Saham Green Power Group Meroket 764%, Bagaimana Sikap Bursa?

Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi pada saham PT Green Power Group Tbk (LABA). Penghentian sementara saham LABA lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Agu 2024, 10:42 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2024, 10:42 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi pada saham PT Green Power Group Tbk (LABA). Penghentian sementara saham LABA lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

“Dalam rangka cooling down dan sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham LABA pada perdagangan tanggal 26 Juli 2024,” mengutip pengumuman Bursa, Rabu (21/8/2024).

Penghentian sementara perdagangan saham PT Green Power Group Tbk dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham LABA.

Mengawali pekan ini, saham LABA naik 24,68 persen ke posisi 384. Penguatan berlanjut, pada perdagangan Selasa, 20 Agustus 2024, saham LABA ditutup naik 12,50 persen ke posisi 432. Dalam sepekan terakhir, LABA naik 54,29 persen dan naik 764,00 persen sejak awal tahun atau secara year to date (ytd).

Pergerakan Harga Saham

Sebelum suspensi, Bursa mengumumkan adanya pergerakan harga saham LABA di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA). Sehubungan hal itu, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mau Diakuisisi Maybank, BEI Gembok Saham JMAS

IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia kompak berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi pada saham PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS). Hal itu sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham JMAS.

Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, Bursa melakukan suspensi saham JMAS pada perdagangan hari ini, Selasa 20 Agustus 2024 di pasar reguler maupun pasar tunai. Tujuannya, untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham JMAS.

Kenaikan harga saham JMAS seiring dengan kabar akuisisi oleh Maybank Indonesia Tbk (BNII). Di mana pemegang saham utama JMAS yakni Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa dirumorkan berniat menjual kepemilikannya atas saham JMAS kepada Bank Maybank Indonesia.

Saham JMAS ngacir hingga sentuh auto reject atas (ARA) dengan kenaikan 34,55 persen ke posisi 148 pada Senin. Dalam sepekan, JMAS naik 57,45 persen dan naik 142,62 persen ytd.

Selaras, saham BNII juga tampak bergerak di zona hijau. Saham BBNI naik 4,03 persen ke posisi 258 saat berita ini ditulis. Dalam sepekan terakhir, BBNI naik 20,56 persen dan naik 6,61 persen ytd. 


BEI Ajak Perusahaan Kontribusi Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Sucofindo memperkuat komitmennya dalam mendukung upaya pengurangan emisi. Komitmen ini ditunjukkan melalui carbon offsetting dengan pembelian Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) dari proyekproyek Aksi Mitigasi Perubahan Iklim yang terdaftar di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI).

 Pembelian SPE melalui PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara Bursa Karbondengan nama Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) ini dilakukan sebagai upaya pengurangan emisi terhadap karbon yang dihasilkan pada acara Environmental and Social Innovation Award (ENSIA) 2024 yang diselenggarakan oleh Sucofindo pada 31 Juli 2024.

Secara simbolis, pembelian SPE untuk carbon offsetting ini diserahkan oleh Direktur Utama BEI selaku penyelenggara IDXCarbon Iman Rachman kepada Direktur Utama Sucofindo Jobi Triananda.

“Kami mengapresiasi Sucofindo atas pembelian SPE. Dengan membeli SPE, Sucofindo telah berkomitmen mendukung tujuan bersama dalam pengurangan emisi karbon. Semoga pembelian ini dapat menjadi motivasi bersama dari para kontributor pada aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dikutip Senin (19/8/2024).

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya