Tiga Pasar di Surabaya Bakal Terapkan Physical Distancing

Pemkot Surabaya pun akan memproses tiga pasar lagi untuk ditata antara lain Pasar Nyamplungan, Pasar Pakis, dan Pasar Pulo Wonokromo.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 23:00 WIB
Potret physical distancing di Pasar Pegirian Surabaya. (Sumber: Twitter/BanggaSurabaya)
Potret physical distancing di Pasar Pegirian Surabaya. (Sumber: Twitter/BanggaSurabaya)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya) terus mengawasi dan menata pasar se-Kota Surabaya dengan mengedepankan jaga jarak atau physical distancing untuk mencegah penyebaran Corona COVID-19.

Pemkot Surabaya pun akan memproses tiga pasar lagi untuk ditata antara lain Pasar Nyamplungan, Pasar Pakis, dan Pasar Pulo Wonokromo.

"Penataan pasar-pasar di Surabaya terus dilakukan sebab ke depan pemkot berencana tidak akan melakukan penutupan pasar, tapi melakukan penataan di setiap pasar," kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto di Balai Kota Surabaya, Kamis, (4/6/2020), seperti dikutip dari Antara.

Adapun pasar yang sudah ditata dan sudah melakukan physical distancing adalah Pasar Karang Menjangan, Pasar Pegirian, dan Pasar Tembok Dukuh. Sedangkan sedang proses ditata atau akan menyusul ditata adalah Pasar Nyamplungan, Pasar Pakis, dan Pasar Pulo Wonokromo.

"Satpol PP bekerja sama dengan Bagian Perekonomian, PD Pasar, dan jajaran kecamatan terus melakukan pengawasan dan penataan pasar se-Kota Surabaya," ujar dia.

Eddy mengatakan, penataan yang dilakukan adalah mengedepankan physical distancing, sehingga Satpol PP dan jajaran lainnya menyiapkan lahan sementara bagi pedagang agar berjualan di jalan. Sedangkan di jalan tersebut telah ditandai dengan garis-garis sebagai petak atau stan untuk berjualan.

"Jadi, para pedagang yang ada di dalam pasar, beberapa kami minta untuk berjualan di luar atau di jalan, karena di dalam sudah penuh kalau ditata," kata dia.

Adapun petak atau stan yang digaris-garis itu berukurang sekitar 2x2 meter yang memiliki jarak antarpedagang, sehingga antara pedagang yang satu dengan yang lainnya ada jarak. "Hal ini sangat penting untuk tetap menerapkan protokol kesehatan di pasar-pasar," kata dia di Surabaya.

Selain itu, Eddy juga memastikan pihaknya terus sosialisasi kepada pasar dan pengunjungnya supaya pasar itu mandiri. Harapannya, ketika pasar itu mandiri, mereka akan bisa mengelola dan mengawasi pasar yang ditempatinya masing-masing.

"Jika mereka sudah sadar semuanya, maka akan sadar dan bersama-sama pula menjaga lingkungannya. Bahkan, mereka akan menegur para pedagang atau pengunjung yang tidak mengindahkan protokol kesehatan," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Lansia hingga Ibu Hamil Disarankan Sementara Tidak ke Pasar

Potret physical distancing di Pasar Pegirian Surabaya. (Sumber: Twitter/BanggaSurabaya)
Potret physical distancing di Pasar Pegirian Surabaya. (Sumber: Twitter/BanggaSurabaya)

Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro memastikan ke depannya pemkot tidak ingin menutup pasar.

Sebab, kata dia, apabila menutup pasar, para pedagang ini akan mencari tempat lain untuk bisa berjualan, sehingga hal itu akan menjadi masalah baru di tempat lain. "Makanya, saat ini pasar kita atur dan ditata," ujar dia.

Ia memastikan,yang ditata atau diatur adalah kebiasaan baru bagi pedagang dan pembeli, seperti harus menggunakan alat pelindung diri (APD), membiasakan hidup bersih, dan selalu menjaga jarak fisik.

"Kami juga mengatur pembatasan pengunjung pasar khususnya bagi warga senior di atas 60 tahun, ibu hamil, balita, warga yang punya penyakit dalam, disarankan untuk tidak pergi ke pasar dulu," ujar dia.

Harapannya, lanjut dia, ke depan protokol kesehatan di pasar terus dijalankan dan perekonomian warga tidak mandek. "Inilah yang kami harapkan, dua-duanya bisa jalan," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya