Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) berhasil menyelesaikan penerbitan obligasi Rupiah pertama pada 2024. Hingga saat ini, Chandra Asri Group telah berhasil mengeksekusi empat tahap pada Program Obligasi Berkelanjutan IV.
"Kami senang telah berhasil menyelesaikan tahap lanjutan dari program obligasi Rupiah kami dengan dukungan kuat dari investor setia dan para penjamin emisi efek. Hal ini menjadi manifestasi kuat dari kepercayaan tinggi investor domestik terhadap kinerja dan kekuatan keuangan Perseroan," kata Chief Financial Officer Chandra Asri Group, Andre Khor dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (13/3/2024).
Baca Juga
Pada tahap I tahun 2022, ditutup dengan nilai Rp 2 triliun, diikuti oleh tahap II pada 2023 sebesar Rp 1,25 triliun. Lalu tahap III pada 2023 sebesar Rp 1 triliun, dan penerbitan tahap IV terbaru pada tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun. Tahap IV tahun 2024 tercatat kembali oversubscription.
Advertisement
Dalam tahap ini Perseroan menawarkan kupon berdenominasi Rupiah hingga 7,95% untuk seri A yang berjangka 3 tahun dengan total Rp 542,38 miliar. Lalu 8,25% untuk seri B selama 5 tahun senilai Rp 416,80 miliar. Serta 8,75% untuk seri C selama 7 tahun senilai Rp 540,82 miliar.
"Kami juga senang bahwa program obligasi ini menawarkan pilihan yang kredibel bagi investor yang ingin meningkatkan imbal hasil mereka, diimbangi dengan fokus holistik dalam mempertahankan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang tinggi," imbuh Andre.
Program Penawaran Umum Berkelanjutan IV Obligasi Perseroan disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan target pendanaan sebesar Rp 8 triliun selama 2022 hingga 2024.
Dana Penerbitan Obligasi
Adapun dana yang terkumpul dari penerbitan ini akan digunakan untuk mendanai modal kerja Chandra Asri Group seiring dengan pertumbuhan yang berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pasar domestik Indonesia.
Penjamin emisi efek dari penerbitan Tahap IV terbaru ini adalah PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT KB Valbury Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas. PT Bank Tabungan Tbk Negara (Persero) bertindak sebagai wali amanat.
Obligasi Perseroan kembali meraih peringkat idAA- dari Pefindo, lembaga pemeringkat kredit tertua dan paling terpercaya di Indonesia. Pefindo menilai sangat kuat kapasitas grup Chandra Asri untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas surat utang, dibandingkan dengan penerbit obligasi Indonesia lainnya.
Advertisement
Chandra Asri Kantongi Fasilitas Kredit USD 600 Juta
Sebelumnya diberitakan, Grup Chandra Asri mendapatkan fasilitas pinjaman berjangka multi-currency setara USD 600 juta atau sekitar Rp 9,31 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.530) dengan jangka waktu tujuh tahun dan opsi perpanjangan tiga tahun.
Seiring hal itu, grup Chandra Asri telah menunjuk OCBC sebagai advisory bank serta mandated lead arranger dan bookrunner (MLAB). Perseroan akan memakai fasilitas pinjaman untuk keperluan korporasi secara umum untuk meningkatkan kebutuhan modal kerja, mengingat pertumbuhan dan ekspansi yang terus berlanjut dari grup Chandra Asri.
Setelah melalui proses evaluasi yang komprehensif, OCBC hadir sebagai mitra pembiayaan pilihan grup Chandra Asri untuk memandu dan memimpin Perusahaan melalui kompleksitas pemenuhan kebutuhan pembiayaan melalui fasilitas terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Selain itu, pembiayaan multi-currency lintas wilayah menunjukkan komitmen Perusahaan untuk memperluas posisi kompetitifnya ke level regional dan global, yang akan lebih memperkuat ketahanan keuangan dan kinerjanya.
Head of Global Wholesale Banking of OCBC, Tan Teck Long menuturkan, pihaknya senang bekerja sama dengan Chandra Asri untuk meluncurkan fasilitas unggulan dengan beragam fitur ini untuk memenuhi kebutuhan grup Chandra Sri.
“Kami berharap dapat memanfaatkan keahlian kolektif OCBC untuk mendorong inovasi, membuka peluang baru dan memberikan nilai tambah yang jauh lebih besar lagi kepada pelanggan kami,” kata Tan Teck Long.
Sementara itu, Chief Financial Officer grup Chandra Asri Andre Khor menuturkan, pihaknya mengapresiasi penunjukan OCBC yang menegaskan kembali kekuatan keuangannya dan memposisikan Perseroan untuk keberhasilan yang berkelanjutan dalam lingkungan pasar yang terus berkembang.
"Hal ini menunjukkan dukungan yang kuat terhadap strategi, tata kelola, dan kemampuan perusahaan untuk memberikan hasil melalui siklus ini,” kata Andre.
Resmi Berganti Nama, Intip Rencana Diversifikasi Bisnis Chandra Asri Pacific
Sebelumnya diberitakan, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengubah nama perseroan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk. Perubahan ini secara resmi telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia pada 3 Januari 2024.
Selain itu, perubahan nama ini juga telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 Desember 2023. Perubahan nama ini dilakukan sebagai bentuk transformasi berupa diversifikasi portofolio bisnis.
Di mana Chandra Asri Pacific tidak lagi hanya terpaku pada sektor petrokimia, tetapi telah memperluas cakupan bisnisnya ke sektor kimia dan penyediaan infrastruktur. Selain itu, perubahan nama ini sekaligus memperkuat reputasi Perseroan sebagai mitra pertumbuhan (#YourGrowthPartner) yang berperan menjadi tulang punggung bagi sektor-sektor strategis di tanah air.
"Perubahan nama perusahaan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk dilakukan seiring dengan upaya perusahaan yang saat ini sedang melakukan diversifikasi bisnis sebagai upaya untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada seluruh pemangku kepentingan.Nama baru ini sekaligus mendukung visi Perusahaan untuk menjadi perusahaan solusi kimia dan infrastruktur terkemuka di Indonesia," kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri Group, Suryandi dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (5/1/2024).
Chandra Asri Group saat ini sedang melakukan diversifikasi bisnis sebagai upaya memperkuat kinerja Perusahaan. Perusahaan mengakuisisi PT Krakatau Chandra Energi yang dulunya bernama PT Krakatau Daya Listrik dan PT Krakatau Tirta Industri di sektor infrastruktur melalui anak usahanya PT Chandra Daya Investasi (CDI) pada awal 2023.
Kemudian, Chandra Asri Group juga akan membangun Pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene Dichloride (CAA-EDC) melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali untuk memperluas sektor kimia. Chandra Asri Group juga meneruskan komitmennya untuk membangun kompleks petrokimia kedua berskala global (CAP2) dalam upaya membantu Indonesia mengurangi beban impor.
Advertisement