Wall Street Beragam, Indeks Nasdaq Melambung Berkat Saham Tesla hingga Meta

Wall Street bervariasi pada perdagangan Senin, 21 Agustus 2023. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar meski imbal hasil obligasi AS melambung.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Agu 2023, 06:49 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2023, 06:49 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 21 Agustus 2023. (Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 21 Agustus 2023. Indeks Nasdaq hentikan penurunan beruntun dalam empat hari di tengah imbal hasil treasury atau obligasi AS mencapai level tertinggi.

Dikutip dari CNBC, Selasa (22/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq menanjak 1,6 persen ke posisi 13.497,59. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar sejak 28 Juli 2023. Indeks S&P 500 melesat 0,69 persen ke posisi 4.399,77. Indeks Dow Jones melemah 0,11 persen ke posisi 34.463,69.

Sementara itu, saham Palo Alto Networks reli 14,5 persen seiring laba lebih kuat dari perkiraan. Saham Nvidia mendaki 8,3 persen menjelang laporan laba yang akan dirilis pada Rabu pekan ini.

Saham Tesla dan Meta masing-masing naik 7 persen dan 2,4 persen. Hal itu tampaknya mendorong sektor saham teknologi di S&P 500. Sektor saham teknologi S&P 500 bertambah 2,26 persen pada perdagangan Senin, 21 Agustus 2023.

Pergerakan saham tersebut terjadi bahkan ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi di 4,34 persen. Level tersebut tertinggi sejak November 2007.

Imbal hasil yang meningkat ketika harga obligasi turun, biasanya berdampak negatif bagi saham-saham teknologi dan growth stock karena mengurangi valuasi yang dijanjikan ke depan.

“Saya pikir jalur yang paling tidak resisten adalah momentum yang Anda lihat akan datang pekan ini.  Obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun terus meningkat di sini, dan meski melihat dorongan positif untuk pasar, pada akhirnya obligasi AS bertenor 10 tahun akan bebani valuasi,” ujar Head of Economic and Market Strategy ClearBridge Investments, Jeff Schulze dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, hal ini memberikan lebih banyak tekanan ke bawah terhadap pasar.  Pergerakan wall street pada awal pekan ini melanjutkan koreksi pada pekan lalu.

 

Pasar Obligasi Beri Alternatif

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Hal tersebut menambah pasar tertekan pada akhir musim panas. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun selama tiga minggu berturut-turut. Sedangkan indeks Dow Jones alami koreksi terbesar sejak Maret.

“Saya pikir penurunan yang Anda lihat pekan lalu adalah awal dari penurunan selanjutnya,” ujar Chief Investment Officer DWS Group Americas, David Bianco.

Ia menambahkan, pasar obligasi memberikan alternatif yang sangat menarik bagi investor saham. “Kecuali ada yang percaya S&P 500 akan berubah tanpa pertumbuhan laba yang tela dialami selama sekitar dua tahun menjadi pertumbuhan laba yang sangat kuat,” kata dia.

Adapun pekan ini, investor antisipasi pidato dari Ketua Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell pada Jumat pagi, 25 Agustus 2023 di simposium tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming.

Sementara itu, saham-saham berada di bawah tekanan seiring kenaikan imbal hasil, pelemahan musiman dan sikap hawkish dari the Federal Reserve (the Fed) membebani sentimen investor.

“Saya pikir investor sekali lagi khawatir resesi mungkin akan kembali terjadi,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall.

 

Wall Street Melemah pada Agustus 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sepanjang Agustus 2023, rata-rata indeks acuan merosot di wall street. Indeks Dow Jones turun 3,5 persen. Indeks S&P 500 melemah 4,9 persen dan indeks Nasdaq terpangkas 7 persen.

Meski begitu, pengamat prediksi koreksi bersifat sementara, dan merekomendasikan investor tetap mempertimbangkan saham teknologi.

“Saat ini pasar mencerna sementara dari kenaikan baru-baru ini. Itu mungkin akan bertahan satu bulan lagi,” kata dia.

Ia menambahkan, pasar sedang menuju reli akhir tahun. “Ketika kita menemukan the Fed sepertinya telah selesai menaikkan suku bunga, ekonomi tidak lagi menuju resesi dan situasi seperti 2008 belum siap,” kata dia.

Penutupan Wall Street 18 Agustus 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 18 Agustus 2023. Selama sepekan, wall street cenderung melemah.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (19/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 25,83 poin atau 0,07 persen ke posisi 34.500,66. Indeks S&P 500 melemah 0,01 persen ke posisi 4.369,71. Indeks Nasdaq tergelincir 0,2 persen ke posisi 13.290,78.

Di sisi lain, saham Keysight Technologies merosot hampir 14 persen seiring laporan laba yang mengecewakan. Saham Deer dan Estee Lauder juga masing-masing turun 5,3 persen dan 3,3 persen setelah mengumumkan laba.Sementara itu, saham Meta, Amazon, Microsoft, dan Alfabet melanjutkan koreksi selama sepekan.

Selama sepekan, indeks Dow Jones merosot 2,2 persen, dan merupakan yang terburuk sejak Maret. Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir 2,1 persen dan mencatatkan penurunan dalam tiga minggu berturut-turut, rekor yang belum pernah terjadi sejak Februari.

Indeks Nasdaq susut 2,6 persen, dan anjlok selama tiga minggu berturut-turut dan merupakan yang pertama sejak Desember.

“Saya merasa pasar memikirkan kembali optimisme mereka pada Juli, di mana kami memiliki narasi soft landing,” ujar Senior Portfolio Strategist Global X ETF’S, Michelle Cluver.

Cluver menambahkan, saat ini masih melihat pertumbuhan ekonomi, tetapi ada tanda tanya yang muncul tentang seberapa besar tingkat suku bunga lebih tinggi yang harus dilakukan. “Dengan demikian narasi bulan ini adalah imbal hasil dengan durasi lebih lama,” ujar dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya