Liputan6.com, Jakarta - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 40 juta atau Rp 594,20 miliar (asumsi kurs Rp 14.855 per dolar AS) pada 2023. Ini mengingat, Austindo Nusantara Jaya perlu melakukan pemeliharaan dan juga replanting (penanaman kembali) tanaman-tanaman yang sudah tua.
Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya, Nopri Pitoy mengatakan, pihaknya telah menyiapkan belanja modal untuk beberapa hal, salah satunya agar produksi sawit tetap terjaga.
Baca Juga
"Kalau capex kita di 2023 lumayan banyak USD 40 juta, sebagian besar hampir USD 10 juta kita pakai untuk kebun-kebun kita yang sudah tua dan sudah kurang produktif untuk menunjang profitability kita dan juga untuk memastikan produksi kita tetap terjaga," kata Nopri dalam paparan publik, Rabu (7/6/2023).
Advertisement
Selain itu, sisanya untuk belanja modal rutin yang dialokasikan untuk kebun perseroan di lima lokasi. Bahkan, perseroan juga menggelontorkan belanja modal untuk pembangunan pabrik kompos dan jetty (dermaga) di Kalimantan Barat.
"Kemudian ada juga strategic capex yang kita keluarkan seperti untuk pembangunan pabrik kompos, membangun jetty di Kalimantan Barat untuk melakukan transfer penjualan CPO melalui jetty tersebut," kata dia.
Dia bilang, perseroan juga membuat waduk serta kanal-kanal dalam rangka melakukan mitigasi kebakaran di Kalimantan Barat. Sebab, tempat tersebut sangat rawan terjadi kebakaran.
"Sementara itu penyerapan belanja modal masih sesuai dengan target baru dua, kuartal I 2023 kira-kira 25-30 persen sudah diserap," ujar dia.
Austindo Nusantara Jaya Kucurkan Dividen Rp 27,8 per Saham
Sebelumnya, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 27,8 per saham untuk tahun buku 2022. Hal itu telah sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 yang berlangsung pada Rabu, 7 Juni 2023.
"Kami akan membagikan dividen sebesar Rp 27,8 per saham. Dividen payout ratio sekitar 30 persen (dari laba bersih tahun lalu)," kata Manajemen Austindo Nusantara Jaya dalam paparan publik, Rabu (7/6/2023).
Pembagian dividen tersebut akan dilakukan pada 7 Juli 2023. Pada RUPST tersebut, para pemegang saham Austindo Nusantara Jaya juga telah menyetujui antara lain terkait perubahan susunan dewan komisaris dan direksi. Dengan begitu, RUPST 2023 ini telah menyetujui pengunduran diri Istama Tatang Siddharta sebagai Komisaris Perseroan yang berlaku efektif sejak tanggal penutupan RUPST.
Rombak Susunan Pengurus
Kemudian, RUPST juga telah menyetujui perubahan susunan direksi Austindo Nusantara Jaya sehubungan dengan pengangkatan Mohammad Fitriyansyah sebagai Direktur ANJT yang berlaku efektif sejak tanggal penutupan RUPST, Fitriyansyah telah bergabung dengan ANJ sejak 2017.
Adapun saat ini ia juga merupakan Direktur Utama pada beberapa anak perusahaan ANI, seperti PT Austindo Nusantara Jaya Agri, PT Permata Putera Mandiri dan PT Putera Manunggal Perkasa serta sebagai Direktur pada beberapa anak perusahaan ANJ lainnya.
Sebagaimana diketahui, Fitriyansyah memiliki pengalaman lebih dari 31 tahun di bidang Teknik, Pengadaan dan Manajemen Konstruksi dalam proyek infrastruktur (jalan dan jembatan), pembangkit listrik, distribusi tenaga listrik serta pabrik minyak dan gas.
Advertisement
Susunan Dewan Pengurus
Berikut ini merupakan susunan dewan komisaris dan direksi teranyar:
Dewan Komisaris :
1. Komisaris Utama (Independen) : Adrianto Machribie
2. Komisaris : George Santosa Tahija
3. Komisaris : Sjakon George Tahija
4. Komisaris : Anastasius Wahyuhadi
5. Komisaris Independen : J. Kristiadi
6. Komisaris Independen : Darwin Cyril Noerhadi
7. Komisaris : Istini Tatiek Siddharta
Direksi :
1. Direktur Utama : Lucas Kurniawan
2. Wakil Direktur Utama : Geetha Govindan
3. Direktur : Naga Waskita
4. Direktur : Aloysius D'Cruz
5. Direktur : Nopri Pitoy
6. Direktur : Mohammad Fitriyansyah
Direktur Utama Austindo Nusantara Jaya Lucas Kurniawan mengatakan, pada kuartal I 2023, perseroan membukukan pendapatan sebesar USD 50,88 juta, turun 32,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Perseroan membukukan pendapatan sebesar USD 50,88 juta," kata Lucas.
Sementara itu, Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya, Nopri Pitoy menjelaskan, kontribusi pendapatan ANJT bersumber dari CPO mencapai USD 50,08 juta. Walaupun saat ini harga CPO terkoreksi disebabkan oleh produksi yang akan memasuki puncak produksi, pihaknya mempercayai bahwa tren harga CPO dalam jangka panjang masih bullish.
Faktor yang Pengaruhi Harga Jual CPO
Menurut ia, faktor yang mempengaruhi harga jual CPO antara lain seperti gangguan pasokan dan krisis energi akibat ketegangan politik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia serta eskalasi konflik antara China dan Taiwan. Selain itu, potensi El Nino juga akan mengganggu pasokan global dan produksi kelapa sawit
Nopri juga menjelaskan strategi yang akan akan dilakukan perusahaan pada 2023 adalah dengan melakukan replanting (penanaman kembali) pada kebun-kebun yang berusia tua dan tidak produktif untuk tetap menjaga profil usia tanaman yang seimbang.
Strategi ini akan mempercepat pertumbuhan di masa depan seraya mempertahankan profitabilitas dan arus kas.
Hingga kuartal I 2023, profil usia tanaman kami 45 persen dalam kondisi prima karena berada di usia 8 sampai 20 tahun. Berikutnya 24 persen tanaman sawit kami adalah tanaman muda dan profil usia tanaman tua terdapat sebanyak 14 persen. Kondisi ini adalah hasil dari penanaman kembali yang dilakukan oleh perusahaan sejak tahun 2015 hingga saat ini.
Tak hanya itu, hingga kuartal I 2023, total lahan yang telah dilakukan penanaman kembali seluas 9.586 hektar, termasuk 370 hektar yang dilakukan pada kuartal I 2023.
Dia bilang, strategi lainnya yang juga akan diterapkan untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital menggunakan GIS dan EPMS (Electronic Plantation Mobile Solution). Beberapa inovasi juga akan dijalankan untuk mengurangi dampak cuaca ekstrim akibat perubahan iklim, seperti pengomposan, drip fertigation dan pengelolaan air.
"Kami berharap dengan menjalankan strategi keseimbangan usia tanaman melalui program replanting agar dapat meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang dan menjaga pertumbuhan di masa depan Kami akan terus melanjutkan praktik perkebunan yang berkelanjutan dengan inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital, serta mencapai ambisi ESG kami," ujar dia.
Advertisement