Calon Pengantin di Jawa Timur Wajib Tes Urine Sebelum Menikah

Calon pengantin wajib tes urine di Jawa Timur mulai berlaku Agustus 2019.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 12 Jul 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2019, 18:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Calon pengantin di Jawa Timur wajib tes urine (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Timur (Jatim) menggandeng Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jatim, untuk menambah satu syarat yang harus dipenuhi bagi calon pengantin, yaitu calon pengantin wajib tes urine.

Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol, Bambang Priyambadha menuturkan, pasangan yang baru menikah kelak akan mempunyai keturunan yang akan menjadi pemimpin dan menjadi generasi penerus bangsa. 

"Kesadaran orang tua harus dibangun sejak dini yaitu melalui adanya tes urine narkotika saat sebelum menikah," tutur Bambang, Jumat (12/7/2019). 

Bambang mengatakan,langkah tersebut merupakan salah satu upaya pencegahan masyarakat terhadap penggunaan narkoba. "Tes urine bisa dilakukan di puskesmas, BNN kotakabupaten atau Jatim secara gratis,” katanya. 

Bambang menegaskan, pasangan calon pengganti yang kedapatan positif saat di tes urine, mereka bukan berarti tidak diperbolehkan menikah. 

"Calon pengantin tetap melangsungkan proses pernikahan namun wajib melapor ke BNNP atau BNN Kabupaten maupun Kota, atau ke RSUD maupun puskesmas se Provinsi Jawa Timur," ucap Bambang. 

Sementara itu, Plt kepala Kantor Kemenag Jatim, Moch Amin Mahfud menambahkan kerja sama ini dilakukan untuk menciptakan generasi muda bebas narkoba dan akan diterapkan mulai Agustus 2019 di 38 Kantor Urusan Agama (KUA) yang ada di Jawa Timur.

"Ketika ada calon pengantin yang positif menggunakan narkoba akan ditangani BNN untuk direhabilitasi. Namun, hal itu tidak menghalangi proses pernikahan," ujarnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gubernur Khofifah Ingin Transportasi Publik Tersedia Baik di Gresik hingga Surabaya

Belajar dari Geliat Eco Wisata di Boon Pring Malang
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa usai membuka jambore BUMDes di Boon Pring, Malang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ingin transportasi publik di kawasan megapolitan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbang Kertosusilo) tersedia dengan baik.

Hal ini juga dalam rangka fokus percepatan pembangunan kepada pemerintah pusat yang meliputi peningkatan konektivitas, pariwisata dan pengembangan kilang minyak. Khofifah Indar Parawansa menyampaikan hal itu dalam rapat kabinet terbatas di Istana Bogor di Selasa 9 Juli 2019.

"Hanya boleh tiga tadi, kalau yang saya sampaikan banyak, misalnya saya juga ingin ada KEK untuk garam, juga percepatan elektrifikasi," ujar Khofifah, seperti dikutip dari laman Antara, Rabu, 10 Juli 2019.

Terkait konektivitas, ia menginginkan transportasi publik di kawasan megapolitan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbang Kertosusilo) tersedia dengan baik.

"Kami ingin konektivitas dalam banyak hal terutama public transportation. Gerbang Kertasusila ini agak terlambat menyiapkan opsi transportasi publik yang bisa memudahkan konektivitas antarwilayah yang masuk Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan," kata dia.

Ia menuturkan, sekarang di sana baru dibangun Surabaya Eastern Ringroad. Ia mengharapkan, selain dibangun itu, konektivitas antarkabupaten di dalam ring satu juga disiapkan transportasi publik termasuk di dalamnya MRT.

"Kami juga ingin tambahkan kereta komuter, tidak hanya sampai Lamongan namun sampai Tuba. Ini antisipasi proses pembangunan kilang minyak, kalau sudah jalan pasti butuh intensitas transportasi yang lebih tinggi," ujar dia.

Kembangkan Pariwisata

Lewat Transportasi Umum, Khofifah Ingin Jawa Timur Mirip DKI Jakarta
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019). Khofifah membahas proyek infrastruktur dan transportasi di Jawa Timur seperti penambahan gerbang Commuter Line, pembangunan MRT dan LRT. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Khofifah menuturkan, pihaknya juga akan mengembangkan kawasan Bromo Tengger dan Semeru (BTS). “BTS ini dulu sudah masuk proyek stratengis nasional. Kami harap ada percepatan pembangunan di wilayah BTS. Kami punya wilayah Selingkar Wilis, Selingkar Ijen dan BTS,” tutur dia.

Ia menuturkan, saat ini wisatawan yang ingin menikmati matahari terbit atau tenggelam, harus datang lebih awal karena jalan yang sempit.

"Kami harap misalnya ada cable car di situ. Dan sudah disiapkan opsi-opsi tambahan yang bisa memudahkan akses bagi wisatawan untuk bisa ke Bromo sekaligus Tengger, rasanya ini akan jadi destinasi yang menggairahkan wisata Jatim,"kata dia.

Ia juga ingin kapal mewah penjelajah yang mengangkut wisatawan mancanegara juga dapat berkembang di provinsi itu dengan pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga di Probolinggo, Jawa Timur.

Sementara terkait kilang minyak, ia juga ingin apa yang sudah dilakukan oleh Rosnev (perusahaan minyak Rusia dalam persiapannya bisa didukung. Ini karena skala yang besar.

"Proses penyiapan skill-labour dari Maret 2019 sudah berjalan. Kami harap ini akan memberikan multiflier effect yang luas tak hanya PDRB Jawa Timur, namun PDB nasional," tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya