Liputan6.com, Jakarta Nurul Arifin mengungkap bahwa Maura Magnalia mengalami stres sebelum meninggal. Hal ini ia sampaikan usai pemakaman sang anak di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/1/2022).
Sang politikus mengatakan, stres yang dialami sang anak disebabkan karena aktivitas yang terbatas selama pandemi Covid-19.
"Menghadapi masa pendemi saya kira yang stres bukan cuma anak saya, hampir dari kita banyak yang stres karena ada disorientasi," kata bintang film Catatan Si Emon.
Advertisement
"Yang harusnya bisa main tapi enggak bisa main, yang harusnya sekolah, tapi enggak bisa ke kampus," ia menyambung pernyataan.
Baca Juga
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kuliah Online
Maura Magnalia sendiri sempat kuliah S2 di University of Sidney. Namun lantaran pandemi, seluruh rangkaian perkuliahan dilakukan secara daring.
"Sejak awal sekolah tidak bisa ke Australia. Dia cuma online, seperti itu sampai selesai. Maret yang akan datang dia akan diwisuda, namun belum sampai wisuda sekarang sudah enggak ada anaknya," paparnya.
Advertisement
Tak Bisa Mengekspresikan Diri
Selama pandemi melanda, Maura Magnalia juga tak bisa mengekspresikan diri seperti biasanya.
"Stres yang lainnya anak saya kan biasa berekspresi, mengekspresikan semua hal yang dia pikirkan. Dia anaknya sangat unik, Maura itu unik sekali," ujar Nurul Arifin.
Akumulasi
Ruang geraknya menjadi terbatas karena harus memperhatikan protokol kesehatan.
"Banyak hal yang tidak bisa dilakukan karena keterbatasan, harus prokes, yang membuat terakumulasi semua frustrasi, kekecewaan, mungkin seperti itu. Mungkin Maura gambaran dari banyak orang di antara kita sebetulnya," tutupnya.
Advertisement