Yoko Ono, janda personel The Beatles mendiang John Lennon, kembali berkarya. Hampir 50 tahun setelah menulis buku seni konseptual Grapefruit, penulis, artis dan aktivis perdamaian Yoko Ono telah merilis sekuel. Ia berharap dapat menginspirasi orang dan membuat mereka berpikir dan membaca.
Seperti dikutip dari Independent, Rabu (3/7/2013), Acorn, sebuah buku yang berisi 100 `puisi instruksional` dan gambar yang akan diterbitkan pada 15 Juli itu, adalah karya tentang masa lalu. Menurut Yoko, karena itu adalah sesuatu yang awalnya diciptakan untuk internet pada 1990-an.
Yoko menuturkan, saban hari selama 100 hari, ia mengomunikasikan ide yang berbeda bagi orang-orang untuk dieksplorasi. Dan sekarang, ia menyusunnya dalam sebuah buku.
"Saya suka ide ini lantaran banyak orang yang tak lagi membaca buku. Mereka hanya menggunakan komputer," tutur Yoko, yang genap berusia 80 tahun pada awal tahun ini, dalam sebuah wawancara.
Ia menjelaskan, setiap instruksi disertai dengan gambar titik yang memberi pembaca pekerjaan lebih lanjut bagi otak. Instruksi dan ilustrasi itu akan menantang pembaca untuk melihat dunia di sekitar mereka dengan cara yang berbeda.
Sepotong Langit VIII
Duduk di bawah langit biru.
Biarkan kepala Anda terbuka
dan kosong.
Biarkan ide-ide datang kepada Anda.
Hargai mereka.
Seperti Grapefruit, yang diterbitkan pada 1964, buku baru Yoko Ono kali ini dibagi menjadi beberapa bagian seperti Sky Piece, Work Piece, Watch Piece, dan Cleaning Piece. Yoko pun menjabarkan setiap instruksi sebagai `puisi dalam tindakan`.
Kendatipun pada awalnya Yoko khawatir jika Acorn tidak akan sebagus pendahulunya, dia berpikir kali ini mungkin justru lebih baik. "Saya berpikir bahwa pada tingkat organik, ini lebih halus," urai Yoko, seperti dikutip Reuters.
Selain kegiatan sastranya, Yoko, yang terkenal mementaskan bed-ins untuk perdamaian dengan John Lennon di Amsterdam, Belanda dan Montreal, Kanada pada 1969, masih berkampanye untuk hal-hal yang diyakininya.
Pada Maret silam, Yoko Ono membagi pendapatnya melalui media sosial tentang kekerasan senjata. Ia pun mengunggah foto kacamata bernoda darah yang tampaknya dikenakan oleh John Lennon ketika ditembak mati oleh seorang penggemar di New York, Amerika Serikat pada Desember 1980.(Ans)
Seperti dikutip dari Independent, Rabu (3/7/2013), Acorn, sebuah buku yang berisi 100 `puisi instruksional` dan gambar yang akan diterbitkan pada 15 Juli itu, adalah karya tentang masa lalu. Menurut Yoko, karena itu adalah sesuatu yang awalnya diciptakan untuk internet pada 1990-an.
Yoko menuturkan, saban hari selama 100 hari, ia mengomunikasikan ide yang berbeda bagi orang-orang untuk dieksplorasi. Dan sekarang, ia menyusunnya dalam sebuah buku.
"Saya suka ide ini lantaran banyak orang yang tak lagi membaca buku. Mereka hanya menggunakan komputer," tutur Yoko, yang genap berusia 80 tahun pada awal tahun ini, dalam sebuah wawancara.
Ia menjelaskan, setiap instruksi disertai dengan gambar titik yang memberi pembaca pekerjaan lebih lanjut bagi otak. Instruksi dan ilustrasi itu akan menantang pembaca untuk melihat dunia di sekitar mereka dengan cara yang berbeda.
Sepotong Langit VIII
Duduk di bawah langit biru.
Biarkan kepala Anda terbuka
dan kosong.
Biarkan ide-ide datang kepada Anda.
Hargai mereka.
Seperti Grapefruit, yang diterbitkan pada 1964, buku baru Yoko Ono kali ini dibagi menjadi beberapa bagian seperti Sky Piece, Work Piece, Watch Piece, dan Cleaning Piece. Yoko pun menjabarkan setiap instruksi sebagai `puisi dalam tindakan`.
Kendatipun pada awalnya Yoko khawatir jika Acorn tidak akan sebagus pendahulunya, dia berpikir kali ini mungkin justru lebih baik. "Saya berpikir bahwa pada tingkat organik, ini lebih halus," urai Yoko, seperti dikutip Reuters.
Selain kegiatan sastranya, Yoko, yang terkenal mementaskan bed-ins untuk perdamaian dengan John Lennon di Amsterdam, Belanda dan Montreal, Kanada pada 1969, masih berkampanye untuk hal-hal yang diyakininya.
Pada Maret silam, Yoko Ono membagi pendapatnya melalui media sosial tentang kekerasan senjata. Ia pun mengunggah foto kacamata bernoda darah yang tampaknya dikenakan oleh John Lennon ketika ditembak mati oleh seorang penggemar di New York, Amerika Serikat pada Desember 1980.(Ans)