Bos Emiten Ini Sarankan 10% Portofolio Investasi di Emas

Budaya Indonesia ini sangat berkaitan dengan emas. Di dunia ini cuma ada tiga negara yang budayanya sangat terkait dengan emas, yaitu China, India dan Indonesia.

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Jun 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2024, 08:30 WIB
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) adalah produsen dan penyedia perhiasan emas yang sudah berdiri lebih dari 35 tahun di Indonesia. (Dok HRTA)
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) adalah produsen dan penyedia perhiasan emas yang sudah berdiri lebih dari 35 tahun di Indonesia. (Dok HRTA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk berinvestasi di aset emas.  Alasannya, emas adalah salah satu instrumen investasi yang nilainya selalu meningkat dalam jangka panjang.

Direktur Utama Hartadinata Abadi, Tbk Sandra Sunanto menjelaskan, minimal pada portofolio investasi, ada 10% yang berupa emas. Memiliki emas itu bukan sekadar investasi jangka panjang, tetapi juga untuk berjaga-jaga seandainya terjadi sesuatu di dunia seperti perang atau pandemi.

"Jika terjadi ketidakpastian global, emas menjadi instrumen investasi yang paling aman dan stabil.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (29/6/2024).

Menurut Sandra, budaya Indonesia ini sangat berkaitan dengan emas. Di dunia ini cuma ada tiga negara yang budayanya sangat terkait dengan emas, yaitu China, India dan Indonesia.

Perusahaan mencatat bahwa sebelum pandemi, konsumen lebih suka beli perhiasan emas untuk investasi. Setelah pandemi, masyarakat termasuk generasi muda lebih menyenangi untuk menyimpan emas batangan.

Sandra melanjtukan, Hartadinata juga terus melakukan edukasi pelanggan melalui kanal media sosial perusahaan. Hartadinata juga mengkampanyekan investasi emas yang aman di berbagai kesempatan melalui talk show yang mengundang para ahli, serta edukasi ke kampus-kampus untuk menjangkau generasi muda.

“Perjalanan kami mengedukasi masyarakat, terutama Gen Z, memang tidak mudah. Kami punya Impian besar ke depannya bahwa Masyarakat Indonesia konsumsi emas perkapitanya harus meningkat, menyamai India dan China yang sangat besar,” tutur Sandra.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inflasi AS Sesuai Prediksi, Harga Emas Bersinar

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga emas dunia naik tipis pada perdagangan hari Jumat setelah keluarnya laporan utama inflasi Amerika Serikat (AS) yang sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Rilis data inflasi ini meningkatkan harapan bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dapat menurunkan suku bunga di September.

Mengutip CNBC, Sabtu (29/6/2024), harga emas di pasar spot stabil di USD 2.324,25 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada USD 2.339,6 per ounce.

Direktur Investasi dan Perdagangan Alternatif High Ridge Futures David Meger menjelaskan, tren penurunan inflasi berjalan sangat lambat dan bertahap.

"Akibatnya, kami melihat imbal hasil (yield) terus menurun, obligasi meningkat lebih tinggi, dan hal ini cukup mendukung pasar emas,” kata dia.

Harga emas juga didukung oleh penurunan imbal hasil surat utang AS, yang menjadikan emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil lebih menarik bagi investor.

Pada hari Jumat, taruhan pasar meningkat di tengah harapan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada September dan Desember, setelah Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi menunjukkan inflasi tidak meningkat sama sekali dari bulan April hingga Mei.

 


Kemungkinan Penurunan Suku Bunga

(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)
(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)

Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi mengikuti kenaikan 0,3% yang tidak direvisi pada data April bulan lalu, sementara belanja konsumen meningkat secara moderat.

Sedangkan CME FedWatch, para pelaku pasar saat ini memperkirakan kemungkinan sebesar 68% penurunan suku bunga Fed pada bulan September, dibandingkan dengan 64% sebelum rilis data inflasi.

Presiden Bank Sentral Federal San Francisco Mary Daly, yang juga anggota Komite Pasar Terbuka Federal 2024 mengatakan, data inflasi terbaru adalah kabar baik bahwa kebijakan berhasil.

“Harga emas dunia telah diperdagangkan dalam kisaran yang cukup ketat dan mungkin akan mempertahankan kisaran tersebut sampai FOMC mengonfirmasi bahwa mereka akan menurunkan suku bunga,” kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya