dalam konferensi pers, Jumat (2/9/2022).

Dengan demikian, susunan pengurus GMF sebagaimana hasil keputusan RUPST adalah sebagai berikut: 

Komisaris 

Komisaris Utama : Rahmat Hanafi 

Komisaris Independen : Ali Gunawan 

Komisaris : Maria Kristi Endahmurni 

Komisaris Independen : Gatot Sulistiantoro Dewa Broto 

Komisaris Independen : Agit Atriantio 

 

Direksi 

Direktur Utama : Andi Fahrurrozi 

Direktur Keuangan : Salusra Satria 

Direktur Human Capital & Corporate Affairs : Pudjo Sarwoko 

Direktur Line Operation : Mukhtaris 

Direktur Business & Base Operation : Ananta Widjaja 

 

Selain itu, GMF mengesahkan laporan tahunan tahun buku 2021 dengan membukukan pendapatan  usaha sebesar USD 210,6 juta atau sekitar Rp 3,13 triliun dan menekan kerugian hingga 70 persen dibanding tahun  sebelumnya USD 94,5 juta atau Rp 1,4 triliun. 

Pendapatan ini merupakan hasil dari  upaya pemulihan berkelanjutan yang digalakkan dalam menghadapi pandemi COVID-19.  Langkah pemulihan berkelanjutan tersebut diwujudkan dengan perbaikan kinerja fundamental  melalui strategi menjaga bisnis lebih lean dan mengatur belanja modal agar lebih efektif.  

Upaya diversifikasi bisnis yang telah dicanangkan pada 2020 pun mulai menunjukkan hasil pada 2021, di antaranya pada segmen industri pertahanan dan power services.

Upaya Pemulihan

20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, pada  Desember 2021, GMF berhasil mendatangkan dan melakukan perawatan pada pesawat  Hercules C130 pertama milik Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia. Dari sisi  pendapatan, segmen power services dan industri pertahanan berhasil mencatatkan  peningkatan lebih dari 100 persen  dibanding tahun sebelumnya.  

"Upaya pemulihan sangat ditopang  dengan penetrasi pada sektor-sektor yang tidak terlalu terdampak pandemi di antaranya  power services, industri pertahanan, business and private jets, serta perawatan pesawat kargo.  Catatan lainnya adalah GMF mengalami peningkatan volume pekerjaan perawatan berat  terutama dari pesawat kargo luar negeri,” ujar dia.

GMF yang mencanangkan visi baru yakni menjadi  perusahaan MRO yang paling bernilai bagi pemangku kepentingan pun turut mencatatkan  perbaikan earnings before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) yang signifikan  pada 2021. 

"2021 adalah momentum pembenahan komprehensif untuk  mempertahankan likuiditas dan meningkatkan kinerja fundamental keuangan,” jelasnya.

 

 

 

Menggeliatnya Penerbangan Sipil

20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, kembali menggeliatnya penerbangan sipil dunia juga membuka peluang bagi GMF untuk melakukan reaktivasi pada pesawat-pesawat yang berstatus grounded selama adanya  pembatasan perjalanan.

Lalu, telah selesainya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang  (PKPU) induk usaha, Garuda Indonesia, dan adanya komitmen Garuda Indonesia untuk  merancang langkah bisnis perbaikan kinerja perlu didukung oleh GMF dengan menyiapkan  armada-armada Garuda Indonesia agar dapat dioperasikan secara optimal kembali. 

"Dengan bangkitnya industri penerbangan dan meningkatnya arus lalu lintas udara, GMF  harus siap dengan peningkatan permintaan reaktivasi pesawat. Untuk saat ini, permintaan  reaktivasi dari maskapai Garuda Indonesia Group, khususnya pesawat berbadan kecil menjadi prioritas kami dan telah memenuhi seluruh slot yang ada pada fasilitas hanggar kami,”  tambah Andi. 

Andi juga menyebutkan, penuhnya slot hanggar hingga akhir 2022 pun juga dikontribusikan oleh  tingginya permintaan perawatan pesawat Boeing 747 yang mayoritas permintaannya datang  dari customer internasional. 

Garap Lahan di Bandara Sultan Hasanuddin

Garuda Maintenance Facility.
Garuda Maintenance Facility. (Foto: GMF)

Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) untuk kerja sama pengelolaan lahan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Bertempat di Kantor Angkasa Pura I, nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF Aero Asia Andi Fahrurrozi dan Direktur Utama AP I Faik Fahmi pada 26 Oktober 2021.

Nota kesepahaman ini menjadi landasan awal bagi GMF Aero Asia dan AP I untuk melakukan penjajakan kerja sama pengelolaan lahan milik AP I di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Yakni untuk pengembangan dan operasional hanggar ke depannya.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, posisi Makassar tergolong strategis untuk menggarap pasar di kawasan Indonesia bagian tengah dan timur.

Ia menilai, transportasi udara di kawasan Indonesia tengah dan timur menjadi salah satu tumpuan dalam mendorong pergerakan penumpang maupun kargo. Hal itu lantaran transportasi udara menawarkan akses yang lebih mudah dan cepat dibandingkan moda transportasi lainnya.

“Ini menjadikan Makassar sebagai pasar yang potensial untuk menjangkau kawasan Indonesia tengah dan timur,” ungkap Faik dalam keterangan resmi, Rabu (27/10/2021).

Untuk menangkap potensi ini, kolaborasi antara kedua pihak dalam mengelola lahan tersebut dimaksudkan untuk menarik investor dalam pembangunan hanggar beserta fasilitas pendukungnya. Sehingga menciptakan multiplier effect seperti pembukaan lapangan kerja, akselerasi ekonomi, serta nilai tambah bagi pemangku kepentingan.

Kolaborasi ini juga sejalan dengan rencana bisnis GMF dalam menangkap peluang perawatan pesawat saat momentum industri aviasi bangkit kembali.

 

Perkuat Industri Aviasi

20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Hanggar milik Garuda Indonesia ini tersebut kekurangan teknisi pada tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi mengakui, pandemi yang saat ini memukul sektor aviasi mendorong GMF untuk memastikan strategi pemulihan kinerja dapat terimplementasi secara maksimal.

"Strategi recovery memang masih menjadi fokus kami saat ini. Namun demikian, kami optimis bahwa industri aviasi dapat segera pulih dalam beberapa tahun ke depan. Kolaborasi ini menjadi kesempatan bagi kami untuk mempersiapkan diri dalam menangkap peluang dan mengantisipasi momentum tersebut,” tutur Andi.    

Dengan mengoperasikan hanggar di Makassar yang memiliki kedekatan lokasi dengan customer di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, kemudahan akses yang ditawarkan ini diharapkan dapat membantu menekan biaya operasional operator penerbangan dan memperkuat industri aviasi di kawasan domestik. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya