Eddie Karsito Melalui Humaniora Foundation Gagas Sekolah Kemanusiaan

Pendiri Humaniora Foundation, Eddie Karsito, mendedikasikan 25 tahun lembaga nirlaba ini untuk memuliakan manusia.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 12 Mei 2020, 01:10 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2020, 05:20 WIB
Eddie Karsito Pendiri Humaniora Foundation
Eddie Karsito, pemrakarsa dan pendiri Humaniora Foundation. Relawan yang pernah mendapat penghargaan sebagai Pendiri “Yayasan Pendukung Karir dan Prestasi,” serta penghargaan "Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan 2013" dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (Ist

Liputan6.com, Jakarta - Bulan suci Ramadan tahun ini, lembaga Humaniora Foundation telah berusia 25 tahun menurut kalender Hijriyah (17 Ramadhan 1415 H / 17 Februari 1995 - 17 Ramadhan 1441 H / 10 Mei 2020).

Pendiri Humaniora Foundation, Eddie Karsito, mendedikasikan pencapaian lembaga nirlaba ini untuk memuliakan manusia. Menurutnya, usia dan kesempatan merupakan berkat Tuhan atas ketaatan terhadap hukum-hukum-Nya.

“Manusia adalah makhluk dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa, dan karsa,” ujar Pendiri Humaniora Foundation, Eddie Karsito, di acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-25 Humaniora Foundation, di Kranggan Permai, Jatisampurna, Kota Bekasi, Minggu (10/5/2020).

Memikul Amanah

Humaniora Foundation
Eddie Karsito, pemrakarsa dan pendiri Humaniora Foundation. Relawan yang pernah mendapat penghargaan sebagai Pendiri “Yayasan Pendukung Karir dan Prestasi,” serta penghargaan "Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan 2013" dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (Ist

Menurut Eddie Karsito, manusia adalah makhluk yang memikul amanah dan tidak diciptakan secara sia-sia.

“Oleh karena itu, memanusiakan manusia senantiasa berpegang pada nilai keadilan, kesetaraan, serta nilai persaudaraan, gotong-royong, dan tolong-menolong,” ujar penggiat budaya yang juga aktor film dan sinetron ini.

"Menyentuh seluruh dimensi kehidupan manusia. Inilah yang menjadi misi Humaniora Foundation," lanjutnya.

 

Momen Nuzulul Quran

Humaniora Foundation
Eddie Karsito, pemrakarsa dan pendiri Humaniora Foundation. Relawan yang pernah mendapat penghargaan sebagai Pendiri “Yayasan Pendukung Karir dan Prestasi,” serta penghargaan "Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan 2013" dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (Ist

Didirikan pada 17 Ramadan 1415 H atau 17 Februari 1995, ulang tahun Humaniora Foundation bertepatan dengan perayaan umat muslim sedunia yang bersamaan dengan momen Nuzulul Quran (turunnya Alquran).

“Tanggal dan bulan didirikannya yayasan ini secara konsepsional dipilih sebagai transformasi makna, membumikan Alquran,” kata pekerja sosial yang menamatkan pendidikannya di Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) Islam, Cokroaminoto, Kisaran Asahan, Sumatera Utara ini.

Bantu Pemulung Terdampak Covid 19

Humaniora Foundation
Eddie Karsito, pemrakarsa dan pendiri Humaniora Foundation. Relawan yang pernah mendapat penghargaan sebagai Pendiri “Yayasan Pendukung Karir dan Prestasi,” serta penghargaan "Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan 2013" dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (Ist

Acara berbuka puasa bersama biasanya menjadi momen utama ulang tahun Humaniora Foundation. Selain itu, pemberian santunan juga dilakukan bagi anak-anak yatim, kaum dhuafa, dan janda lanjut usia yang berprofesi sebagai pemulung.

Kini, dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mencegah penyebaran Covid-19, acara tahun ini dilakukan terbatas.

“Tetap ada ada pemberian santunan. Selama tiga pekan terakhir, melalui Rumah Singgah Bunda Lenny, Humaniora Foundation, kami menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang terimbas wabah Covid-19,” terang Eddie.

Sumbangan ini dibagikan untuk para pemulung, janda lanjut usia, serta para pekerja keras di sektor non-formal seperti kuli bangunan, pekerja galian tanah, petugas kebersihan angkut sampah, pembantu rumah tangga (PRT), pedagang keliling, pengamen, serta profesi lainnya.

Selalu Mendapat Sumbangan

Humaniora Foundation
Eddie Karsito, pemrakarsa dan pendiri Humaniora Foundation. Relawan yang pernah mendapat penghargaan sebagai Pendiri “Yayasan Pendukung Karir dan Prestasi,” serta penghargaan "Anak Bangsa Berkepribadian Pembangunan 2013" dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (Ist

Menurut Eddie, sejak didirikannya Humaniora Foundation, pihaknya tidak memiliki sumber pendanaan dan donatur tetap. Namun, bantuan terus mengalir dari masyarakat baik berupa sumbangan uang tunai maupun kebutuhan pokok.

Selama pandemi Covid-19 nilai sumbangan yang telah disalurkan Humaniora Foundation adalah lebih dari Rp 25 juta. Nilai tersebut merupakan akumulasi sumbangan masyarakat, baik berbentuk uang tunai, sembako, makanan, minuman, dan alat kesehatan seperti masker, dan lain-lain. Hingga kini, sumbangan masih terus mengalir.

“Pelayanan ini adalah anugerah yang Tuhan percayakan kepada kita. Alhamdulillah, meskipun kita tidak layak, tidak ada donatur tetap, tetapi Tuhan melayakkan kita untuk ikut ambil bagian dalam pekerjaan-Nya,” ujar relawan yang pernah mendapat penghargaan sebagai Pendiri Yayasan Pendukung Karir dan Prestasi di “Pembangunan Award 2013” dari Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia ini.

Para volunteer yang terlibat, sebagian besar adalah anggota dan pengurus Sanggar Humaniora. Sebagian lainnya adalah para artis yang tergabung di Komunitas Amal Sedekah Ikhlas Hati (KASIH).

“Semua relawan kami tidak ada yang menerima upah. Apapun bentuk bantuan dari masyarakat, kami sepakat tidak boleh menikmatinya. Bantuan selalu dibagi habis untuk masyarakat yang lebih membutuhkan,” jelasnya.

Sekolah Kemanusiaan

Di 25 tahun usia Humaniora Foundation, momen tersebut menjadi momentum bagi arah dan perkembangan lembaga ini untuk meningkatkan apresiasi kemanusiaan melalui program yang disebut #SekolahKemanusiaan.

Lebih jauh, #SekolahKemanusiaan adalah institusi non-formal, wadah asah, asih, asuh, melalui cara-cara kesenian. Programnya mengarah pada pembinaan mental spiritual, pendidikan budi pekerti, kepemimpinan, dan nasionalisme berciri kebangsaan.

Selain itu, #SekolahKemanusiaan juga menjadi gerakan dan kajian populer dalam perspektif budaya, perilaku sosial, dan pandangan hidup, hingga belajar menjadi manusia seutuhnya, serta memanusiakan manusia (humaniora).

“Lembaga ini diharapkan dapat melahirkan pandu budaya, khususnya dari generasi millennial, kids zaman “now”, gaul, kekinian, smart IT. Memiliki perspektif masa depan sebagai generasi yang aktif, kreatif, inovatif, profesional, mandiri, empati, dan keelokan budi pekerti,” harap aktor yang pernah mendapat penghargaan sebagai Aktor Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2008 ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya