Muatan Kapal dari Surabaya ke Tahuna Meningkat

Kapal tol laut melayari rute Surabaya-Makasar-Tahuna pulang pergi setiap bulan.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2020, 17:00 WIB
20161025-Tol-Laut-IA4
Petugas bersiaga sebelum keberangkatan KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut logistik Natuna di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelni (Persero) menyatakan muatan kapal tol dari Surabaya dan Makassar meningkat. Ini ditunjukkan dari sebelumnya hanya 40 kontainer kini menjadi 60 kontainer.

Selain itu, muatan kapal tol laut rute Tahuna-Surabaya juga terus bertambah. Hal itu disampaikan Kepala  Kepala PT Pelni (Persero) Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Hamdan Janis.

"Muatan tol laut dari Surabaya ke Tahuna pulang pergi terus bertambah," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/1/2020).

Dia menuturkan, muatan kapal tol laut dari Surabaya dan Makasar saat ini sudah mencapai 60 kontainer.

"Sebelumnya muatan kapal tol laut dari Surabaya dan Makassar hanya 40 kontainer namun sekarang sudah menjadi 60 kontainer,” ujar dia.

Kapal tol laut melayari rute Surabaya-Makasar-Tahuna pulang pergi setiap bulan. "Setiap bulan kapal tol laut tiba di Tahuna dengan muatan dari Surabaya dan Makassar," kata dia.

Dia mengatakan, dari Tahuna ke Surabaya kapal tol laut memuat berbagai jenis barang sebanyak 30 kontainer. Dia berharap, keberadaan kapal tol laut dapat dimanfaatkan oleh pengusaha dan BUMDes yang ada di Sangihe.

"Kami berharap, pengurus BUMDes dan pengusaha di Sangihe dapat memanfaatkan kapal tol laut sebagai alat angkut barang," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2020, Pelni dan KAI Peroleh Subsidi rp 6,2 Triliun

Penandatanganan kontrak PSO untuk PELNI dan KAI
Penandatanganan kontrak PSO untuk PELNI dan KAI (dok: BKIP)

Sebelumnya, untuk memastikan pelayanan angkutan massal khususnya angkutan laut dan kereta api berjalan dengan lancar mulai dari awal tahun 2020, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan penandatanganan Kontrak Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik atau Public Service Obligation (PSO) pada angkutan laut dan angkutan perkeretaapian lebih awal.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyaksikan secara langsung penandatanganan PSO yang dilaksanakan di Stasiun Cirebon Kejaksan.

Dengan penandatanganan ini, Menhub menyampaikan bahwa pelayanan terhadap angkutan-angkutan yang di subsidi oleh pemerintah sudah harus dapat mulai dilaksanakan sejak awal tahun 2020.

"Program ini harus segera terlaksana sehingga masyarakat yang berada di tempat terluar, terjauh, masyarakat marginal dapat tetap terlayani dengan tarif yang terjangkau. Kalau dulu-dulu, bulan Januari belum ada kontrak, seingga tidak ada pelayanan di awal tahun. Tahun 2020 ini tidak ada alasan semua operator untuk tidak memberikan pelayanan. Kalau ada saudara-saudara kita di Indonesia timur tidak terlayani, berarti salah operator karena hari ini sudah tanda tangan kontrak, sudah efektif untuk dilakukan," ujar Menhub di Cirebon, Selasa, 31 Desember 2019.

Penandatanganan kontrak PSO untuk angkutan laut tahun 2020 dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus H. Purnomo dengan Direktur Utama PT PELNI Insan Purwarisa, dengan jumlah nilai kontrak, sebesar Rp 3,65 trillun.

Adapun PSO itu untuk pengoperasian Kapal Tol Laut Logistik (Rp 439,8 miliar), Angkutan Perintis (Rp 1 triliun), PSO Penumpang Kelas Ekonomi (Rp 2 triliun), Angkutan Khusus Ternak (Rp 46,5 miliar) dan Angkutan Kapal Rede (Rp 24 miliar).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya