Sejarah Hari Pahlawan 10 November, Pertempuran Besar Usai Proklamasi

Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang merupakan pengganti Mallaby mengeluarkan ultimatum 10 November 1945.

oleh Erik diperbarui 09 Nov 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 05:00 WIB
Alasan Bung Tomo Pilih Dimakamkan di TPU daripada TMP
Sebagai pahlawan nasional, Bung Tomo berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini wajib disyukuri oleh rakyat Indonesia. Bersatu untuk membela tanah air menjadi salah satu faktor Indonesia terbebas dari penjajah.

Namun, kemerdekaan itu belum cukup. Penjajah kembali datang ke Indonesia untuk merebut kembali kekuasaannya. Pertempuran terjadi setelah Indonesia merdeka.

Salah satu pertempuran besar terjadi pada 10 November 1945 di Surabaya. Melansir dari pedoman Hari Pahlawan Nasional, pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar antara tentara Indonesia dengan pasukan Inggris.

Pertempuran di Surabaya ini pertama kali terjadi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sekaligus pertempuran terbesar dan terberat sepanjang sejarah revolusi nasional Indonesia. Hal ini menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Pada 29 Oktober 1945 antara tentara Indonesia dengan Inggris sepakat melakukan gencatan senjata. Kendati demikian, bentrokan bersenjata tetap terjadi di Surabaya antara rakyat dengan tentara Inggris. Puncak bentrokan terjadi setelah terbunuhnya pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 


Ultimatum 10 November

Brigjen Mallaby
Seorang tentara Inggris memeriksa bangkai mobil Brigjen Mallaby yang tewas pada 30 Oktober 1945 di Surabaya. (Istimewa)

Pihak inggris pun marah setelah mendengar kabar kematian Mallaby. Kemudian Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang merupakan pengganti Mallaby mengeluarkan ultimatum 10 November 1945.

Ia meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataannya dan menghentikan perlawanan pada tentara Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dan Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

Tidak hanya itu, Eric Carden Robert Mansergh juga mengancam akan menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara. Ancaman tersebut berlaku apabila rakyat Indonesia tidak menaati perintah Inggris.

Pihak Inggris juga meminta semua pimpinan bangsa Indonesia dan pemuda di Surabaya datang selambat-lambatnya pada 10 November 1945 pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan.

Namun, ultimatum tersebut tak ditaati oleh rakyat Surabaya. Kemudian terjadilah pertempuran besar di Surabaya selama kurang lebih satu minggu lamanya.

 


Hari Pahlawan

Brigjen Mallaby
Brigjen Mallaby dari Sekutu bersama Dr Soegiri sebagai wakil rakyat Indonesia. (Istimewa)

Rakyat Surabaya mengorbankan nyawanya untuk Indonesia pada pertempuran tersebut. Tidak sedikit rakyat Surabaya dan prajurit Inggris yang tewas di pertempuran ini. Semangat perjuangan rakyat Surabaya yang rela gugur membela bangsanya kini dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Presiden Soekarno pada 16 Desember 1959 menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Sampai saat ini Hari Pahlawan rutin diperingati setiap tahunnya.

Peringatan Hari Pahlawan merupakan bentuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah gugur. Sejatinya perjuangan para pahlawan menjadi bahan pembelajaran dan renungan. Hal positifnya bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Penulis: Muhamad Husni Tamami

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya