Pemkab Madiun Batasi Penanaman Padi, Kenapa?

Pembatasan penanaman padi akan dilakukan dengan mengurangi jumlah tanam dari tiga menjadi dua kali dalam setahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2020, 21:00 WIB
sawah
Ilustrasi luas lahan yang siap digarap para petani.

Liputan6.com, Surabaya Pemkab Madiun melalui Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Madiun, Jawa Timur melakukan langkah strategis untuk memerangi hama tikus di wilayahnya. Dispertan akan membatasi penanaman padi karena hama tikus sampai kini sulit dibasmi.

Pembatasan penanaman padi akan dilakukan dengan mengurangi jumlah tanam dari tiga menjadi dua kali dalam setahun. Pemangkasan akan dilakukan pada masa tanam kedua musim kemarau, antara Juli sampai Oktober.

“Sejumlah wilayah endemis hama tikus telah dipetakan,” ujar Sumanto, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dispertan Kabupaten Madiun, seperti yang dikutip dari Antara, Senin (20/1/1010).

Pembatasan penanaman padi menyasar lahan sawah dengan total seluas 200 hektare di enam kecamatan, meliputi, Sawahan, Madiun, Balerejo, Pilangkenceng, Saradan, dan Mejayan.

Ia menuturkan untuk pembatasan penanaman padi tidak akan mempengaruhi produksi padi. Dispertan Madiun mencatat produktivitas padi di Kabupaten Madiun mencapai 500 ribu ton lebih per tahun. Jika pembatasan diberlakukan di daerah endemis, maka diperkirakan hanya akan menghilangkan 12.800 ton padi.

Dispertan Madiun sedang melakukan pendekatan terhadap petani untuk merealisasikan rencana itu. Ia berharap petani mendukung sehingga hama tikus dapat dikendalikan.

“Intinya untuk mengurangi ketersediaan makanan tikus, sebab hewan itu akan mudah berkembang biak jika ia merasa pakannya cukup,” kata Sumanto.

Setelah pembatasan penanaman padi diberlakukan, maka petani diarahkan untuk menanam tanaman hortikultura yang tidak disukai tikus, seperti cabai, bawang merah, dan tembakau. Model menanam seperti itu juga akan membuat struktur tanah menjadi lebih baik dan subur.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya