Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berbalik arah menghijau pada perdagangan Selasa (6/8/2024) setelah saham BBCA merosot pada Senin, 5 Agustus 2024.
Mengutip data RTI, harga saham BBCA ditutup menguat 1,27 persen ke posisi Rp 10.000 per saham. Harga saham BBCA dibuka naik 200 poin ke posisi Rp 10.075 per saham dari penutupan kemarin Rp 9.875 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 10.075 dan level terendah Rp 9.950 per saham. Total frekuensi perdagangan 19.512 kali dengan volume perdagangan 796.566 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 796,8 miliar.
Pada perdagangan Senin, 5 Agustus 2024, harga saham BBCA merosot 3,19 persen ke posisi Rp 9.875 per saham. Nilai transaksi harian Rp 1,26 triliun dan volume perdagangan 126,33 juta saham. Total frekuensi perdagangan 47.814 kali.
Advertisement
Penguatan saham BCA terjadi di tengah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,99 persen di 7.129,21. Indeks LQ45 bertambah 0,95 persen ke posisi 899,18. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.167,26 dan level terendah 7.066,50.
Sebanyak 370 saham menghijau sehingga angkat IHSG. 208 saham melemah dan 206 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 936.884 kali dengan volume perdagangan 12,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.160.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri susut 0,08 persen.Sementara itu, sektor saham infrastruktur melambung 1,62 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi naik 1,38 persen, sektor saham transportasi mendaki 1,22 persen.
Selain itu, sektor saham basic melesat 0,72 persen, sektor saham nonsiklikal melompat 0,92 persen, sektor saham kesehatan naik 0,58 persen. Kemudian sektor saham keuangan bertambah 0,94 persen, sektor saham properti naik 0,78 persen, sektor saham teknologi menguat 0,10 persen.
Harga Saham BBCA Kembali Sentuh Rp 10.000, BCA Bakal Kembali Stock Split?
Sebelumnya, harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah menembus Rp 10.000 per saham. Terkait hal ini, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan Perseroan belum ada rencana untuk melakukan stock split hingga akhir tahun ini.
"Kita tegaskan tahun ini tidak akan ada stock split. Tahun depan juga belum ada kami bicarakan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB),” kata Jahja dalam konferensi pers, Rabu (24/7/2024).
Jahja menuturkan, pada stock split saham BBCA sebelumnya dilakukan ketika harga saham berada di level Rp 35.000 per saham, baru dilakukan stock split 1:5 yang membuat harga saham BBCA menjadi sekitar Rp 7.000 per saham.
"Sekarang sudah kembali ke harga Rp 10.000, tapi itu masih Rp 10.000 rasanya belum diperlukan untuk stock split," ujar Jahja.
Melansir data RTI, Rabu, 24 Juli 2024 saham BBCA ditutup pada harga Rp 10.175. Harga saham BBCA diperdagangkan di kisaran Rp 10.075-10.175 dengan total frekuensi perdagangan sebanyak 7.998 kali dengan volume perdagangan 24,66 juta saham.
BCA dan entitas anak mencatatkan laba bersih tumbuh 11,1% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 26,9 triliun pada semester I 2024. BCA juga membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5% YoY menjadi Rp 850 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri.
Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan secara berkualitas, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Jahja menuturkan, kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM. Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024.
"Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp 50 triliun. Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah, serta dukungan dari pemerintah dan otoritas, sehingga BCA dapat melalui paruh pertama 2024 dengan baik,” kata Jahja dalam siaran pers, Rabu, 24 Juli 2024.
Advertisement
Perbaikan Kualitas Pinjaman
Perbaikan kualitas pinjaman BCA mengiringi solidnya pertumbuhan kredit. Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9%. Adapun, Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA naik 5% YoY menyentuh Rp 1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun.
"Solidnya pertumbuhan CASA selaras dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 21% YoY mencapai 17 miliar pada semester I 2024, tumbuh 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 14,8 miliar, naik 24% YoY,” pungkas Tjahja.
Kinerja Kuartal I 2024
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp 12,9 triliun pada kuartal satu 2024, tumbuh 11,7 persen secara tahunan (YoY). Pertumbuhan BCA ini ditopang ekspansi pembiayaan yang disalurkan, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Penyaluran kredit juga alami peningkatan sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun per Maret 2024. Kredit korporasi tumbuh 22,1% YoY sehingga totalnya Rp 389,2 triliun per Maret 2024, sementara kredit komersial naik 9,3% YoY menjadi Rp125,2 triliun.
Kinerja kredit UKM melanjutkan tren pertumbuhan di atas rata-rata industri, seperti kinerja tahun sebelumnya. Per Maret 2024, kredit UKM BCA naik 13,5% YoY mencapai Rp110,4 triliun.
Kredit konsumer meningkat 14,9% YoY menjadi Rp201,6 triliun. Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0% YoY mencapai Rp121,7 triliun, KKB yang tumbuh 22,2% YoY menjadi Rp 59,8 triliun, serta kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya sebesar 22,6% YoY mencapai Rp 17,1 triliun.
Dana Kelolaan
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 7,9% YoY menyentuh Rp 1.121 triliun per Maret 2024. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh sekitar 7,3% mencapai Rp 904,5 triliun.
Solidnya pertumbuhan CASA selaras dengan total volume transaksi BCA yang naik 20,8% YoY mencapai 8,3 miliar pada kuartal satu 2024. Khusus di kanal digital, volume transaksi mobile banking dan internet banking BCA mencapai 7,2 miliar, naik 23,5% YoY.
BCA secara berkesinambungan melakukan investasi untuk memperkuat ekosistem hybrid banking, dan memberikan pelayanan berkualitas bagi nasabah yang beragam.
Secara keseluruhan BCA berhasil mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA selama kuartal satu 2024 mencapai Rp 19,8 triliun, tumbuh 7,1% secara tahunan.
Kemudian, pendapatan selain bunga naik 6,8% YoY menjadi Rp 6,4 triliun. Secara total, pendapatan operasional mencapai Rp 26,2 triliun atau naik 7% YoY pada kuartal I 2024.
Rasio cost to income terjaga di level 32,4%. Di samping itu, seiring dengan meningkatnya kualitas aset, biaya provisi BCA turun 29,8% YoY, sehingga turut berkontribusi bagi pertumbuhan laba BCA.
Advertisement