Rupiah Bayangi Laju IHSG, Awasi Rekomendasi Saham Hari Ini 5 Januari 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.789-6.956 pada Kamis, 5 Januari 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jan 2023, 08:24 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2023, 08:24 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis, (5/4/2023). Harga komoditas dan rupiah membayangi laju IHSG pada Kamis pekan ini.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya mengatakan, pergerakan IHSG masih memperlihatkan peluang tekanan di tengah fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar rupiah.

Namun, ia menilai, peluang kenaikan IHSG dalam jangka pendek hingga panjang masih terbuka lebar yang terlihat dari kondisi fundamental ekonomi yang masih cukup kuat.

"Sehingga peluang koreksi dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan harapan capital gain yang cukup besar,” ujar dia dalam catatannya.

Ia perkirakan, IHSG di kisaran 6.789-6.956 pada Kamis pekan ini.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG terkoreksi 1,1 persen ke 6.813 tetapi koreksi IHSG masih tertahan oleh MA20.

“Waspadai akan adanya koreksi lanjutan IHSG apabila menembus 6.786 sebagai support terdekatnya,  di mana IHSG akan mengarah ke 6.760-6.797,” ujar dia.

Ia mengatakan, selama IHSG masih bergerak di atas 6.715, posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave (y) dari wave [x] dan berpeluang untuk menguji resistance terdekat di 6.953 hingga ke 7.023.

Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.786,6.715 dan resistance 6.953,7.090.       

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Industri Farmasi dan Sido Muncul Tbk (SIDO).

Sedangkan William memilih saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Astra International Tbk (ASII). Selain itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Teknikal

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness

Saham BBRI ditutup terkoreksi 1,6 persen ke 4.770 dan disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan.

"Kami perkirakan, posisi BBRI sedang berada pada bagian dari wave [y] dari wave 4, sehingga BBRI masih rawan melanjutkan koreksinya dan dapat dimanfaatkan untuk BoW," tutur dia.

Buy on Weakness: 4.640-4.710

Target Price: 4.900, 5.050

Stoploss: below 4.560

 

2.PT Harum Energy Tbk (HRUM) - Buy on Weakness

Saham HRUM ditutup terkoreksi 0,6 persen ke 1.625 disertai dengan munculnya volume penjualan. Selama tidak terkoreksi ke bawah 1.590 sebagai stoplossnya, maka posisi HRUM saat ini sedang berada di awal wave [iii] dari wave C.

Buy on Weakness: 1.600-1.620

Target Price: 1.700, 1.830

Stoploss: below 1.560

 

3.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Buy on Weakness

Saham INDF ditutup menguat 1,5 persen ke 6.850 dan disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatan INDF masih tertahan oleh MA20. Selama INDF masih mampu berada di atas 6.675 sebagai stoplossnya, posisi INDF saat ini sedang berada di awal wave (iii) dari wave [iii].

Buy on Weakness: 6.775-6.825

Target Price: 7.000, 7.150

Stoploss: below 6.675

 

4.PT Industri Farmasi dan Sido Muncul Tbk (SIDO) - Spec Buy

Saham SIDO ditutup menguat 1,3 persen ke 765 disertai dengan volume pembelian yang cukup tinggi. Selama SIDO tidak terkoreksi ke bawah 730 sebagai stoplossnya, maka posisi SIDO saat ini sedang berada di awal wave (c) dari wave [iii].

Spec Buy: 740-750

Target Price: 775, 800

Stoploss: below 745

 

 

 

Penutupan IHSG pada 4 Januari 2023

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan saham Rabu, (4/1.2023). Mayoritas indeks sektor saham tertekan dengan sektor energi memimpin koreksi.

Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,1 persen ke posisi 6.813,23. Indeks LQ45 anjlok 1,27 persen ke posisi 928,53. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.900,60 dan terendah 6.813,23.

Sebanyak 369 saham melemah sehingga menekan IHSG. 164 saham menguat dan 173 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.194.895 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.598.

Indeks sektor saham (IDX-IC) mayoritas berada di zona merah kecuali sektor saham teknologi naik 0,24 persen. Sementara itu, sektor saham energi merosot 3,2 persen, dan pimpin koreksi. Diikuti sektor saham basic tergelincir 0,51 persen, sektor saham industri tertekan 2,12 persen, dan sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,25 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal merosot 0,80 persen, sektor saham kesehatan susut 1,78 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,63 persen, sektor saham properti turun 1,04 persen, sektor saham infrastruktur melemah 1,01 persen dan sektor saham transportasi turun 1,54 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG lebih dipengaruhi sentimen global. Hal ini ditunjukkan dari koreksi bursa saham Amerika Serikat atau wall street pada Selasa, 3 Januari 2023.

“Ditambah bursa saham Asia yang bervariasi. Ditambah adanya proyek ekonomi global dari IMF yang mengatakan akan ada ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia mengatakan, saham kapitalisasi pasar besar juga terkoreksi sehingga menekan IHSG.

Bursa Saham Asia pada 4 Januari 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Rabu, 4 Januari 2023 bervariasi. Indeks Hang Seng Hong Kong pimpin penguatan di bursa saham Asia Pasifik seiring investor menanti risalah the Federal Reserve (the Fed).

Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 3,08 persen dan memimpin penguatan di Asia Pasifik. Indeks Hang Seng teknologi mendaki lebih dari 3,08 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,22 persen ke posisi 3.123,52. Indeks Shenzhen melemah 0,2 persen ke posisi 11.095,37.

Indeks ASX 200 mendaki 1,63 persen ke posisi 7.059,2. Indeks Kospi Korea Selatan mendaki 1,79 persen ke posisi 2.255,98. Indeks Kosdaq melemah 1,29 persen ke posisi 683,67.

Indeks Nikkei 225 melemah 1,44 persen ke posisi 25.716,86. Indeks Topix merosot 1,22 persen ke posisi 1.868,15 seiring indeks manufaktur Jepang pada Desember melemah sehingga masuk teritori kontraksi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya