Liputan6.com, Jakarta Masalah utama dari belum berkembangnya metode pembayaran e-money di Indonesia adalah soal kebiasaan dan kepercayaan. Metode pembayaran melalui transfer antar bank, atau malah COD (cash on demand) masih lebih dipilih konsumen Indonesia dalam berbelanja online.
Cara-cara tersebut menurut Gilbert Thanamas selaku Head of Doku Wallet tidak sesuai dengan konsep 'kemudahan' yang seharusnya ditawarkan sebuah bisnis e-commerce. Ia beranggapan bahwa sudah saatnya konsumen diedukasi dan diyakinkan bahwa e-money itu menawarkan kemudahan, bukan mempersulit proses pembayaran.
Saat ditanya kapankah konsumen Indonesia siap mengadopsi e-money? Gilbert menjawab, "sebetulnya edukasi terkait e-money itu harus terus berkesinambungan ya, sesuai dengan perkembangan metode dan teknologi yang ada. Namun masyarakat kita kan sangat luar biasa cepat dalam mengadopsi tren teknologi. Saya optimis, sekali dimulai, tren e-money akan melesat pertumbuhannya dalam satu atau dua tahun ke depan."
Gilbert menerangkan, saat ini saja Doku Wallet, perusahaan penyelenggara layanan e-wallet yang dipimpinnya telah memiliki lebih dari 80 ribu pengguna aktif sejak berdiri pertama kali di tahun 2007 lalu. Ia mencatat rata-rata pengguna bertransaksi sebesar Rp 100-250 ribu per transaksi. Hal tersebut menunjukkan adanya potensi bisnis yang cukup kuat di sektor e-money.
Sebelumnya juga telah sempat diwartakan bahwa kini Bank Indonesia (BI) tengah menggenjot penggunaan e-money melalui ponsel. Pasalnya, penetrasi ponsel telah menjangkau seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari kalangan atas sampai ke bawah.
Di Indonesia sendiri sebenarnya telah banyak sekali produk-produk e-money dalam konsep e-wallet yang menawarkan kemudahan dalam berbelanja online. Tak hanya para pelaku bisnis e-wallet khusus seperti Doku Wallet, sejumlah operator seluler pun kini telah menelurkan jenis-jenis layanan serupa. Sebagai contoh, PT TelekomselTbk dengan layanan T-Cash, PT XL Axiata dengan XL Tunai, dan sebagainya.
Kapan Konsumen Indonesia Siap Adopsi e-Money?
Tren e-money diyakini akan melesat pertumbuhannya dalam satu atau dua tahun ke depan.
diperbarui 29 Apr 2014, 16:00 WIBDiterbitkan 29 Apr 2014, 16:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Potret Menkomdigi Meutya Hafid Nobar Film 2nd Miracle in Cell No. 7 Bareng Pemain
POJK Nomor 27 Tahun 2024 jadi Langkah Penting Pengembangan Industri Kripto Tanah Air
Okupansi Hotel di Kabupaten Bogor Anjlok Saat Libur Nataru Meski Kawasan Puncak Padat, Ini Sebabnya
Mengenal Haji Isam, Pengusaha yang Ditunjuk Prabowo Tangani Proyek Prestisus di Merauke
8 Potret Kembang Api Terindah Tahun Baru 2025 di Berbagai Negara, Langit Jakarta Dihias Drone
Anak Perusahaan United Tractors Dapat Fasilitas Kredit Rp 25 Miliar dari Bank Jasa Jakarta
Ciri-Ciri Anak Terkena Diabetes yang Jarang Disadari, Segera Deteksi Dini
Konsumsi Cokelat Hitam Dapat Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Bagaimana dengan Cokelat Susu?
Prabowo Tetapkan PPN 12% Hanya untuk Barang-Jasa Mewah, PAN: Jauh dari Politik Pencitraan
Kisah Pilu Bintang China Zhao Lusi, Mengaku Dipukuli dan Dilecehkan Bos hingga Kerap Mimpi Buruk
Cara Beli Token Listrik dengan Diskon 50 Persen
Meski Digantung Klub, Bintang Barcelona Tegaskan Ogah Gabung Manchester United