Pengertian

Serangan jantung sering kali disebut juga dengan istilah miokardial infark. Serangan jantung terjadi ketika jantung kehilangan oksigen karena adanya sumbatan mendadak pada arteri yang memberikan suplai darah untuk jantung.

Tubuh manusia pada dasarnya memiliki beragam jenis pembuluh darah dan arteri adalah salah satunya. Fungsi utamanya untuk mendistribusikan darah ke seluruh tubuh. Sebagai saluran bagi darah, arteri seharusnya tetap dalam keadaan terbuka. Namun, beberapa kondisi terjadi sumbatan yang membuat darah tidak dapat mengalir, termasuk ke jantung. Kondisi ini membuat jantung berhenti seketika.

Miokardial infark termasuk keadaan gawat darurat dan membutuhkan penanganan segera. Bahkan serangan jantung termasuk salah satu penyebab kematian tersering di dunia.

Penyakit Serangan Jantung - KlikDokter.com (Africa Studio/Shutterstock)

Penyebab

Serangan jantung terjadi karena tidak adanya suplai oksigen yang masuk ke jantung bersama darah.

Organ jantung terdiri dari otot dan membutuhkan suplai oksigen yang cukup untuk dapat bekerja dengan baik. Suplai oksigen ini seharusnya dihantarkan oleh arteri koroner yang dapat ditemukan di sekeliling jantung. Dengan pertambahan usia, bagian dalam dari arteri koroner dapat rusak dan menyempit akibat timbunan plak, yang dinamakan atherosclerosis

Plak dapat terjadi dalam keadaan stabil dan tidak stabil. Pada plak stabil, saat arteri koroner menyempit, dapat terjadi kurangnya penghantaran aliran darah (berisi oksigen). Hal ini menimbulkan gejala nyeri atau rasa tidak nyaman di dada, yang dinamakan angina.

Pada keadaan plak tidak stabil, permukaan plak dapat robek sehingga tubuh berusaha menutupnya dengan membuat gumpalan darah. Gumpalan ini bisa menimbulkan sumbatan total atau sebagian pada arteri koroner.

Akibatnya, arteri koroner tidak dapat mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung, sehingga dinamakan serangan jantung. Jika tidak ditangani segera, bagian otot jantung yang kekurangan oksigen dapat rusak.

Diagnosis

Dalam penentuan diagnosis serangan jantung akan dilakukan anamnesis atau wawancara medis mendetail mengenai gejala dan pemeriksaan fisik. Selain itu dapat dilakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:

  • elektrokardiogram (EKG), untuk melihat aktivitas listrik pada jantung
  • pemeriksaan darah (terutama untuk memeriksa enzim jantung yang keluar jika terjadi kerusakan otot)
  • angiografi

Gejala

Serangan jantung selalu terjadi secara mendadak. Meski demikian, sebenarnya ada beberapa tanda yang biasanya muncul sebelum terjadi serangan jantung, seperti:

  • nyeri dada, umumnya terasa seperti tertekan benda berat
  • nyeri pada bagian lain, di mana serangan jantung dapat menimbulkan nyeri yang menjalar pada lengan (umumnya lengan kiri), rahang, leher, bahu, dan perut
  • kepala terasa pusing atau ringan
  • mual dan muntah
  • sesak nafas
  • berkeringat dingin

Pengobatan

Penanganan terhadap kasus serangan jantung sangat tergantung dari jangka waktu, yaitu sejak awal mulai munculnya gejala hingga waktu mulai pengobatan. Tindakan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Jika gejala dirasakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI).
  • Jika gejala dirasakan
  • Jika gejala dirasakan >12 jam, terdapat beberapa pilihan. Misalkan PCI, obat-obatan, by pass, dan sebagainya.

Beberapa pilihan pengobatan yang dapat ditawarkan antara lain adalah:

  • Obat-obatan:
    • trombolitik yang berguna untuk memecah gumpalan darah yang menyumbat arteri
    • pengencer darah
    • anti-hipertensi
    • anti-lipid, untuk menurunkan kadar kolesterol
    • obat-obatan lainnya sesuai gejala dan kondisi kesehatan Anda
  • Percutaneous Coronary Intervention (PCI), pemasangan balon untuk melebarkan bagian arteri yang tersumbat.
  • Coronary Artery Bypass Graft (CABG) atau by pass, yaitu pengambilan pembuluh darah dari bagian lain pada tubuh dan pemasangan pada area jantung dengan tujuan by pass atau memotong bagian arteri koroner yang tidak bisa menghantarkan darah.

Pencegahan

Upaya untuk mencegah serangan jantung dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, baik dengan cara menjalani pola makan sehat dan rutin berolahraga.  Konsumsi makanan yang tinggi lemak dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko terhadap serangan jantung.

Selain itu, beberapa perilaku yang berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat juga diduga turut meningkatkan risiko serangan jantung. Misalnya kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut untuk dapat menurunkan risiko serangan jantung di kemudian hari.

Loading