4 Perusahaan Jadi Emiten Pendatang Baru di BEI pada Hari Ini 6 Januari 2023

Mengawali 2023, ada empat emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Siapa sajakah?

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Jan 2023, 09:09 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2023, 09:09 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan empat emiten pendatang baru sekaligus pada awal 2023. Empat emiten baru tercatat pada Jumat (6/1/2023).

Mengutip keterbukaan BEI, empat emiten itu antara lain PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk, PT Mitra Tirta Buwana Tbk, PT Data Sinergitama Jaya Tbk dan PT Citra Buana Prasida Tbk.

PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham BEER, dan sebagai perusahaan tercatat ke-1 pada 2023 di BEI.

Perseroan mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 800 juta saham. Harga penawaran saham Rp 220 per saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

Selanjutnya PT Mitra Tirta Buwana Tbk sebagai perusahaan tercatat ke-2 pada 2023 dengan memakai kode saham SOUL. Perseroan mencatatkan saham perdana di papan akselerasi. Perseroan menawarkan saham ke publik sebanyak 270 juta unit saham dengan harga pelaksanaan Rp 110 per saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Perseroan juga menerbitkan waran seri I sebanyak 67,50 juta waran atau 8,31 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Harga pelaksanaan waran Rp 100. Perseroan telah menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia dan PT Wanteg Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

 

Pendatang Baru Lainnya

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemudian  PT Data Sinergitama Jaya Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan dengan kode saham ELIT. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-3 pada 2023 yang telah menawarkan 500 juta saham ke publik dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Harga penawaran saham Rp 120 per saham.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran sebanyak 250 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah tersebut setara 16,32 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh, Adapun harga pelaksanaan waran Rp 150. Perseroan telah menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

Kemudian PT Citra Buana Prasida Tbk mencatatkan saham perdana di BEI dengan kode CBPE.  PT Citra Buana Prasida Tbk menjadi perusahaan tercatat ke-4 pada 2023. Perseroan mencatatkan saham perdana di papan pengembangan. Sebelumnya, perseroan telah menawarkan 271,25 juta saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Adapun harga penawaran saham perdana Rp 150 per saham. Perseroan telah menunjuk PT Panin Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

OJK: 64 Perusahaan Antre Himpun Dana di Pasar Modal, Ada IPO Jumbo pada 2023

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) bernilai lebih dari Rp1 triliun di bursa pada 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan, IPO di atas Rp1 triliun masih dalam proses dan ada di pipeline OJK. Kemungkinan, IPO tersebut masuknya tahun depan."Tidak hanya satu, masih dalam proses dan pipeline. Kapan akan masuknya, Insya Allah masuk pada tahun depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, ditulis Jumat (30/12/2022).

Inarno menuturkan, rencana tersebut masih bergantung dengan calon emiten, kondisi pasar dan lainnya.

"Tentunya tergantung daripada emitennya juga, pasarnya juga dan tentunya masih banyak kemungkinan yang terjadi," kata dia.

Dia menyebutkan, terdapat 64 calon emiten yang berada di pipeline OJK pada 2023.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, penggalangan dana di pasar modal sudah mencapai Rp 226,49 triliun hingga 30 November 2022. Saat ini juga masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai Rp 96,2 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, untuk penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 226 triliun hingga akhir November 2022.

"Untuk yang fundrise, saat ini kita sudah mencapai Rp 226 triliun sampai dengan 30 November 2022 dan saat ini pun itu masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai sampai saat ini Rp 96,2 triliun,” kata Inarno dalam RDK OJK, Selasa, 6 Desember 2022.

 

OJK Optimistis pada 2023

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan demikian, OJK cukup optimistis pertumbuhan pada 2023. "Jadi kalau dikatakan bagaimana dengan 2023 kami masih cukup optimis growthnya cukup baik, karena dari pipeline 91. Saya rasa tidak bisa terakomodir semua pada 2022, dan akan di carry over pada 2023,” kata dia. 

Inarno juga mengatakan, target penggalangan dana pada tahun depan masih cukup optimistis mengingat pipeline masih ada 91 perusahaan. 

"Kami masih cukup optimis mengingat saat ini di pipeline juga masih ada 91 company dimana total amount nya sekitar Rp 96,2 triliun dan juga kami lihat di pipeline saat ini untuk IPO masih ada 57 company yang akan listing di pipeline, kemungkinan besar akan di carry over 2023,” kata dia.

Dia menambahkan, pada 2023, OJK optimistis menargetkan Rp 152,7 triliun terdiri dari EBUS Rp 109,47 triliun, lalu IPO Rp 22,1 triliun dan PUT Rp 21,5 triliun. 

"Jadi tentunya ini kita masih cukup optimis mengingat pipeline yang ada saat ini juga masih cukup banyak,” ujar dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya