Wijaya Karya dan 11 Lembaga Keuangan Sepakati Restrukturisasi Rp 20,58 Triliun

Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA), Agung Budi Waskito menuturkan, kesepakatan master restructuring agreement (MRA) menjadi salah satu langkah maju proses restrukturisasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Jan 2024, 18:03 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2024, 18:03 WIB
Wijaya Karya dan 11 Lembaga Keuangan Sepakati Restrukturisasi Rp 20,58 Triliun
Salah satu proyek Wijaya Karya (WIKA), bandar udara baru Banggai Laut, Sulawesi Tengah. (Foto: Wijaya Karya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan 11 lembaga keuangan menyepakati Master Restructuring Agreement (MRA) dengan nilai outstanding sebesar Rp20,58 Triliun atau setara dengan jumlah 87,1% dari utang yang direstrukturisasi per posisi 23 Januari 2024.

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Wijaya KaryaAdityo Kusumo dan Direktur HC Management WIKA Hadjar Seti Aji bersama pimpinan lembaga keuangan serta disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito di Jakarta, Senin, 23 Januari 2024.

Agung Budi Waskito (BW) menyampaikan, tercapainya kesepakatan tersebut menjadi satu langkah maju dalam proses restrukturisasi keuangan sekaligus mengakselerasi laju penyehatan Perseroan.

"Kesepakatan ini menunjukan bahwa upaya penyehatan WIKA mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Kementerian BUMN serta para lembaga keuangan yang bekerja sama dengan WIKA selama ini. Mereka percaya bahwa WIKA mampu untuk pulih dan mau ambil andil dalam gerakan tersebut," ujar Agung BW, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (24/1/2024).

Dengan tercapainya MRA, WIKA kini dapat fokus untuk melanjutkan metode stream penyehatan lainnya demi mewujudkan fundamental yang kuat dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan.

Ia menuturkan, Perseroan juga bertekad untuk mendorong aktivitas operasi sekaligus menuntaskan proyek-proyek strategis yang telah dipercayakan kepada Perseroan dengan baik.

"Dengan begitu, apa yang kita capai bersama pada hari ini dapat menghantarkan kita semua pada hasil yang optimal yang juga bermanfaat bagi WIKA, pemegang saham, lembaga keuangan, juga Bangsa dan Tanah Air," ungkap Agung BW.

 

 

Perkembangan Stream Penyehatan WIKA

Proyek persevasi jalan dan jembatan Bali oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (Foto: PT Wijaya Karya Tbk)
Proyek persevasi jalan dan jembatan Bali oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (Foto: PT Wijaya Karya Tbk)

Selain restrukturisasi keuangan, metode stream penyehatan yang telah dirumuskan oleh WIKA menunjukan progress yang impresif.

Metode penguatan struktur permodalan telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah melalui Peraturan Presiden RI No 76 Tahun 2023 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2024 dan persetujuan Penambahan Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) lewat RUPSLB 12 Januari 2024.

Perseroan juga mengambil langkah perbaikan portfolio orderbook yang mana pada saat ini, 93% dari proyek yang dikerjakan WIKA telah menggunakan mekanisme monthly progress payment sehingga proyek-proyek yang dimiliki Perseroan mampu beroperasi secara mandiri, berubah signifikan dibandingkan tahun 2016 yang mana proyek dengan mekanisme tersebut hanya sebesar 40% dari total portfolio WIKA.

Penguatan Tata Kelola dan Manajemen Risiko dengan 3 program telah terealisasi pada tahun 2023 oleh Perseroan yaitu pemuktahiran sistem ERP secara menyeluruh baik di proyek yang dikerjakan WIKA dengan mekanisme KSO (kerjasama operasi) dan non KSO, penerapan four eyes principles, dan aktivasi Digital Control Tower (DCT) sebagai fasilitas pemantauan kinerja perusahaan secara real time dengan mengintegrasikan aplikasi untuk memperoleh data-data sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan lebih akurat.

 

 

Realisasi Program

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terus mengebut pekerjaannya pada proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), salah satunya pada pembangunan Jalan Tol IKN Segmen 3B KKT Kariangau - SP. Tempadung.(Foto: Wijaya Karya)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terus mengebut pekerjaannya pada proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), salah satunya pada pembangunan Jalan Tol IKN Segmen 3B KKT Kariangau - SP. Tempadung.(Foto: Wijaya Karya)

Metode percepatan penagihan piutang bermasalah juga telah membuahkan hasil dengan dibentuknya Divisi Asset Management yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi dan terbukti telah menunjukan penurunan nilai piutang bermasalah sebesar 21% hingga September 2023 dibandingkan Desember 2022.

Agung BW menyampaikan, realisasi dari berbagai program tersebut menunjukan metode penyehatan sebagai bagian dari transformasi yang tengah berlangsung are on the right track dan diyakini mampu membawa WIKA kembali pada kejayaan sekaligus mencapai keberlanjutannya.

"Untuk itu, kami mengapresiasi dukungan yang telah ditunjukan oleh stakeholders, baik pemerintah, project owner, pemegang saham, lembaga keuangan, pemegang surat berharga serta masyarakat luas. Ini menunjukan kesungguhan kami dalam melakukan transformasi sehingga WIKA bisa menjadi lebih kuat dan siap melangkah lebih jauh di masa depan," ujar Agung BW.

Kontrak Baru pada 2023

Proyek PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (Foto: Laman Wijaya Karya)
Proyek PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (Foto: Laman Wijaya Karya)

Sebelumnya diberitakan, emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencetak kontrak baru sebesar Rp 29,1 triliun pada 2023. Bila dirinci, sebesar Rp 23 triliun atau 80% dari total kontrak baru tersebut didapatkan pada periode April - Desember di mana Perseroan sedang menjalani masa restrukturisasi.

Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito mengatakan, raihan ini merupakan tanda positif bagi perusahaan karena stakeholder tetap meletakan kepercayaannya kepada Wijaya Karya sebagai mitra strategis untuk pembangunan konstruksi Tanah Air.

Dalam periode yang penuh tantangan tersebut, WIKA tetap membuktikan kemampuannya kepada stakeholders untuk dapat terus menjalankan aktivitas usahanya dengan baik, hal ini tercermin dari catatan penjualan hingga kuartal III 2023 Perseroan sebesar Rp15,1 triliun setara dengan 29,2% kapasitas produksi terhadap kontrak yang telah digenggam naik dibandingkan kuartal III 2022 sebesar Rp12,8 triliun setara dengan 25,7% kapasitas produksi. 

Ia melanjutkan, capaian ini juga tidak terlepas dari dukungan stakeholder termasuk pihak perbankan untuk keberlanjutan usaha WIKA.

"Pihak perbankan telah menunjukan dukungan dengan tetap menyediakan kebutuhan penjaminan Perseroan sebagai persyaratan dalam kepesertaan tender, pelaksanaan konstruksi hingga tahapan pemeliharaan," kata Agung dalam keterangan resminya, Senin (22/1/2024).

 

Proyek Perseroan

Bendungan Lau Simeme (Foto: Wijaya Karya/WIKA)
Bendungan Lau Simeme (Foto: Wijaya Karya/WIKA)

Masuk ke dalam deretan kontrak baru tersebut yaitu pembangunan Jaringan Perpipaan Air Limbah 1 dan 3 Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara (KIPP IKN). Proyek IPAL 1 dan 3 KIPP IKN diraih oleh WIKA-HK KSO pada November 2023 dengan porsi WIKA sebesar Rp 239,5 Miliar atau sebesar 55% dari KSO.

Pembangunan IPAL 1 dan 3 KIPP IKN ini bertujuan untuk menyediakan pelayanan jaringan perpipaan air limbah domestik sekaligus sebagai sarana prasarana pengolahan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan perkotaan di KIPP. 

Jaringan perpipaan air limbah 1 dan 3 ini melayani Istana Presiden, Plaza Yudikatif, Bangunan Kemenko, Rusun ASN, Rumah Tapak Jabatan Menteri, Istana Wakil Presiden, Bangunan Otorita IKN dan Masjid Negara.

"Didapatkannya proyek ini turut menambah portofolio WIKA dalam membangun IKN sekaligus memotivasi WIKA untuk terus mengoptimalkan sumber daya yang ada dan melakukan berbagai terobosan sehingga pelaksanaan proyek di IKN dapat selesai dengan kualitas yang baik dan pada waktu yang tepat," tandasnya. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya