BMKG Juanda: Surabaya Berpeluang Hujan Disertai Petir pada Sore Hari

BMKG Juanda memperkirakan, hujan disertai petir di Surabaya akan terjadi pada sore hari pukul 16.00 WIB.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Mar 2020, 12:05 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2020, 12:05 WIB
20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan Surabaya, Jawa Timur akan alami hujan disertai petir pada Senin (16/3/2020).

Mengutip instagram @infobmkgjuanda, hujan disertai petir di Surabaya akan terjadi pada sore hari pukul 16.00 WIB. Sedangkan pada Senin siang, Surabaya akan cerah berawan. Pada malam hari pukul 19.00 WIB, Surabaya akan alami hujan lokal. Pukul 22.00 WIB, hujan lokal akan terjadi di Surabaya.

Suhu akan berada di kisaran 26-34 derajat celsius dengan kecepatan angin 30 KM per jam. Kelembapan udara sekitar 60-95 persen. Cuaca di Surabaya pada siang hari akan cerah berawan dengan suhu 34 derajat celsius. Kelembapan udara 60 persen dengan kecepatan angin 30 KM per jam.

Selain itu, BMKG Juanda juga merilis peringatan dini tiga harian untuk wilayah Jawa Timur dengan mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat pada awal pekan ini.

Waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat di Surabaya, Sidoarjo, Bojonegoro, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan.Kemudian di Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo dan Bangkalan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya