Wall Street Menghijau dan Nasdaq Cetak Rekor, Saham Magnificent Seven Jadi Penopangnya

Indeks S&P 500 melonjak dan Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertingginya yang didukung oleh saham-saham teknologi. Wall Street rebound dari kemunduran sebelumnya karena kekhawatiran akan berlanjutnya inflasi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Apr 2024, 07:45 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2024, 07:45 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Wall Street kembali menghijau setelah mengalami tekanan dalam. S&P 500 naik 0,74% dan ditutup pada 5.199,06. Nasdaq Composite bertambah 1,68% untuk mengakhiri hari di 16,442.20, dan mencetak rekor tertinggi. (AP Photo/Richard Drew)

 

Liputan6.com, Jakarta - Indeks harga saham Amerika Serikat (AS) atau sering disebut dengan Wall Street bergerak cerah pada penutupan perdagangan Kamis.

Indeks S&P 500 melonjak dan Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertingginya yang didukung oleh saham-saham teknologi. Wall Street rebound dari kemunduran sebelumnya karena kekhawatiran akan berlanjutnya inflasi.

Mengutip CNBC, Jumat (12/4/2024), S&P 500 naik 0,74% dan ditutup pada 5.199,06. Nasdaq Composite bertambah 1,68% untuk mengakhiri hari di 16,442.20, dan mencetak rekor tertinggi.

Sedangkan Industri Dow Jones berkinerja buruk dan tergelincir 2,43 poin atau 0,01% menjadi pada 38.459,08.

Saham-saham teknologi mengangkat S&P 500 dan Nasdaq Composite ke wilayah positif pada tengah hari perdagangan Kamis karena investor membeli saham-saham yang sudah melemah dalam sejak awal pekan ini.

Sejumlah saham yang masuk dalam “Magnificent Seven” perkasa pada perdagangan Kamis. Untuk diketahui, pada 2023, analis Bank of America Michael Hartnett mulai menggunakan frasa "Magnificent Seven" untuk mendeskripsikan saham teknologi kapitalisasi besar penghuni indeks S&P 500.

Nvidia melonjak 4,1%. Amazon bertambah 1,7% dan mencapai level tertinggi sepanjang masa di sesi tersebut, dan Alphabet naik lebih dari 2%.

Apple melonjak 4,3% setelah Bloomberg News melaporkan bahwa perusahaan tersebut akan mengalihkan lini produk Mac-nya ke chip yang berfokus pada kecerdasan buatan. Saham pembuat iPhone ini mencatat hari terbaiknya sejak Mei 2023.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dow Jones Tertekan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Dow Jones mengakhiri minggu ini dengan lebih rendah sebesar 1,1%. Sementara itu, S&P 500 memangkas penurunan sebelumnya menyusul laporan CPI yang panas, dan hanya turun 0,1% minggu ini. Nasdaq yang berisikan saham-saham teknologi naik 1,2% untuk minggu ini.

Indeks harga produsen Amerika Serikat (AS) untuk bulan Maret berada di bawah perkiraan, memberikan sedikit bantuan setelah aksi jual pada hari Rabu karena laporan harga konsumen yang panas.

“Data inflasi sangat mengkhawatirkan, dan pasar mencerminkan kenyataan tersebut. Terdapat tanda-tanda jelas terjadinya disinflasi di banyak tempat, namun upaya terakhir untuk memerangi inflasi akan menjadi hal yang paling sulit,” kata Managing Partner Harris Financial Group Jamie Cox.

Pernyataan dari Jamie Cox ini mengacu pada tujuan akhir Federal Reserve untuk mencapai inflasi 2%.

 


Bank Sentral AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, Presiden Bank Sentral AS (Fed) Negara Bagian New York John Williams mengatakan dalam sebuah acara hari Kamis bahwa tidak diperlukan perubahan kebijakan dalam waktu dekat.

Hal ini terjadi karena pembacaan indeks harga konsumen bulan Maret yang lebih tinggi dari perkiraan yang dirilis pada hari Rabu, yang memicu aksi jual pasar. Risalah pertemuan The Fed bulan lalu juga menunjukkan bahwa beberapa pejabat masih khawatir mengenai jalur inflasi menuju target 2% bank sentral.

Pengumuman tahap awal kinerja pendapatan perusahaan di kuartal I 2024 berlanjut pada hari Kamis. CarMaxjatuh lebih dari 9% setelah mengecewakan baik secara top maupun bottom line. Pendapatan bank-bank besar dari JPMorgan, Wells Fargo dan Citigroup akan dirilis pada hari Jumat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya