Wall Street Melambung Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Wall street melesat pada penutupan perdagangan Selasa, 31 Oktober 2023 waktu setempat jelang pengumuman keputusan the Fed. Indeks S&P 500 catat penguatan terbesar.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Nov 2023, 06:28 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2023, 06:28 WIB
Wall Street Melambung Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Selasa, 31 Oktober 2023. (Foto: Darian Garcia/Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Selasa, 31 Oktober 2023. Wall street seperti kembali mendapatkan kekuatan pada akhir bulan di tengah sentimen lonjakan suku bunga.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 bertambah 0,65 persen menjadi 4.193,80. Indeks Nasdaq melesat 0,48 persen menjadi 12.851,24. Indeks Dow Jones meroket 123,91 poin atau 0,38 persen ke posisi 33.052,87.Demikian dikutip dari laman CNBC, Rabu (1/11/2023).

Sektor saham real estate dan keuangan mengungguli indeks S&P 500. Sektor saham tersebut masing-masing menguat 2 persen dan 1,1 persen. Namun, saham teknologi melemah setelah beberapa saham teknologi dengan kapitalisasi pasar terbesar lesu. Saham Alphabet dan Meta merosot. Saham Nvidia menurun hampir 1 persen.

Indeks volatilitas Cboe (VIX) turun ke angka 18, di bawah rata-rata jangka panjang dari ukuran ketakutan di angka 20. Tingkat VIX yang lebih tinggi menunjukkan ketidakpastian lebih besar di pasar.

Musim laporan keuangan berlanjut pada Selasa pekan ini. Saham Caterpillar tergelincir lebih dari 6 persen setelah produsen peralatan konstruksi itu menyebutkan pendapatan kuartal IV hanya akan sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Saham JetBlue merosot lebih dari 10 persen setelah hasil kinerja keuangan kuartal III meleset dari harapan baik laba dan rugi.

Saham mencatat penurunan dalam bulan ketiga berturut-turut. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 1,4 persen dan 2,2 persen. Ini menandai penurunan selama tiga bulan berturut-turut bagi kedua indeks sejak Maret 2020. Indeks Nasdaq terpangkas 2,8 persen pada Oktober dan mencatat penurunan dalam bulan ketiga secara berturut-turut.

Menanti Keputusan The Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Koreksi saham pada Oktober terjadi di tengah kenaikan imbal hasil obligasi. Pada Oktober 2023, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun menembus posisi 5 persen untuk pertama kalinya sejak 2007.

Pelaku pasar menghubungkan kenaikan ini dengan beberapa faktor termasuk kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama.

The Fed akan merilis keputusan suku bunga pada Rabu, 1 November 2023 waktu setempat. Penetapan suku bunga the Fed menunjukkan kemungkinan lebih dari 99 persen bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini, menurut CME FedWatch Tool.

“Jika the Fed mengatakan mungkin akan menyelesaikan tahun ini, memberikan petunjuk mereka merasa lebih dovish, itu bisa menjadi sesuatu yang sangat membantu,” kata Analis Baird, Ross Mayfield.

Ia menilai perlu tekanan untuk menurunkan suku bunga akan pergerakan saham menjadi lebih berkelanjutan.

Sementara itu, secara historis, November adalah bulan yang kuat bagi pasar. Pelaku pasar berharap dorongan musiman akan mendukung reli pada akhir tahun. Namun, mereka prediksi puncak imbal hasil obligasi akan diperlukan sebelum melihat ada pemulihan di pasar saham.

Penutupan Perdagangan Wall Street 30 Oktober 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin (30/10/2023). Wall street yang melesat seiring pelaku pasar hadapi pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang akan memutuskan suku bunga acuan.

Selain itu, pelaku pasar juga hadapi laporan tenaga kerja dan laporan keuangan Apple. Demikian dikutip dari laman CNBC, Selasa (31/10/2023).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 511,37 poin atau 1,58 persen ke posisi 32.928,96. Indeks Dow Jones mencatat penguatan terbaik sejak 2 Juni 2023.

Indeks S&P 500 melonjak 1,2 persen ke posisi 4.166,82. Indeks S&P 500 mencatat kinerja terbaik sejak akhir Agustus 2023. Indeks Nasdaq melambung 1,16 persen menjadi 12.789,48.

Sektor saham layanan komunikasi mencatat kinerja terbaik di indeks S&P 500. Sektor saham layanan komunikasi bertambah lebih dari 2 persen. Saham Amazon dan Meta masing-masing melonjak 3,9 persen dan 2 persen.

Pergerakan wall street terjadi setelah S&P jatuh ke wilayah koreksi pekan lalu. Indeks S&P 500 merosot 2,5 persen selama sepekan. Indeks S&P 500 juga turun lebih dari 10 persen dari penutupan tertinggi pada 2023. Sepanjang Oktober 2023, indeks susut 2,8 persen.

“Kami menutup posisi terendah pekan lalu. Sering kali Anda mendapatkan hal-hal negatif seperti itu pada akhir pekan dan tidak ada hal baru yang muncul mengubah prospek pasar dan perekonomian, Anda akan mendapatkan sedikit tekanan,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan.

“Investor akhirnya merasa sedikit lebih yakin bahwa mungkin kita sudah memperhitungkan cukup banyak berita buruk dan itu benar-benar terwujud dalam pasar yang lebih kuat saat ini,” ia menambahkan.

Penyebab Koreksi Saham

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Keputusan the Federal Reserve (the Fed) akan diambil pada Rabu pekan ini. Bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuannya pada tingkat yang sama.

Dengan lonjakan suku bunga sebagai penyebab utama koreksi pasar saham ini, investor akan berharap the Fed memberikan sinyal akan segerak menghentikan kenaikan suku bunga. Pelaku pasar prediksi the Fed akan menaikkan suku bunga pada 2023.

“Sementara ada pertemuan the Fed, konsensusnya sangat jelas mereka tidak akan melakukan apapun pada pertemuan khusus pekan ini, dan itu adalah pertemuan berturut-turut di mana mereka tidak menaikkan suku bunga,” ujar dia.

Ia melihat hal ini sebagai kemungkinan tanda siklus kenaikan suku bunga telah berakhir. “Dan saya pikir hal ini mungkin membantu menghentikan kenaikan yang kita lihat pada imbal hasil treasury,” tutur dia.

“Saya pikir jika kita melihat tingkat suku bunga sedikit stabil di sini, hal itu pasti akan membawa kabar baik,” ia menambahkan.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun melonjak di atas 5 persen pada awal pekan lalu, tetapi diperdagangkan sekitar 4,89 persen pada Senin, 30 Oktober 2023.

Pada Jumat pekan ini akan dirilis laporan ketenagakerjaan pada Oktober dan investor berharap ada perlambatan di pasar tenaga kerja yang akan membuat the Fed merasa nyaman untuk tetap mempertahankan kebijakannya hingga akhir tahun ini.

Apple akan melaporkan laba pada Kamis pekan ini setelah bel perdagangan berakhir. Apple yang masuk zona koreksi, turun 14 persen dari level tertinggi dalam 52 minggu

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya