IHSG September 2023 Berpeluang Sideways, Cermati 3 Saham Ini

Dalam riset Ajaib Sekuritas menyebutkan, IHSG pada September dalam 10 tahun terakhir cenderung koreksi. Lalu bagaimana potensi IHSG pada September 2023 di tengah penerapan ARB simetris?

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Sep 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2023, 06:00 WIB
IHSG Ditutup Melemah 0,74 Persen ke Level 6.812
Ajaib Sekuritas prediksi, katalis domestik dan global mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ajaib Sekuritas prediksi, katalis domestik dan global mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2023. IHSG pada September 2023 berpeluang bergerak sideways cenderung melemah dalam kisaran 6.850-7.050

Dikutip dari riset Ajaib Sekuritas, secara historis dalam 10 tahun terakhir IHSG pada September cenderung mengalami koreksi dengan probabilitas 60 persen dan rata-rata return sebesar -1,32 persen. Di sisi lain, sejak awal 2023 IHSG mengalami kenaikan 1,85% Year to Date (YtD) jadi di level 6.977 pada Jumat, 1 September 2023.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menuturkan, katalis domestik dan global berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG pada September 2023.

“Secara domestik, sentimen yang dicermati oleh pelaku pasar adalah inflasi tahunan yang tercatat 3,27% pada Agustus 2023, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 3,08%,” ujar dia, dalam keterangan resmi, ditulis Senin (4/9/2023).

Ratih menuturkan, Kenaikan inflasi pada periode tersebut dipengaruhi oleh harga pangan, salah satunya  kenaikan harga beras karena musim kemarau yang berkepanjangan (El Nino). Akibatnya, volume produksi turun ditengah kuatnya konsumsi domestik. Selain kenaikan harga beras, harga komoditas energi juga meningkat yang berimbas pada inflasi di sektor transportasi.

"Sentimen lainya, pelaku pasar berpotensi mengambil langkah profit taking setelah IHSG mengalami penguatan dalam 3 bulan beruntun sejak Juni hingga Agustus 2023,” ujar dia.

Penerapan ARB Simetris

Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 September 2023 akan memberlakukan kembali Auto Rejection Bawah (ARB) simetris. Ratih menuturkan, dampak negatifnya adalah fluktuasi harga saham yang signifikan, apalagi saham tersebut memiliki pembobotan cukup besar di IHSG.

 

Sentimen Global

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meskipun IHSG diterpa oleh sentimen negatif, tetapi pada periode Agustus 2023, Indeks PMI manufaktur nasional versi S&P Global tercatat di level 53,9, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 53,3. Output produksi terakselerasi sejalan dengan tangguhnya konsumsi domestik.

Secara global, Pertumbuhan ekonomi (PBD) Amerika Serikat (AS) pada kuartal II 2023 direvisi sebesar 2,1 persen, masih lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 2 persen.

“Hal ini memberi katalis positif bagi kenaikan harga komoditas energi, seperti batu bara dan migas,” kata dia.

Selain itu, menurut Ratih, pemulihan ekonomi juga berlangsung di China, tercermin dari PMI Manufaktur versi Caixin periode Agustus 2023 kembali di level ekspansif sebesar 51, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang tercatat 49,3. Akselerasi tersebut sejalan dengan stimulus pemerintah China untuk meningkatkan daya beli.

“Pelaku pasar mencermati keputusan suku bunga The Fed pada FOMC 20-21 September mendatang. Suku bunga The Fed diproyeksikan tetap pada level 5,25-5,50%,” kata dia.

Ratih menuturkan, optimisme tersebut sejalan dengan data tenaga kerja yang telah mereda, di mana tingkat pengangguran pada Agustus 2023 telah naik menjadi 3,8% dari bulan sebelumnya sebesar 3,5%, meskipun non farm payroll tercatat 187 ribu, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 157.

"Mempertimbangkan rilis di atas, IHSG pada September 2023 berpotensi bergerak sideways cenderung melemah dalam range 6.850-7.050,” kata dia.

Namun, jika IHSG mengalami koreksi, menurut Ratih, momentum tersebut bisa dijadikan peluang untuk akumulasi saham disaat harganya sedang terdiskon.

Saham Pilihan

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut saham dan trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk September 2023.

1.PT Astra International Tbk (ASII)

Di area Rp6.550 dengan target harga pada resistance di level Rp6.800 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp6.250. (Buy)

2.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)

Di area Rp1.685 dengan target harga pada resistance di level Rp1.750 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.640. (Buy)

3.PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Di area 3.390 dengan target harga pada resistance di level Rp3.600 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp3.140. (Buy)

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya