Pemkot Surabaya Terima Bantuan 3 Alat Canggih untuk Tangani COVID-19

Alat itu akan diletakkan di RSUD dr. Sowandhie Surabaya agar dapat membantu para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2020, 19:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - IT Telkom Surabaya menyerahkan bantuan alat canggih kepada Pemerintah Kota Surabaya pada Rabu, (13/5/2020).Alat canggih itu antara lain robot service (Rose), bilik sterilisasi alat pelindung diri (APD) dan crane pemulasaran jenazah otomatis.

"Kami berharap alat ini dapat menekan angka penularan pasien terhadap para tenaga kesehatan di rumah sakit," ujar  Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menerima bantuan dari Institut Teknologi Telkom di Balai Kota Surabaya, Rabu, (13/5/2020), seperti dikutip dari Antara.

Risma mengatakan, ketiga alat tersebut sangat membantu para tenaga kesehatan, salah satunya adalah alat bilik sterilisasi APD.Dia menuturkan, secara teori dokter maupun perawat tidak akan terpapar karena sudah menggunakan APD lengkap.

"Namun mengapa masih bisa tertular? Saya pikir saat melepasnya itu dia harus steril dahulu. Sehingga virusnya sudah mati sebelum kita melepas APD tersebut," kata Risma.

Risma menuturkan, alat itu akan diletakkan di RSUD dr. Sowandhie agar dapat membantu para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan penanganan COVID-19.

Selain itu, alat itu juga diharapkan dapat menekan angka penularan pasien terhadap para tenaga kesehatan. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga menyatakan sudah pernah berkoordinasi dengan jajarannya untuk membuat alat canggih yang dapat memudahkan pekerjaan medis seperti alat pengangkat jenazah otomatis.

"Mudah-mudahan alat ini bisa membantu nakes lagi. Lebih aman dan bisa membantu saudara-saudara kita. Nanti mungkin DKRTH akan memuat peti ini supaya dapat membantu percepatan," tutur dia.

Pada kesempatan yang sama, ia juga memberikan motivasi kepada para mahasiswa Institut Teknologi Telkom Surabaya agar terus berkarya dan tidak mudah puas dengan pencapaian yang diraih. Tidak hanya itu, Risma menegaskan karya-karya pemuda inilah yang yang akan meneruskan kehidupan Indonesia.

"Indonesia tidak butuh kalian dari mana. Tapi negara ini butuh karya kalian agar kehidupan lebih baik. Kalau kalian tidak berkarya di situlah tidak akan ada kehidupan," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sesuai Kebutuhan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Balai Kota Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono mengaku memberikan ketiga alat ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pertama alat Rose yakni berupa robot yang dapat bergerak sendiri sesuai dengan perintah operator untuk membantu peletakkan barang-barang logistik, seperti makanan, baju maupun obat-obatan.

Alat ini sebelumnya sudah pernah dipresentasikan kepada Wali Kota Risma namun ada sedikit revisi dan disempurnakan kembali.

"Kedua, bilik sterilisasi APD yang lebih canggih dari pada sebelumnya. Sebab selain kedap (ada karet-karet di bagian pintu), cairan yang sudah keluar dapat diserap oleh vakum yang menyedot sehingga aliran airnya sudah masuk ke vakum. Jadi tidak bingung airnya terbuang kemana," ujar dia.

Berikutnya teknologi baru itu bernama crane pemulasaran jenazah otomatis. Arif menyebut, alat canggih itu dapat mengantarkan jenazah ke liang lahat tanpa ada kontak fisik secara langsung dengan petugas. Alat tersebut terdiri dari tiga bagian yakni pertama keranda yang berfungsi membawa peti jenazah dari ruang jenazah ke ambulans dan dari ambulans ke liang lahat yang digerakkan dengan konsol dan dipegang oleh operator.

"Bagian kedua bernama crane. Itu yang terpasang di atas liang lahat. Fungsinya untuk menurunkan peti mati dari keranda menuju liang lahat," tutur dia.

Untuk membawa peti jenazah ke atas liang lahat, Arif memastikan operator harus mengarahkan keranda mendekati liang lahat. Kemudian, operator beserta tim memasang rel roda keranda membujur di atas liang lahat agar crane dapat melintang di atas liang lahat.

"Lalu operator menaikkan keranda peti jenazah di atas liang lahat dengan menggunakan rel. Setelah diangkat baru keranda dan relnya dipindahkan supaya peti dapat masuk ke dalam liang lahat," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya