Pemkot Surabaya Perbaiki 3.544 Rumah Warga Miskin

Program bedah rumah adalah program Pemkot Surabaya yang dilakukan sejak 2017. Program ini dilakukan dengan merenovasi rumah warga fakir miskin yang diusulkan masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2019, 20:12 WIB
Diterbitkan 14 Des 2019, 20:12 WIB
Property Rumah
Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) memperbaiki 3.544 rumah fakir miskin lewat program bedah rumah atau rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) yang dilakukan sejak 2017. Pemkot Surabaya pun mengharapkan program tersebut naik kelas pada 2020.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, rumah fakir miskin yang dibantu renovasinya tidak hanya harus layak huni, melainkan juga harus memenuhi standar sebagai rumah sehat.

"Berarti renovasi harus bisa memperbaiki kualitas ventilasi, sanitasi, jamban sehat, dan aliran udara serta pencahayaan rumah tersebut," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (14/12/2019).

Program bedah rumah adalah program Pemkot Surabaya yang dilakukan sejak 2017. Program ini dilakukan dengan merenovasi rumah warga fakir miskin yang diusulkan masyarakat. Tujuannya untuk mengembalikan fungsi dan kualitas tempat tinggal fakir miskin.

Program bedah rumah tersebut juga menjadi satu bagian dengan implementasi program pembangunan jamban. Total pelaksanaan program tersebut pada 2017 berhasil membangun dengan rincian sebanyak 1.442 rumah berhasil direnovasi sedangkan sebanyak 187 jamban berhasil dibangun. 

Ia menambahkan, pada 2018, angka penerimanya bertambah yakni 1.648 pembangunan dengan rincian 1.012 rumah berhasil dibangun sedangkan jambannya sebanyak 636 unit.

Pada 2018, kata Eri, pemkot Surabaya menyusun pembagian rumah tidak layak huni berdasarkan tipe-nya. Masing-masing memiliki nilai renovasi rumah yang berbeda, misalnya untuk tipe I nilai perbaikannya mencapai Rp 5 juta sedangkan tipe II Rp 15 juta, tipe III Rp 25 juta, dan tipe IV Rp 30 juta.

"Karena rumah tidak layak huni ini ukurannya beragam. Tidak semua rumah dihuni hanya satu keluarga saja. Ada satu rumah yang isinya sampai lima keluarga. Tentu, nilai perbaikannya berbeda," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kualitas Meningkat

Property Rumah
Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Eri mengatakan untuk 2019, jumlah rumah yang diperbaiki memang menurun menjadi 1.090 unit. Namun, kualitasnya meningkat karena hanya RLTH  tipe IV saja yang dibangun dengan nilai perbaikan per rumah mencapai Rp 30 juta.

Total rumah yang diperbaiki pemkot selama tiga tahun mencapai 3.544 unit. Eri menambahkan, setelah tiga tahun berjalan, tahun depan program tersebut harus naik kelas.

Tidak hanya penerima manfaatnya saja yang bertambah, tapi juga kualitas rumah yang dibangun. Kemudian data penerima juga harus singkron dengan daftar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebab selama ini penentuan penerima bantuan masih mengandalkan usulan dari masyarakat.

"Tahun depan juga harus kita tambah penerima bantuannya. Dengan komitmen Bu Risma yang begitu besar kepada orang-orang tidak mampu, saya yakin tahun depan kita bisa meningkatkan jumlah penerimanya hingga dua kali lipat. Bismillah. InsyaAllah bisa," kata dia.

Salah seorang penerima program yang bekerja sebagai pedagang rujak di Jalan Ikan Kerapu, Perak Barat, Sunarti mengatakan, hidupnya jauh lebih sehat sejak rumahnya diperbaiki. Perbaikan itu mulai dari plafon, kamar mandi, toilet, ruang tamu, kamar dua, pintu, dan jendela.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya