Bursa Saham Asia-Pasifik Tergelincir

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,19%, sedangkan Topix menguat 0,24%, satu-satunya acuan utama di Asia yang berada di wilayah positif.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 24 Jun 2024, 08:39 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 08:38 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham atau Bursa Asia-Pasifik jatuh menjelang laporan data inflasi dari Australia dan Jepang yang dirilis pada akhir pekan ini.

Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,19%. Kemudian Nikkei 225 Jepang turun 0,19%, sedangkan Topix menguat 0,24%, satu-satunya acuan utama di Pasar Saham Asia yang berada di wilayah positif.

Sementara, melansir laman CNBC, Senin (24/6/2024), Kospi Korea Selatan turun 0,39%, dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,54%. Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 17,968, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 18,028.52.

Perhatian khusus akan tertuju pada angka indeks harga konsumen Australia bulan Mei  yang terbit pada hari Rabu. Ini setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Michelle Bullock mengungkapkan bank sentral membahas kenaikan suku bunga pada pertemuan terakhirnya.

Jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan dan mendorong RBA untuk menaikkan suku bunga, maka RBA akan menjadi bank sentral besar Asia-Pasifik pertama yang melakukan hal tersebut di tengah kondisi di mana investor sedang menunggu penurunan suku bunga, kecuali Jepang.

RBA memiliki dua data inflasi yang perlu dipertimbangkan – 26 Juni dan 31 Juli – sebelum pertemuan berikutnya pada 6 Agustus.

Pada hari Jumat pekan lalu, indeks AS, S&P 500 melemah karena saham pemimpin pasar Nvidia mundur untuk hari kedua.

Saham Nvidia turun 3,2%. Setelah sempat saham mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebelum ditutup lebih rendah lebih dari 3%.

Secara keseluruhan, indeks S&P turun 0,16%, sedangkan Nasdaq Composite merosot 0,18%. Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,04%.

“Saham teknologi terus menjadi sorotan,” kata Emily Roland, salah satu Kepala Strategi investasi di John Hancock Investment Management.

“Saya tidak dapat mengingat kapan satu saham... begitu berpengaruh di pasar, dan hal tersebut benar-benar menjadi pendorong utama pergerakan pasar akhir-akhir ini,” jelas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya