Liputan6.com, Jakarta - PT Era Digital Media Tbk (AWAN) atau EDM membidik pertumbuhan laba bersih 100 persen usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Era Digital Media Shaane Harjani mengatakan, pihaknya juga menargetkan pertumbuhan pendapatan perseroan hingga 20 persen pada 2023.
Baca Juga
"Kalau di EDM mungkin 10-20 persen (untuk pendapatan) dan laba bersih 100 persen yang berasal dari kenaikan anak usaha," kata Shaane saat ditemui di BEI, Selasa (18/4/2023).
Advertisement
Dia bilang, sumber pendapatan Era Digital Media berasal dari konten SMS dan komputasi awan. Akan tetapi, di masa depan perseroan meyakini pendapatan akan lebih besar di segmen komputasi awan.
Sementara itu, dalam rangka mencapai target pendapatan dan laba bersih tersebut, Era Digital Media bakal gencar melakukan pemasaran atau marketing.
"Kita dengan adanya dana IPO kita akan melakukan marketing yang lebih strong dengan meluncurkan produk produk baru dan mesti diliat dari pendapatan tahun lalu yang komputasi awan naik 350 persen dibandingkan 2021," kata dia.
Gerak Saham AWAN
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 18 April 2023, saham AWAN melonjak 35 persen ke posisi Rp 135 per saham. Saham AWAN dibuka naik Rp 35 dari harga perdana Rp 135 per saham. Saham AWAN berada di level terendah dan tertinggi Rp 135 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.928 kali. Total volume perdagangan 6.475.218 lot saham. Nilai transaksi Rp 69,1 miliar.
IPO AWAN
Sebelumnya, dalam penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), AWAN melepas 75.000.000 saham dengan harga yang dipatok sebesar Rp 100 – Rp110 lembar saham.
Dari hasil bookbuilding, terbentuk harga penawaran umum final sebesar RP 100 per saham sehingga dana IPO yang akan diperoleh perseroan adalah sebesar Rp 75 miliar.
Adapun penggalangan dana IPO tersebut akan digunakan untuk investasi pada entitas anak PT Era Awan Digital (Eranyacloud) sebanyak 80 persen dan sisanya untuk menambah modal kerja EDM sebanyak 20 persen dari total dana hasil IPO setelah dikurang biaya-biaya terkait IPO.
Shanee menyampaikan apresiasi sepenuhnya kepada seluruh investor yang telah berpartisipasi atas kepercayaannya berinvestasi di AWAN.
"Hari ini merupakan babak baru dalam sejarah perjalanan EDM dan Eranyacloud. Dengan resmi melantai di BEI, kami semakin dekat menuju visi kami yaitu menjadi perusahaan teknologi yang terus berinovasi dalam mengembangkan produk maupun jasa dengan pelayanan terbaik di Indonesia. Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kami sejak proses awal IPO, mulai dari para penjamin pelaksana dan penjamin emisi efek, Lembaga dan profesi penunjang pasar modal, regulator, serta seluruh karyawan dari EDM dan Eranyacloud,” kata Shaane.
Advertisement
Dana IPO
Shaane menambahkan, dari 80 persen dana IPO yang akan disalurkan kepada entitas anak Eranyacloud, 70 persen dana akan digunakan untuk pembelian 189 server yang akan dipergunakan untuk penambahan kapasitas server.
Selain itu juga akan digunakan sebagai pengembangan beberapa produk baru yang rencananya launching pada 2023, produk tersebut diantaranya adalah Eranyacloud Dashboard, Simple Storage Service (S3 Storage), Content Delivery Network (CDN) dan GPU Server (Graphics Processing Unit).
Sedangkan sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja Eranyacloud meliputi gaji dan kesejahteraan karyawan, sewa kantor, harga pokok penjualan (HPP), kegiatan pemasaran, sertifikasi perusahaan dan pengembangan karyawan untuk mendukung pemasaran, pengembangan produk dan operasional Eranyacloud.
Hingga akhir periode penawaran umum, AWAN mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 114,8 kali kali pada pemesanan penjatahan terpusat atau pooling allotment.
Menanggapi hal ini, Head of Equity dari Samuel Sekuritas Indonesia Joseph Soegandhi, selaku salah satu penjamin pelaksana emisi efek berpendapat bahwa fenomena ini mencerminkan kepercayaan yang luar biasa oleh masyarakat Indonesia atas prospek kinerja fundamental AWAN pada masa yang akan datang.
"Mengingat industri Cloud Computing Indonesia yang masih didominasi oleh pemain besar dunia sepeti Amazon Web Service, Google Cloud, Alibaba Cloud, dan Microsoft Azure, kehadiran AWAN akan menjadi alternative yang segar bagi masyarakat Indonesia untuk mendukung perusahaan Cloud Computing Service milik tanah air," imbuhnya.