Project Loon Google akan Cakup Wilayah Darat dan Laut Indonesia

Terkait Project Loon, Menkominfo Rudiantara menuturkan bahwa saat ini pihaknya masih mempersiapkan masalah teknis termasuk alokasi frekuensi

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Des 2015, 10:20 WIB
Diterbitkan 29 Des 2015, 10:20 WIB
Balon Google Project Loon
Balon Google Project Loon dipamerkan di Museum Airforce di Christchurch pada 16 Juni 2013. (AFP Photo/Marty Melville)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu agenda yang juga dibahas dalam pertemuan salah satu pendiri Google, Sergey Brin, dengan Menteri Informasi dan Komunikasi (Menkominfo) adalah proyek balon Google. Proyek yang lebih dikenal sebagai Project Loon ini sendiri rencananya akan dilaksanakan pada awal tahun depan.

Terkait Project Loon, Menkominfo Rudiantara menuturkan bahwa untuk saat ini pihaknya masih mempersiapkan masalah teknis termasuk alokasi frekuensi. Alokasi frekuensi sendiri nantinya tidak hanya dialokasikan ke operator, tapi juga harus dialokasikan ke backhole.

Hal senada juga diutarakan Brin dalam kesempatan tersebut. Menurutnya, ada dua frekuensi yang dibicarakan terkait Project Loon ini. Pertama adalah konjungsi yang dibicarakan dengan rekan operator telko. Kedua, adalah frekuensi yang digunakan balon untuk saling berhubungan.

"Namun, hal besar mengenai Project Loon adalah bagaimana cara balon ini mampu menjangkau tak hanya pengguna di pulau namun juga di laut. Masih banyak orang di laut seperti nelayan, traveler, dan beberapa orang yang biasa beraktivitas di tempat itu," ujar Brin, saat ditemui di Gedung Kominfo, Jakarta, Senin kemarin (29/12/2015).

Lebih lanjut Brin menuturkan bahwa Loon akan cocok untuk kondisi tersebut. Untuk itu, ia merasa bersemangat untuk bekerja sama dalam penggunaan teknologi ini, khususnya di Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Rudiantara dalam pertemuan tersebut. Hanya saja, lebih lanjut ia menuturkan bahwa masih diperlukan upaya untuk mengedukasi pasar terkait beberapa masalah ini, salah satunya adalah masalah keamanan.

"Jawabannya adalah pendidikan dan sosialisasi tentang teknologi ini. Edukasi ini penting, sebab belum semuanya mengerti tentang Project Loon," tambah Rudiantara.

Kendati demikian, Brin belum mengetahui secara pasti jumlah balon yang akan digunakan dan waktu peluncuran balon ini. Oleh karena itu, Rudiantara menyebutkan bahwa untuk kuartal pertama ini masih dibahas mengenai masalah teknis dengan tiga operator terkait Project Loon. Dan, baru kemudian akan ditentukan waktu pasti uji coba di Indonesia.

Disinggung mengenai kemungkinan Google untuk melakukan lisensi jaringan untuk Project Loon, Brin mengungkapkan bahwa untuk saat ini pihaknya masih fokus pada kerjasama dengan operator lokal.

"Kami masih fokus pada kerjasama dengan operator lokal. Sebelumnya, kami juga baru saja melakukan kerjasama dengan tiga operator, seperti XL, Telkomsel, serta Indosat. Dan untuk saat ini masih fokus pada hal itu," pungkas Brin.

(Dam/Isk)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya