Harga Saham PGEO Terbang, Pertamina Geothermal Optimistis Raih Pertumbuhan Berkelanjutan

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Julfi Hadi menuturkan, pihaknya terus menunjukkan resiliensi serta komitmennya dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Des 2023, 20:52 WIB
Diterbitkan 13 Des 2023, 20:50 WIB
Harga Saham PGEO Terbang, Pertamina Geothermal Optimistis Raih Pertumbuhan Berkelanjutan
Harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melesat 20,54% dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 48,4 triliun hingga 11 Desember 2023. (Foto: Pertamina Geothermal Energy)

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melesat 20,54% dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 48,4 triliun hingga 11 Desember 2023. Kenaikan tersebut terhitung sejak awal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Februari 2023. 

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menuturkan, pihaknya terus menunjukkan resiliensi serta komitmennya dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia. Selain itu, kenaikan harga saham tersebut menjadi bukti kepercayaan investor terhadap PGEO. 

"Pencapaian ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap kemajuan energi terbarukan, khususnya panas bumi di Indonesia, selama beroperasi kami mencoba untuk accelerate but realistically,” kata Julfi dalam keterangan resminya, Rabu (13/12/2023).

Ia melanjutkan, penggalangan dana di pasar modal yang dilakukan oleh Perseroan merupakan aksi korporasi terbesar ke-5 di bursa saham pada tahun ini sekaligus mencatatkan kinerja yang positif dengan raihan dana Rp9,05 triliun serta oversubscription hingga 3,81 kali. 

Di sisi lain, ia menuturkan, selama beroperasi, Perseroan berhasil mengatasi tantangan akselerasi bisnis. “Bottleneck tersebut kami atasi dengan melakukan perubahan model bisnis yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produksi Perseroan,” imbuhnya.

Selain itu, ekspansi juga menjadi prioritas utama Perseroan hingga dua tahun mendatang. Pada 2023 ini, PGE memiliki ambisi untuk menjadi 1 GW company yang akan tercapai pada 2025. 

"Dengan strategi quick wins dan penerapan teknologi co-generation di beberapa area, saat ini Perseroan sedang berproses untuk mencapai target tersebut, tentunya dengan bantuan optimalisasi value creation,” kata Julfi. 

Kolaborasi Pertamina Geothermal Energy

WKP Kamojang
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) melalui di PGE Area Kamojang menunjukkan kontribusi besar bagi masyarakat dan lingkungan. Dok PGE

PGEO juga berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga untuk mendorong komersialisasi karbon dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE) pada bursa karbon Indonesia.

Terkait komersialisasi karbon, Julfi menjelaskan, pada tahun ini PGE sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar USD 732 ribu. “Ini merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia,” ujar Julfi. 

Di kancah global, pada 2023, PGE semakin agresif melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi 3 x 100 MW pada konsesi Suswa, Kenya. 

Dalam rangka membuktikan keseriusan dalam pengembangan potensi panas bumi, Perseroan membentuk Joint Venture Company (JVC) dengan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan WKP Way Ratai, Lampung. 

"Perusahaan yang diberi nama PT Cahaya Anagata Energy ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan,” ungkap Julfi.

 

 

Komitmen ESG

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), emiten berkode PGEO siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), emiten berkode PGEO siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)

Secara fundamental, Julfi mengatakan, pada tahun ke-17 ini Perseroan berada dalam posisi solid untuk terus berkembang.

"Hal ini dibuktikan dengan capaian laba bersih sebesar USD 133,4 juta pada kuartal III-2023. Angka ini melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang pada saat itu mencapai USD 127,3 juta,” katanya.

Pada 2023, komitmen Perseroan terhadap lingkungan dan sosial semakin dibuktikan. Hal ini dibuktikan dengan raihan skor 8.4 yang mengindikasikan kategori negligible risk dari lembaga ESG rating global Sustainalytics. 

"Peringkat ini mencerminkan keunggulan Perseroan dalam menerapkan praktik ESG. Adanya penghargaan ini menunjukkan bahwa PGE telah mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam operasi bisnis," kata Julfi.

Dia menegaskan, pihaknya harus bekerja keras untuk bisa membuat PGE semakin jaya. Umur ke-17 ini harus dimaknai dengan semangat berinovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan guna memberikan akses ke energi bersih yang andal dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.

 

Gandeng Chevron, Pertamina Geothermal Energy Jajaki Peluang Panas Bumi di Kotamobagu

Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)
Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)

Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjalin kerja sama dengan Chevron New Energies International (Chevron) dan Mubadala Energy dalam rangka Joint Study Agreement (JSA) untuk eksplorasi potensi panas bumi di Kotamobagu, Sulawesi Utara, Indonesia. 

Penandatanganan JSA tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, dan disaksikan oleh Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Jodi Mahardi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dan Country Manager Chevron Indonesia, Wahyu Budiarto.

Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (14/11/2023), JSA ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan dan pengalaman yang saling melengkapi dari ketiga perusahaan, yaitu Pertamina Geothermal Energy sebagai penghasil dan pemegang kapasitas panas bumi terbesar di Indonesia.

Selain itu, kemampuan Chevron yang luas sebagai perusahaan energi multinasional yang berkomitmen untuk menyediakan energi yang andal dan ramah lingkungan, serta rekam jejak Mubadala Energy dalam menyediakan energi yang andal dan efisien untuk Indonesia dan komitmen untuk berperan aktif dalam transisi energi sebagai perusahaan energi internasional terkemuka.

Perjanjian tersebut memberikan kerangka komprehensif untuk melakukan kajian bersama pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kotamobagu. Perjanjian ini selaras dengan pengumuman Pemerintah Indonesia baru-baru ini yang menargetkan penambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3,3 gigawatt (GW) sebelum akhir 2030.

Listrik panas bumi yang diproduksi di Kotamobagu dapat menyediakan sumber energi ramah lingkungan untuk memasok pasar domestik di Indonesia dan berpotensi menjadi pasokan listrik bagi produksi hidrogen atau amonia rendah karbon.

 

Dukung Target Transisi Energi

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)
Langkah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dinilai sangat positif bagi perusahaan.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi pun dengan antusias menyambut kerja sama JSA antara PGE, Chevron, dan Mubadala Energy. "JSA kita kali ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan yang saling melengkapi dari ketiga pihak dalam pengembangan panas bumi di Kotamobagu," ujar Julfi.

Sementara itu, Country Manager Chevron Indonesia Wahyu Budiarto mengatakan, ini adalah kolaborasi Chevron yang kelima dengan Pertamina dan sangat antusias dengan bergabungnya Mubadala Energy di WKP Kotamobagu. 

"Kami berharap dapat membawa keahlian teknis dan teknologi baru panas bumi ke dalam kemitraan ini dalam rangka mengeksplorasi sumber energi terbarukan untuk mendukung target transisi energi Indonesia," kata Wahyu.

Di samping itu, Chief Executive Officer Mubadala Energy Mansoor Mohamed Al Hamed menuturkan, rekam jejak perusahaan dalam menyediakan sumber daya energi strategis di Indonesia selama lebih dari satu dekade, pihaknya sangat gembira atas kemitraan dengan Pertamina dan Chevron untuk menjajaki perluasan energi panas bumi, yang merupakan bagian penting dari ambisi pertumbuhan energi ramah lingkungan di Indonesia. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya