Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Jumat (18/8/2023) seiring investor menilai data inflasi Juli Jepang. Ditambah pukulan baru ke sektor real estate China.
Dikutip dari CNBC, tingkat inflasi inti Jepang turun menjadi 3,1 persen, turun dari 3,3 persen pada Juni. Inflasi utama tetap di 3,3 persen.
Baca Juga
Sementara itu, raksasa real estate China Evergrande telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di pengadilan Amerika Serikat.
Advertisement
“Perusahaan mencari perlindungan berdasarkan Bab 15 dari US bankruptcy code, yang melindungi Perusahaan AS yang sedang menjalani restrukturisasi dari kreditur yang berharap untuk menuntut mereka atau mengikat aset di Amerika Serikat,” menurut Reuters.
Indeks Hang Seng futures berada di posisi 18.147. Ini menunjuk ke pembukaan lebih lemah dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya 18.326,63.
Indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,58 persen, dan indeks Topix merosot 0,59 persen setelah rilis inflasi.
Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,2 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,67 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,59 persen.
Pada perdagangan Jumat pekan ini, di wall street, tiga indeks acuan merosot seiring investor terus bergulat dengan risalah dari the Federal Reserve AS yang menunjukkan kekhawatiran tentang inflasi dan mungkin diperlukan lebih banyak kenaikan suku bunga.
Indeks Dow Jones merosot 0,84 persen. Indeks acuan itu ditutup untuk pertama kalinya di bawah rata-rata pergerakan selama 50 hari sejak 1 Juni, dan menjadi tanda peringatan potensi tren turun. Sementara itu, indeks S&P 500 merosot 0,77 persen dan indeks Nasdaq terpangkas 1,7 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 17 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis (17/8/2023) setelah risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Juli menunjukkan kekhawatiran inflasi masih ada. Hal itu dapat menyebabkan kenaikan suku bunga the Fed lebih lanjut.
"Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite dan pasar tenaga kerja tetap ketat, sebagian besar peserta terus melihat risiko kenaikan yang signifikan terhadap inflasi yang dapat memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut,” demikian disampaikan dari ringkasan pertemuan tersebut.
Adapun suku bunga the Fed saat ini berada di 5,25 persen-5,5 persen, tertinggi dalam 22 tahun. Demikian mengutip dari CNBC, Kamis pekan ini.
Indeks Hang Seng diperdagangkan mendekati garis mendatar. Sedangkan di China, indeks CSI 300 naik 0,33 persen menjadi 3.831,1. Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,68 persen menjadi 7.146, level terendah dalam sebulan. Hal ini seiring tingkat pengangguran Australia sedikit naik menjadi 3,7 persen pada Juli.
Indeks Nikkei 225 Jepang susut 0,44 persen menjadi 31.626, ke level terendah sejak Juni 2023. Indeks Topix melemah 0,34 persen ke posisi 2.253,06. Jepang mencatat neraca perdagangan menjadi defisit pada Juli 2023 dari sebelumnya surplus pada Juni.
Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,23 persen ke posisi 2.519,85 dan mencatat penurunan dalam lima hari berturut-turut. Akan tetapi, indeks Kosdaq naik 0,88 persen menjadi 886,04.
Sementara itu, Bank Sentral Filipina mempertahankan suku bunga 6,25 persen. Reuters juga melaporkan kalau bank sentral prediksi inflasi dapat mencapai 2-4 persen pada akhir kuartal III. Akan tetapi, bank sentral Filipina tidak melihat ada pelonggaran dalam kebijakannya setidaknya dalam pertemuan berikutnya.
Tingkat inflasi Filipina saat ini berada di posisi 4,7 persen pada Juli 2023 setelah turun selama enam bulan berturut-turut.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 17 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Kamis, 17 Agustus 2023. Wall street lesu seiring investor mencerna laporan laba Perusahaan dan data ekonomi.
Dikutip dari CNBC, Jumat (18/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 290,91 poin atau 0,84 persen ke posisi 34.474,83. Koreksi tersebut membuat indeks saham Dow Jones ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 harian moving average (MA) sejak 1 Juni. Hal ini sebagai tanda peringatan potensi tren turun.
Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir 0,77 persen ke posisi 4.370,36. Indeks Nasdaq melemah 1,17 persen ke posisi 13.316,93.
Imbal hasil treasury atau obligasi Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun mencapai titik tertinggi sejak Oktober 2022 pada perdagangan Kamis pekan ini. Imbal hasil terus menguat setelah risalah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dirilis Rabu pekan ini. Hal ini menunjukkan bank sentral AS tetap khawatir tentang risiko terbalik terhadap inflasi.
Saham Walmart turun lebih dari 2 persen setelah melaporkan laba dan pendapatan pada kuartal II. Perusahaan juga meningkatkan pedoman setahun penuh dan menekankan kekuatan dalam penjualan grosir dan online.
Sisi positifnya, saham perusahaan jaringan komputer Cisco Systems susut lebih dari 3 persen pada laporan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.
Saham telah merosot sepanjang Agustus. Bahkan rata-rata kinerja mingguan alami koreksi dan berada di wilayah negatif untuk Agustus. Indeks pasar saham turun lebih dari 4 persen pada Agustus 2023.
Data Ekonomi AS
“Kami merasa setelah reli yang kuat pada semester I, dan bahkan berlanjut hingga Juli, bahwa diperlukan kehati-hatian,” ujar Commonwealth Financial Network Portfolio Manager Chris Fasciano, seperti dikutip dari CNBC.
Ia menambahkan, apa yang terjadi saat ini tidak terduga. “Sedikit kemunduran pada akhirnya bisa menjadi hal yang sehat untuk pasar secara umum,” kata dia.
Di sisi lain, klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 12 Agustus turun dari periode sebelumnya dan berada sedikit di bawah harapan Dow Jones. The Federal Reserve Philadelphia juga melaporkan kenaikan indeks manufaktur pada Agustus 2023.
Chief Investment Officer Penn Capital Management, Eric Green menuturkan, saham kapitalisasi kecil menjadi lebih menarik ketimbang kapitalisasi besar.
Ia menekankan, nama-nama saham kapitalisasi kecil yang diperdagangkan berada pada valuasi terendah terhadap nama-nama saham kapitalisasi besar sejak 2003.
“Kapitalisasi kecil mengalami kerugian margin selama beberapa tahun terakhir, sementara saham kapitalisasi besar mengalami peningkatan margin dan diperdagangkan mendekati puncak margin,” ujar dia.
Green menambahkan, seiring ekonomi lebih stabil dan lebih baik, margin keuntungan harus bergerak lebih tinggi dan memberikan pertumbuhan laba yang signifikan kepada Perusahaan kapitalisasi kecil yang tidak akan dicapai oleh kapitalisasi besar.
Selain itu, Green menyoroti saham konsumen dan energi sebagai peluang menjanjikan di sektor saham kapitalisasi kecil.
“Kedua sektor tidak disukai baru-baru ini dan diperdagangkan pada valuasi yang sangat menarik relatif terhadap tingkat historis. Kami yakin suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam waktu lebih lama dan sektor defensif akan berkinerja lebih buruk dari sektor siklikal untuk beberapa tahun ke depan,” ujar dia.
Advertisement