Review London Love Story: Cerita Ringan dengan Dialog Beracun

Di hari pertama pemutarannya, London Love Story telah meraih 60 ribu penonton.

oleh Puji Astuti HPS diperbarui 09 Feb 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2016, 16:00 WIB
London Love Story
Poster London Love Story

Liputan6.com, Jakarta "Kita dipertemukan karena sebuah alasan. Alasan itu bernama cinta. Sampai kamu menghancurkannya tanpa alasan"

Sebuah kalimat puitis namun tragis ini adalah potongan trailer London Love Story. Promonya begitu kencang, terutama di layar SCTV. Nyaris setiap jam, di sela-sela pergantian satu acara ke acara lainnya, muncul pariwara film ini.

Apa kalimat tegas yang diucapkan Michelle Ziudith ini lantas menjadi magnet penonton film ini? Entah juga. Yang pasti, London Love Story dibanjiri penonton.

Gaya Michelle Ziudith di syuting hari ketujuh London Love Story. (foto: dok. Screenplay)

Hari pertama penayangannya, film ini menjaring hampir 60 ribu penonton. Angka ini naik dua kali lipat di hari kedua. Melihat gejala ini, bukan tak mungkin London Love Story bisa mencatat angka 500 ribu penonton.

Banyak yang terkaget-kaget melihat pencapaian film ini. Apa kelebihan London Love Story? Toh, pemainnya cuma lungsuran pemeran Magic Hour.

Untuk memutar kembali ingatan, Magic Hour adalah sebuah film debutan yang tak disangka bisa sukses besar tahun lalu. Film perdana produksi ScreenPlay Pictures yang sebelumnya hanya membuat sinetron ini, bahkan menempati peringkat ke-5 film terlaris 2015 dengan mencatat 850 ribu lebih penonton.

Aktor Dimas Anggara berpose usai jumpa pres rilis trailer londo love story di sebuah cafe bilangan scbd, jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

"Kamu ingat, aku pernah minta apa sama Tuhan? Aku minta, Tuhan... ambil nyawaku satu hari, sebelum Tuhan ambil nyawa kamu".

Dialog ini menjadi titik awal hubungan Dave (Dimas Anggara) dan Caramel atau Cara (Michelle Zudith) di film yang mulai tayang sejak 4 Februari lalu ini.

London Love Story adalah kisah pengkhianatan cinta diantara tokoh Dave dan Cara, yang ternyata tak sepelik yang dibayangkan. Film ini dijejali dengan landmark Bali hingga London yang memanjakan mata.

Dimas Anggara dan Michelle Ziudith kembali dipasangkan di film ini. Chemistry keduanya berjalan dengan alami. Termasuk saat keduanya saling berbalas kalimat-kalimat puitis layaknya pujangga galau secara bergantian. Bisa jadi, karena mereka sudah terlatih dalam Love in Paris di tahun 2012 silam.

Para Pemain film london love story saat menggelar konferensi pers di sebuah cafe bilangan scbd, Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Salah satu kunci London Love Story maupun Magic Hour begitu digemari, adalah hal Tisa TS. Penulis skenario dan novel ini dikenal penonton, khususnya  penonton remaja, dengan  'amunisi' khasnya, yakni kalimat bernada puitis yang 'beracun'.

Di film ini, banyak dialog biasa yang malah terdengar syahdu karena kepiawaian Tisa TS merangkainya. Dan Dimas-Michelle boleh dibilang selalu sukses mengeksekusinya. Dialog usang pun bakal terdengar menusuk saat keluar dari bibir keduanya.

Kutipan dialog yang langsung menancap otak pun membanjir di sepanjang film yang  diakhiri dengan kelokan cerita yang rasanya sudah bisa ditebak sebagian penonton.

Dimas Anggara, Michelle Ziudith, Adila Fitri, dan Dion Wiyoko saat usai syuting London Love Story hari ke-delapan (sumber foto: Dok. Screenplay films)

Dengan tambahan pemain seperti Dion Wiyoko, Adilla Fitri, Ina Marika, AaronAshab, dan tak ketinggalan sang pengocok perut, Ramzi, London Love Story meluncur sebagai satu cerita cinta yang  sangat ringan.

Memakai istilah anak jaman sekarang , London Love Story bisa menjadi penerus Magic  Hour yang bakal membuat baper alias terbawa perasaan. Film ini juga rasanya bakal mudah menjaring banyak penonton remaja, terutama penggemar dua pemain
utamanya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya