Panas dan Ramai, Dinkes Jatim Imbau Jemaah Calon Haji Pakai Baju Longgar dan Payung Saat di Tanah Suci

Imbauan selanjutnya, Erwin mengatakan, supaya meluangkan waktu sebaik mungkin dalam istirahat seperti jika ada kesempatan duduk, makan dan lainnya.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 13 Mei 2024, 22:04 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2024, 22:04 WIB
Kadinkes Jatim Erwin Astha Triyono. (Istimewa)
Kadinkes Jatim Erwin Astha Triyono. (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Para jemaah calon haji asal Jatim diimbau selalu menjaga kesehatannya selama menjalani ibadah haji di Mekkah.

“Tantangan selama haji, yakni cuaca panas dan keramaian banyak orang yang berasal dari banyak negara berbagai belahan dunia. Sehingga harus bisa membentengi diri supaya bisa menjaga kesehatan sebaik-baiknya,” tutur Kadinkes Jatim Erwin Astha Triyono, Senin (13/5/2024).

Erwin menganjurkan para jemaah haji supaya memakai pakaian longgar dan menghindari terkena panas berlebihan.

“Jadi kalau bisa pakai payung ya dipakai, dan pakai sandal atau alas kaki karena itu sangat membantu supaya tidak terjadi luka di kaki,” imbaunya. 

Lebih lanjut,  Erwin menerangkan, supaya para jamaah memiliki cukup cairan agar terhindar dari dehidrasi.

“Minum harus cukup, jangan takut kencing terus. Kalau kencing terus malah itu baik, tanda bahwa tubuh hidrasinya cukup. Sehingga diupayakan minum kalau bisa tiap jam satu gelas air, pakai air zam-zam atau apapun yang penting sesuai kondisi dianjurkan jangan dingin lebih baik suhu ruangan supaya kita bisa konsumsi lebih banyak,” terangnya. 

Imbauan selanjutnya, Erwin mengatakan, supaya meluangkan waktu sebaik mungkin dalam istirahat seperti jika ada kesempatan duduk, makan dan lainnya.

"Dan yang terakhir adalah ilmu mencuri, yakni jika ada kesempatan duduk ya duduk, ada kesempatan makan ya makan, ada toilet ya pergi ke toilet meskipun tidak kebelet,” ujar Erwin. 

Terkait pemeriksaan kesehatan para jamaah haji, Erwin menjelaskan, mereka para jemaah sebelumnya telah melalui proses pemeriksaan laboratorium. 

“Salah satunya hasil pemeriksaan laboratorium HBA1C kurang dari delapan, ataupun lebih dari delapan setengah itu semua kalau isthitha’ah aman. Dan itu sudah dilaporkan oleh masing-masing faskes yang ditunjuk ke istitho’ah. Nanti kalau sudah isthitho’ah, para jemaah haji boleh bayar dan boleh berangkat. Nah, di sini (asrama haji) tinggal cek akhir untuk flight terbangnya,” jelasnya.

 

Sehat Dulu Baru Bayar

Jemaah haji Indonesia di Masjid Nabawi, Madinah usai melaksanakan sholat subuh. Foto: Darmawan/MCH
Jemaah haji Indonesia di Masjid Nabawi, Madinah usai melaksanakan sholat subuh. Foto: Darmawan/MCH

Kelebihan sistem pemeriksaan kesehatan tahun ini dengan kemarin, dr. Erwin memaparkan, yakni lebih objektif.

“Kalau dulu kan bayar dulu untuk haji dulu, padahal setelah tes kesehatan malah hasilnya tidak bisa berangkat. Sebetulnya tidak ada masalah, namun lebih objektif dan lebih bisa secara disiplin berangkat Insyaallah betul-betul yang sehat, lebih aman karena ‘sehat dulu baru bayar’,” papar Erwin. 

Dengan begitu, dia  memastikan, bahwa para jamaah haji yang berangkat kali ini, dapat terkendali kondisi kesehatannya.

“Kuncinya adalah bisa dikendalikan penyakitnya,” ujar Erwin. 

Dr. Erwin menyampaikan, apabila ada jamaah yang perlu rujukan pelayanan kesehatan sebetulnya dimana saja bisa dilakukan, namun saat kejadiannya di Asrama Haji maka bisa dilakukan rujukan ke RSUD Haji.

“Kalau untuk cadangan ya di Rumah Sakit Jiwa Menur yang area Surabaya sisanya ya menyesuaikan kebutuhan, tapi dua itu yang paling penting,” pungkasnya.

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya