Artoncode, Startup Lokal yang Tak Sekadar Buat Game

Meski kegemaran terhadap game menjadi salah satu dasar mengembangkan game, tapi itu saja tak cukup untuk bisa sukses.

oleh Andina Librianty diperbarui 16 Mei 2014, 11:01 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2014, 11:01 WIB
Jurus Artoncode Berjuang di Industri Game
(Foto: Facebook Paunia Paw)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan rintisan atau startup mulai banyak bermunculan di Tanah Air, salah satunya di industri game. Meski kegemaran terhadap game menjadi salah satu dasar mengembangkan game, tapi itu saja tak cukup untuk bisa sukses.

Setidaknya hal ini menjadi keyakinan salah satu startup studio game Indonesia, Artoncode. Startup yang baru berdiri pada 2012 ini merasa bahwa untuk bisa sukses di industri game, dibutuhkan lebih dari sekedar kegemaran. Tapi juga harus memiliki konsep bisnis yang akan dijalankan untuk bisa mencapai target yang diinginkan. 

"Dulu kalau membuat studio game itu biasanya berawal dari kegemaran, tapi seharusnya juga ada perspektif bisnisnya. Dari sana lah kami dan para founder mengeksplor sisi bisnis, visi, dan berbagai hal lainnya, termasuk pembagian tugas yang fokus membuat produk," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Artoncode, Indra Gunawan, saat berkunjung ke markas Liputan6.com.

Artoncode berasal dari tiga kata yaitu 'Art'. 'On, dan 'Code'. Sesuai dengan namanya, Artoncode yakin bahwa video game adalah sebuah karya seni yang dicetak di barisan kode. Karena itu, tim di baliknya selalu berusaha membuat game berkualitas tinggi.

Startup ini didirikan oleh sosok yang tidak asing lagi dalam dunia startup Indonesia yaitu Wenas Agustiawan, Dimas Surya, dan Jeffry Anthony. Wenas dan Dimas adalah pendiri Tiket.com dan Wayang.co.id. Keduanya juga bekerjasama dengan Jeffry mengembangkan Phase Solusindo dan Bouncity.

Sejak awal berdiri, para punggawa yang berjumlah 18 orang di Artoncode ingin menjadikan startup ini sebagai studio game dan animasi AAA di Asia Tenggara yang fokus dalam membuat produk game dan animasi premium.

"Kita ingin IP (Intellectual Propert) lokal bisa dikenal lebih luas, seperti Angry Birds yang selain game, tapi mereka juga ada merchandise dan produk lainnya. Dengan begitu, orang-orang lebih mengenal produk kita," ungkap Indra.

Selama satu setengah tahun berdiri, Artoncode telah menghasilkan tiga game mobile yaitu Faunia Rencher, Faunia Paw!, dan Melody Anak Indonesia. Faunia Paw! adalah game terbaru Artoncode yang dirilis pada April 2014 dan tersedia di App Store dan Google Play.

"Tahun ini akan ada dua game baru yang diluncurkan," sambungnya.

Meski baru berumur satu setengah tahun dan merilis tiga game, tapi Artoncode telah menyabet sederatan prestasi sebagai pemenang, di antaranya INAICTA 2012, SPARX UP 2012, GDA 2013, dan Kotak Game Award 2013. Selain itu juga pernah masuk nominasi APICTA 2012 dan BUBU Award 0.8.

(din/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya