Liputan6.com, Jakarta Aktivitas pencatatan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup ramai pada awal tahun ini. Hingga 13 Januari 2025, BEI telah kedatangan 8 emiten baru, antara lain Emiten-emiten tersebut antara lain PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) sebagai perusahaan tercatat pertama tahun 2025 yang listing pada 8 Januari 2025.
Bersamaan dengan itu, dilakukan pencatatan saham PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) masing-masing sebagai perusahaan tercatat kedua dan ketiga tahun 2025. Keesokan harinya, pada 9 Januari 2025 dilakukan pencatatan saham PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) dan PT Hero Global Investment Tbk (HGII).
Advertisement
Baca Juga
Belakangan, dilakukan pencatatan saham PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), dan PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) pada Senin, 13 Januari 2024. Masing-masing secara berurutan sebagai perusahaan tercatat ke-6,7,8 tahun 2025 di BEI.
Advertisement
Dari beberapa emiten baru tersebut, IPO RATU dan CBDK cukup menjadi sorotan. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) merupakan anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) milik Hapsoro. Sementara PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) merupakan anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang dikendalikan taipan Aguan dan Grup Salim.
Secara umum, Pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai sentimen positif dari stabilitas ekonomi global dan domestik memberikan momentum bagi perusahaan besar untuk menggalang dana segar guna mempercepat ekspansi atau mengurangi beban utang.
"Kedua perusahaan ini, meski berasal dari sektor yang berbeda, menawarkan prospek yang menarik bagi investor," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (14/1/2025).
RATU, sebagai holding migas, tengah memanfaatkan momentum positif dengan strategi akuisisi blok-blok migas baru yang menjanjikan pertumbuhan signifikan. Meski valuasi IPO-nya cukup premium, strategi pertumbuhan anorganik ini dinilai mampu menyeimbangkan valuasi tersebut. Sejak melantai di bursa, saham RATU telah mencatatkan Auto Rejection Atas (ARA) empat kali berturut-turut, menandakan tingginya minat investor terhadap prospek sektor energi ini.
"Dengan rasio PER TTM antara 6,0x hingga 7,7x dan PBV Annualized 1,9x hingga 2,4x, investor tampak optimis dengan potensi jangka panjang perusahaan ini, meski harus tetap waspada terhadap fluktuasi harga minyak yang bisa mempengaruhi kinerja RATU," ulas Hendra.
Kinerja Keuangan
Sementara, CBDK di sisi lain memperlihatkan kinerja keuangan yang solid dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Proyek besar pembangunan kawasan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang didukung oleh kawasan industri dan perumahan menjadikan CBDK sebagai pemain potensial di sektor properti dan pariwisata.
Pada hari pertama listing CBDK yang langsung mencatatkan ARA semakin memperkuat minat investor, meskipun risiko seperti potensi penurunan permintaan MICE perlu diantisipasi. "Dengan rasio PER TTM di kisaran 22,5x hingga 30,5x dan PBV Annualized 7,4x hingga 10,0x, CBDK menawarkan daya tarik bagi mereka yang optimis terhadap pertumbuhan sektor ini," kata Hendra.
Lainnya, seperti PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG), dan PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), menunjukkan prospek kinerja yang menarik. DGWG, yang beroperasi di sektor Industri Dasar dengan fokus pada produk pestisida, memiliki valuasi yang lebih rendah dengan PER TTM 15,9x dan PBV Annualized 0,8x, menjadikannya lebih menarik dari segi harga. Sektor agrikultur yang stabil dan permintaan yang terus meningkat untuk produk pestisida memberikan prospek yang solid bagi DGWG.
"Dukungan dari sektor pertanian nasional dan permintaan produk agrikultur yang meningkat dapat menjadi katalis positif bagi perusahaan ini," kata hendra.
Advertisement
Produk Inovatif
OBAT, yang menawarkan produk-produk inovatif seperti susu spirulina dan neoalgae spirulina, memiliki potensi besar di sektor kesehatan yang sedang berkembang. Dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang signifikan, OBAT menunjukkan prospek yang cerah, didukung oleh valuasi yang cukup menarik dengan PER TTM 10,3x dan PBV Annualized 2,4x.
"Inovasi produk dan paten yang dimiliki perusahaan memperkuat posisinya di pasar, meskipun tantangan dalam penetrasi pasar yang lebih luas perlu diatasi," tutur Hendra. Sentimen positif yang dapat mendorong kinerja emiten baru yang mencatatkan sahamnya tahun ini utamanya dari pemulihan ekonomi, serta dukungan pemerintah untuk sektor-sektor terkait.
"Saya merekomendasikan BUY untuk CBDK dengan target harga Rp 6.000, DGWG dengan target Rp 300, dan OBAT dengan target Rp 450, memperhitungkan potensi pertumbuhan dan risiko masing-masing emiten," pungkas Hendra.