Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur Base Tranceiver Station (BTS) dan infrastruktur pendukung paket 1,2,3,4 dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2020 sampai dengan 2022 menemui babak baru. Hal ini setelah Kejaksaan Agung telah menetapkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate sebagai tersangka.
Lantas, bagaimana pergerakan saham PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) pada Rabu (17/5/2023)?
Baca Juga
Mengutip data RTI, saham MORA naik 0,43 persen ke posisi Rp 464 per saham. Saham MORA dibuka stagnan Rp 462 per saham. Saham MORA berada di level tertinggi Rp 472 dan terendah Rp 458 per saham. Total frekuensi perdagangan 64 kali dengan volume perdagangan 25.538 lot saham. Nilai transaksi Rp 1,2 miliar.
Advertisement
Dalam sepekan ini saham MORA terkoreksi sebesar 3,36 persen dan secara year to date terkoreksi 17,86 persen.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung telah menetapkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2020 sampai dengan 2022. Atas penetapan ini, Kejagung akan menahan Johnny di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung selama 20 hari ke depan.
"Penyidik telah tingkatkan status yang bersangkutan menjadi tersangka dan selanjutnya dilakukan penahanan 20 hari ke depan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung," kata Dirdik Jampidus Kuntadi di Kejagung, Rabu, 17 Mei 2023.
Mantan Dirut Moratelindo Jadi Tersangka
Sebelum Johnny G.Plate, ada lima tersangka yang ditetapkan tersangka, salah satunya mantan Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia Tbk, Galubang Menak (GMS).
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 Januari 2023, manajemen Moratelindo menjelaskan, penetapan tersangka direktur utama perseroan oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia didasarkan pada kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur base korupsi penyediaan infrastruktur base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1,2,3,4 dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Tahun 2020-2022.
Kasus itu bermula pada 28 Oktober 2022, di mana pihak kejaksaan melakukan penggeledahan di Kantor Perseroan dan beberapa tempat yang diduga memiliki keterkaitan dengan kasus di atas. Pada 4 Januari 2023 dilakukan permintaan keterangan dan pemeriksaan di Kantor Kejaksaan Agung Republik Indonesia terhadap direktur utama perseroan sebagai saksi terhadap dugaan ksus di atas yang kemudian pada tanggal dan hari yang sama Perseroan menerima perkembangan informasi dari Kejaksaan Agung Republik Indonesia kalau telah dilakukan penahanan dan penetapan tersangka terhadap direktur utama perseroan yang lokasi penahanannya di Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
Mantan Dirut Moratelindo Mengundurkan Diri
Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia Tbk Galumbang Menak pun mengundurkan diri. Manajemen PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) telah menerima surat pengunduran diri pada 26 Januari 2023 dari anggota direksi atas nama Galumbang Menak selau Direktur Utama Moratelindo.
Sekretaris Perusahaan PT Mora Telematika Indonesia Tbk, Henry Rumopa menuturkan, selanjutnya sesuai dengan Pasal 14 ayat (9) Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 8 ayat (3) POJK 33/2014, Perseroan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota direksi Mora Telematika Indonesia.
“Dan perubahan susunan anggota direksi perseroan sesegera mungkin dengan memperhatikan waktu pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan anggaran dasar perseroan,” ujar Henry dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat, 27 Januari 2023..
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Mora Telematika Indonesia (Persero) Tbk (MORA) atau disebut Moratelindo mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. MORA membukukan pendapatan Rp 4,64 triliun pada 2022, meningkat 11 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,18 triliun.
Mengutip laporan keuangan Mora Telematika Indonesia, ditulis Senin (6/3/023), Beban langsung hingga akhir 2022 mencapai Rp 1,89 triliun atau meningkat 15,24 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 1,64 triliun.
Dengan demikian, laba kotor Mora Telematika Indonesia naik 8,69 persen menjadi Rp 2,75 triliun pada 2022 dari Rp 2,53 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan peningkatan laba usaha 1,29 persen menjadi Rp 1,56 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,54 triliun.
Hingga akhir 2022, Mora Telematika Indonesia mengantongi laba bersih sebesar Rp 579,50 miliar. Laba perseroan naik tipis 0,10 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 578,92 miliar
Sementara itu, aset Mora Telematika Indonesia senilai Rp 14,91 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 14,56 triliun. Kemudian, liabilitas MORA Rp 8,68 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 10 triliun. Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 6,2 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 4,55 triliun.