Menerawang Prospek Emiten Tower di Tengah Konsolidasi Smartfren-XL

PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan rencana penggabungan usaha atau merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Rencana ini rupanya disambut baik oleh emiten penyedia dan pengelola infrastruktur telekomunikasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Jun 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 06:00 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan rencana penggabungan usaha atau merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Rencana ini rupanya disambut baik oleh emiten penyedia dan pengelola infrastruktur telekomunikasi, seperti PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTDL) atau Mitratel.

"Ada dampak positif yang sangat bagus saat mobile operator konsolidasi," kata Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Theodorus Ardi Hartoko atau akrab disapa Teddy, dikutip Selasa (4/6/2024).

Sebagai gambaran, Teddy menjelaskan persaingan usaha yang ketat biasanya akan berujung pada perang harga. Namun saat terjadi konsolidasi, perusahaan akan saling mengisi dengan mengoptimalkan kelebihan masing-masing. Menurut Teddy, kondisi ini dapat dimaknai bahwa perusahaan hasil konsolidasi lebih seher. Sehingga potensi pertumbuhannya lebih besar.

"Kalau perang harga tidak terjadi, tentu perusahaan operator semakin sehat. Kami sebagai company yang bisnisnya mendukung infrastruktur mereka, tentu juga jadi (terdampak) positif. Karena saat mereka sehat, mereka akan ekspansi," kata Teddy.

Jika merger Smartfren dan XL rampung, maka hanya akan ada tiada operator di Indonesia. Antara lain, Indosat Tbk (ISAT), Telkomsel milik Telkom (Persero) Tbk (TLKM), dan entitas gabungan Smartfren-XL. Untuk jangka pendek, Teddy mengakui terjadi konsolidasi tower yang bisa saja berdampak pada perseroan, namun minim.

"Saya sangat optimis dengan konsolidasi itu bahwa iklim bisnis terutama di tower company semakin baik. Saya sudah memetakan impact dari (konsolidasi) Smartfren dan XL ini akan berdampak ke kami. Tapi sementara ini sih masih sangat kecil. Tapi jangan lihat sisi lemahnya, karena jangka panjang opportunity-nya semakin bagus," imbuh Teddy.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Herman Setya Budi menjelaskan menuturkan hal serupa. Sebagai gambaran, Herman menyebut merger perusahaan operator sebelumnya yakni antara PT Indosat Tbk (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Merger

Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Jumat (22/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, juga ada merger antara PT XL Axiata Tbk dan Axis Telekom Indonesia. Pada dua aksi tersebut, secara garis besar dampaknya pada perseroan relatif sama. Di mana terjadi konsolidasi infrastruktur pada awal, namun andil mendongkrak pendapatan di masa mendatang.

"Memang akan ada kekurangan infrastruktur, seperti tower dan sebagainya. Tapi melihat kepada efek (merger operator) yang telah terjadi di masa lalu, cukup signifikan mempengaruhi pertumbuhan. Jadi memang ada konsolidasi. Tapi di saat yang sama juga ada pertumbuhan karena operator jadi sehat, memiliki uang, memiliki kesempatan untuk tumbuh," jelas Herman.

 


Kinerja Perusahaan

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seiring sehatnya kinerja perusahaan operator usai merger, Herman mengatakan permintaan untuk infrastruktur juga akan meningkat. Sehingga ini menjadi kondisi yang menguntungkan bagi perseroan sebagai penyedia tower.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan segera digabung atau merger. Induk pengendali XL Axiata, Axiata Group Bhd., bersama induk pengendali Smartfren Telecom, grup Sinar Mas, mengumumkan telah menandatangani nota kesepahaman tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger EXCL dan FREN.

Nantinya, merger kedua emiten tersebut akan menghasilkan entitas perusahaan yang baru, MergeCo. Entitas baru itu disebut memiliki total nilai aset mencapai sebesar Rp 133 triliun dengan asumsi tidak ada penyesuaian penggabungan), terbesar kedua di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya