Pemkot Surabaya Siap Gelar Rapid Test Massal

Pemerintah Kota Surabaya telah mengantongi sejumlah nama serta wilayah yang akan dites cepat setelah mendapat bantuan alat dari Kementerian Kemaritiman dan Investasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 05:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar rapid test atau tes cepat COVID-19 secara massal setelah menerima bantuan ribuan alat kesehatan dari Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI untuk penanganan COVID-19 di ibu kota Provinsi Jatim itu.

"Nanti kita akan rapid test di beberapa tempat," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menerima bantuan ribuan alkes di Balai Kota Surabaya, Minggu, 17 Mei 2020.

Alat-alat kesehatan (alkes) yang diterima itu terdiri atas gloves 4.000 pcs, disposable protective mask 2.000 pcs, bisposable mask (Daily Use) 1.000 pcs, 2019-nCov IgG/IgM dextection kit 10.200 pcs (rapid test) dan Infrared Temperature 30 pcs.

Wali Kota Risma mengatakan untuk alat rapid test bakal segera didistribusikan ke daerah-daerah yang dinilai rawan COVID-19, dilansir dari Antara.

Ia mengaku mempunyai peta sebaran COVID-19 di beberapa wilayah Surabaya mulai dari nama maupun alamat tempat tinggalnya.

"Jadi kita sudah punya petanya, kan kita sudah tahu pasiennya, alamatnya di mana. Maka kita dorong yang daerah-daerah rawan, yang terutama tingkat pandeminya tinggi itu kita rapid test dulu. Nanti jika hasilnya reaktif, maka kita langsung swab," katanya.

Namun begitu, kata dia, jika setelah dilakukan swab hasilnya negatif, maka orang tersebut akan dilakukan isolasi selama 14 hari. Akan tetapi, jika pemeriksaan swab hasilnya positif COVID-19, maka dia langsung dikirim ke rumah sakit rujukan untuk dilakukan perawatan intensif.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Hasil Rapid Tes Sebelumnya

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengatakan dari hasil rapid test massal yang telah berlangsung beberapa waktu lalu, sebetulnya pada waktu pandemi COVID-19 banyak di beberapa tempat, saat dilakukan rapid test jumlahnya memang demikian.

Namun, kata dia, ketika lokasi yang diketahui pandeminya kecil, saat dilakukan rapid test hasilnya memang kecil. "Jadi itu memang menggambarkan kondisinya. Setelah itu kita juga lakukan rapid test di beberapa pasar di seluruh Surabaya dan beberapa tempat yang kita anggap rawan," katanya.

Dia menuturkan, meski hasil rapid test dinyatakan reaktif, namun belum tentu orang tersebut positif COVID-19. Karenanya, setelah dinyatakan reaktif, maka orang tersebut selanjutnya dilakukan pemeriksaan swab untuk memastikan apakah orang itu positif COVID-19 atau tidak.

"Kita swab sudah sekitar 800 sekian. Kalau untuk rapid test kita sudah 10 ribu sekian per hari ini, tapi untuk yang reaktif sekitar 1.000 sekian, jadi sekitar 10 persen. Nah, dari situ kemudian kita swab," ujarnya.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M. Fikser mengatakan bantuan alkes yang diterima dari Kemenko Kemaritiman dan Investasi ini segera didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.

"Alkes ini kita langsung salurkan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan untuk alat rapid test kita gunakan ketika di lapangan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya