Sido Muncul Bidik Laba Bersih Naik di Atas 10% pada 2024

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan peningkatan pendapatan dan laba bersih di atas 10 persen pada tahun depan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 29 Nov 2023, 16:05 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2023, 15:27 WIB
Sido Muncul Bidik Laba Bersih Naik di Atas 10% pada 2024
Paparan publik PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul pada Rabu (29/11/2023). (Foto: tangkapan layar/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul memproyeksikan pendapatan maupun laba bersih bisa tumbuh di atas 10 persen pada 2024. Optimisme tersebut sejalan dengan kondisi masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya kesehatan. 

Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard menuturkan, pihaknya menargetkan peningkatan pendapatan dan laba bersih di atas 10 persen pada tahun depan.

"Biasanya kita optimis untuk naik di atas 10 persen untuk top line nya dan bottom line nya," kata Leonard dalam Public Expose 2023, Rabu (29/11/2023). 

Dalam rangka menggenjot bisnisnya, Sido Muncul tetap akan melakukan inisiatif-inisiatif yang dapat mempertahankan sekaligus memperbaiki kinerja keuangan Perseroan. Salah satunya dengan cara tetap meluncurkan produk baru, melakukan ekspansi distribusi distribution serta sejumlah efisiensi. 

"Manajemen masih yakin untuk jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran hidup sehat, dorongan konsumsi produk herbal akan terus meningkat dan akan terjamin dalam performance kami yang akan meningkat di tahun-tahun ke depan," kata dia. 

 Kinerja Keuangan hingga Kuartal III 2023

Sebelumnya diberitakan, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau disebut Sido Muncul mengumumkan kinerja keuangan hingga September 2023.

Dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa, 31 Oktober 2023. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatat penjualan Rp 2,36 triliun hingga September 2023. Penjualan Sido Muncul susut 9,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,61 triliun.

Perseroan menyebutkan sejumlah segmen bisnis turun hingga September 2023. Segmen herbal susut 12,1 persen, segmen makanan dan minuman merosot 2,6 persen dan segmen farmasi tergelincir 25,6 persen.

Hal itu mendorong laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 18,6 persen menjadi Rp 586 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 720,44 miliar.

Aset Perseroan

Pabrik Sido Muncul
Pabrik Sido Muncul (Foto: Arthur Gideon/Liputan6.com).

Perseroan mencatat beban pokok penjualan turun 9,9 persen menjadi Rp 1.09 triliun hingga periode sama tahun sebelumnya Rp 1,21 triliun.

Laba bruto tercatat Rp 1,26 triliun hingga kuartal III 2023. Laba bruto susut 9,4 persen dari periode kuartal III 2022 sebesar Rp 1,39 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan dan pemasaran menjadi Rp 366,28 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 345,96 miliar.

Namun, sisi lain, perseroan menekan beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 163,98 miliar hingga September 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, beban umum dan administrasi pendapatan tercatat Rp 171,89 miliar.

Dengan demikian, laba usaha merosot 18,8 persen menjadi Rp 735,37 miliar hingga September 2023. Pada periode sama tahun lalu, laba usaha tercatat Rp 905,89 miliar. Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 19,55 hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 24,01.

Total ekuitas turun menjadi Rp 3,40 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 3,50 triliun.Perseroan menekan liabilitas hingga kuartal III 2023.

Liabilitas perseroan susut menjadi Rp 34,46 miliar hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 575,9 miliar. Aset perseroan tercatat Rp 3,75 triliun hingga 30 September 2023. Pada periode Desember 2022, aset perseroan Rp 4,08 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 783,19 miliar hingga September 2023.

Pangsa Pasar Tolak Angin Meningkat

Cara Sederhana Perkuat Imun Agar Tidak Gampang Sakit
Tolak Angin.

Manajemen Sido Muncul menjelaskan daya beli pelanggan terpantau lemah pada kuartal III 2023, disebabkan oleh lonjakan harga beras yang signifikan lebih dari 20% yang menyebabkan peningkatan inflasi pangan pada kuartal III.

"Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen, karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya,” tulis perseroan.

Saat ini, pelanggan mengarahkan prioritasnya ke kategori makanan dan transportasi sebagai daftar belanja utama mereka. Meskipun penjualan mengalami pelemahan, perusahaan mampu mempertahankan pangsa pasar yang stabil.

Pangsa pasar Tolak Angin tercatat meningkat 1,4% menjadi 73% untuk periode yang berakhir September, dibandingkan tahun lalu sebesar 71%. Hal ini menunjukkan ketahanan kekuatan ekuitas merek yang solid, mencerminkan loyalitas pelanggan yang terus memilih Tolak Angin sebagai solusi utama untuk mencegah "Masuk Angin".

Tantangan penjualan saat ini dipandang sebagai tantangan jangka pendek, yang diperkirakan teratasi seiring dengan membaiknya daya beli, dan pelanggan akan kembali mengonsumsi suplemen herbal secara rutin kembali. GPM tetap stabil di angka 54% pada sembilan bulan 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

 

 

Perluas Produk

Menjaga Ibadah dan Kesehatan Selama Bulan Ramadan dengan Tolak Angin
Tolak Angin telah melalui serangkaian Uji Khasiat dan Uji Toksisitas sehingga aman dikonsumsi. (Foto:Dok.PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul)

Sementara itu, biaya operasional sedikit lebih tinggi sebesar 2,4%, didorong oleh biaya iklan & promosi yang lebih tinggi untuk mempertahankan pangsa pasar dan menciptakan permintaan di tingkat pelanggan akhir untuk mendukung penjualan.

Dengan demikian, laba operasional inti dibukukan turun 16%, tidak termasuk kerugian nilai tukar yang belum direalisasi dari bisnis ekspor ke Nigeria. Laba bersih setelah pajak tercatat turun sebesar 18,6% menjadi Rp586 miliar hingga September 2023.

Di tengah tantangan yang ada, SIDO tetap berkomitmen untuk memperluas portofolio produknya, seperti: Alang Sari Cool (produk RTD), Sido Muncul Vitamin C+D (produk VCD | RTD), dan Esemag (Herbal).

Bisnis RTD saat ini berkontribusi sebesar 4% terhadap segmen F&B, didorong oleh sambutan positif terhadap peluncuran Alang Sari Cool dan VCD pada November/Desember tahun lalu.

Selain itu, Esemag terus memperoleh pangsa pasar untuk kategori herbal digestion, dari 5% tahun lalu menjadi 6% pada bulan September, dan menempati posisi #5 dalam kategori tersebut.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya