Beras Bulog Melimpah, Mentan: Produksi Padi Tetap Stabil di Musim Kemarau

Gudang penyimpanan beras Bulog Kediri mencapai 87.981 ton, dan masih terus bertambah karena masa panen masih berlangsung.

oleh Gilar Ramdhani pada 14 Okt 2019, 11:48 WIB
Diperbarui 16 Okt 2019, 06:13 WIB
Mentan Amran Pastikan Gudang Bulog Penuh di Musim Kemarau
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman Inspeksi Mendadak (Sidak) ke gudang beras Bulog Sub Divre Kediri.

Liputan6.com, Jakarta Di sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019), Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman Inspeksi Mendadak (Sidak) ke gudang beras Bulog Sub Divre Kediri. Dalam kunjungannya Mentan menjumpai gudang bulog penuh. Saat ini posisi stok di gudang penyimpanan beras Bulog Kediri mencapai 87.981 ton, dan masih terus bertambah karena masa panen masih berlangsung.

"Kami bersyukur beras sekarang kita stoknya melimpah. Bahkan kemarin kami terima laporan dari Dirut Bulog dan Direktur Pengadaan Bulog bahwa Bulog saat ini sudah menyewa gudang di enam provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur," ungkap Amran.

Amran menegaskan melimpahnya beras di gudang Bulog menunjukkan bahwa produksi padi tetap stabil saat musim kemarau. "Karena yang masuk gudang adalah limpasan atau berlebih," bebernya.

Dengan kondisi stok beras yang berlebih, Amran memastikan pemerintah tidak akan ada impor beras. Jika ada kenaikan harga, maka perlu dicurigai ada pihak yang bermain.

"Hari ini masih ada pengadaan. Itu menandakan bahwa kalaupun musim kemarau produksi tetap bagus dan surplus. Jangan lagi ada berspekulasi bahwa beras kita kurang dan seterusnya. Hari ini kami ingin menyampaikan bahwa beras kita surplus," tandas Amran.

Produktivitas yang tetap tinggi saat musim kemarau, menurut Amran, tidak bisa dilepaskan dari sejumlah program terobosan yang dijalankan selama pemerintahan Jokowi-JK.

"Saat ini, kita bangun pola pikir bahwa tiada hari tanpa tanam, tiada hari tanpa olah, dan tiada hari tanpa panen. Kita transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Kita juga perbaiki tata kelola air dan juga membangun embung. Jangan kita biarkan air hujan yang jatuh di bumi Indonesia mengalir ke lautan tanpa dimanfaatkan para petani kita," seru Amran.

Kondisi stok beras yang melimpah menunjukkan bahwa Indonesia sudah swasembada beras. Amran menyebutkan, Sebagai perbandingan data, swasembada era 1984, produksi beras Nasional 25,8 juta ton, konsumsi beras nasional 27 juta ton per tahun, dan masih ada impor beras 414.000 ton, untuk konsumsi penduduk 164 juta jiwa. Sementara swasembada 2019, dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini 267 juta jiwa dan konsumsi beras secara nasional 32,4 juta ton per tahun, pemerintah mampu produksi beras nasional 34.9 juta ton, dan tidak melakukan impor sepanjang tahun 2019.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Bambang Sugiharto menyebutkan stok beras saat ini mencapai 5,49 juta ton. Diprediksi, stok beras di akhir Desember 2019 masih di atas 5 juta ton.

"Angka 5,49 juta ton itu diperoleh dari stok awal tahun 2019 ditambah dengan perkiraan surplus Januari-November 2019. Sementara di tahun 2018 hanya 3,3 juta ton," ungkap Bambang, di Jakarta.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya