Wall Street Anjlok Terseret Sentimen Kebijakan Suku Bunga The Fed

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street jatuh pada perdagangan Selasa, 20 Juni 2023. Pelaku pasar menanti pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jun 2023, 07:15 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2023, 07:15 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Selasa, 20 Juni 2023. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Selasa, 20 Juni 2023. Hal ini setelah reli yang mendorong pasar ke level yang tidak terlihat lebih dari setahun terhenti.

Dikutip dari CNBC, Rabu (21/6/2023),pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones jatuh 245,25 poin atau 0,72 persen menjadi 34.053,87. Indeks S&P 500 merosot 0,47 persen ke posisi 4.388,71. Indeks Nasdaq susut 0,16 persen menjadi 13.667,29.

“Kami mengalami kemajuan yang signifikan. Ketika kita memasuki pekan baru meskipun liburan singkat, kita harus menemukan alasan yang kredibel untuk terus mendorong indeks lebih tinggi melawan sentimen negatif yang masih ada sekitar potensi resesi dan potensi the Fed yang tetap ketat terhadap inflasi,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan seperti dikutip dari CNBC.

Adapun sektor saham energi menjadi penghambat terbesar di indeks S&P 500. Sektor saham energi turun lebih dari 2 persen. Sementara itu, Intel, Nike, dan Boeing menyeret Dow Jones dengan masing-masing turun lebih dari 3 persen.

Sementara itu, saham homebuilders mengungguli setelah laporan perumahan yang lebih kuat dari perkiraan. Saham PulteGroup, D.R Horton dan Lennar masing-masing lebih tinggi dari 1 persen. Di sisi lain, saham Nvidia juga melawan tren, dengan naik lebih dari 2 persen. Sedangkan indeks utama merosot.

Investor keluar dari pekan yang kuat. Indeks S&P 500 mencapai level tertinggi sejak April 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan kinerja mingguan terbaik sejak Maret dengan tolok ukur pasar naik 2,6 persen. Indeks Nasdaq bertambah 3,25 persen. Indeks S&P 500 juga mencatat kenaikan dalam lima minggu berturut-turut yang pertama sejak November 2021, dan minggu positif yang kedelapan berturut-turut untuk indeks Nasdaq. Kinerja yang sebelumnya dicapai pada 2019.

Investor tampaknya menerima keputusan bank sentral untuk menahan suku bunga acuan pada Juni pekan lalu. Ketua the Federal Reserve atau bank sentral AS Jerome Powell menuturkan, bank sentral belum membuat keputusan tentang kebijakan menjelang pertemuan Juli. Namun, pembuat kebijakan memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada akhir tahun ini.

 

Respons Investor

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Keputusan untuk melewatkan kenaikan suku bunga pada Juni mematahkan rentetan 10 kali kenaikan suku bunga berturut-turut. Terlepas dari desakan Powell, kebijakan the Fed ke depan akan tetap tergantung pada data, saham telah meningkat. Dalam pekan yang terakhir 14 Juni,

Keyakinan investor naik menjadi 45,2 persen dari 27,4 persen beberapa pekan lalu, menurut American Association of Individual Investors. Itu adalah level tertinggi sejak November 2021.

Adapun wall street sedang mencoba mengukur bagaimana sentimen pasar yang kuat pekan lalu akan bertahan dalam minggu perdagangan yang singkat dan minim data ekonomi.

“Kami percaya pasar saham sangat meregang karena pelaku pasar khawatir kehilangan potensi pasar bull baru,” ujar Chief US Equity Strategist Morgan Stanley, Mike Wilson.

Pelaku pasar menyerap data pembangunan perumahan Amerika Serikat pada Mei 2023 yang melampaui harapan. Ada 1,63 juta rumah baru bulan lalu, lebih tinggi dari 1,39 juta rumah baru yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.

Sementara itu, terkait pengumuman laba, investor akan melihat laporan triwulanan dari raksasa pengiriman FedEX setelah penutupan perdagangan.

Penutupan Wall Street pada 16 Juni 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan Jumat, 16 Juni 2023. Namun, selama sepekan, wall street berada di zona positif seiring investor respons positif bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) tahan bunga acuan ditambah data inflasi yang menggembirakan.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (17/6/2023), indeks S&P 500 melemah 0,37 persen ke posisi 4.409,59. Indeks Dow Jones tergelincir 108,94 poin atau 0,32 persen terpangkas ke posisi 34.299,12. Indeks Nasdaq susut 0,68 persen ke posisi 13.689,57.

Pekan ini, indeks S&P 500 membukukan kenaikan 2,6 persen, dan catat performa terbaik sejak Maret 2023. Sedangkan indeks Nasdaq melompat 3,3 persen selama sepekan, dan catat kinerja terbaik juga sejak Maret 2023.

Sementara itu, indeks Dow Jones hanya naik 1,3 persen pada pekan ini, dan catat kinerja positif dalam tiga minggu. Baik indeks S&P 500 dan Nasdaq sentuh level tertinggi sejak April 2022.

The Federal Reserve (the Fed) memberikan apa yang diinginkan investor pekan ini ketika bank sentral mempertahankan suku bunga setelah alami kenaikan 10 kali berturut-turut. Sementara itu, the Fed mengisyaratkan dua kali lagi kenaikan suku bunga pada 2023. Di sisi lain, ekonom dan pelaku pasar percaya the Fed hampir selesai.

Pada awal pekan ini, indeks harga konsumen pada Mei mencapai level terendah dalam dua tahun.

 

 

 

Data Inflasi Bayangi Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Selain itu, saham Adobe naik 0,9 persen setelah mengalahkan kinerja dan keluarkan panduan yang optimistis. Saham teknologi pun reli. Saham Nvidia melompat 10 persen pekan ini, dan menambah lonjakan 192 persen pada 2023.

Saham Microsoft naik 4,7 persen pekan ini, dan mencapai rekor pada perdagangan Kamis pekan ini. Sebelumnya, saham teknologi adalah yang paling terpukul saat the Fed mulai kenaikan suku bunga.

“Wall street tetap optimistis gelombang AI tidak akan hilang dalam waktu dekat dan investor akan memilih saham AS karena kami melihat perbedaan kebijakan bank sentral di seluruh dunia,” ujar Analis Oanda, Ed Moya.

Ia menilai, reli pasar saham ini tampaknya sedikit berlebihan. Namun, masih banyak modal yang tersisa. Ini berarti jika AI tetap utuh, kemenangan beruntun untuk S&P 500 dapat berlanjut.

Jelang akhir pekan ini, data inflasi dan ekonomi membawa kabar lebih baik. Harapan inflasi konsumen turun pada Juni dengan asumsi satu tahun untuk tekanan harga susut menjadi 3,3 persen dari 4,2 persen pada Mei 2023.

Sedangkan rilis data the University of Michigan mencapai 63,9 dari perkiraan Dow Jones sebesar 60,2. Selain itu, pada perdagangan Jumat pekan ini, pasar bergejolak di seluruh pasar baik opsi saham, indeks futures, dan kontrak opsi saham

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya