Liputan6.com, Jakarta - Keberhasilan kecerdasan buatan Google, AlphaGo, mengalahkan juara dunia Go ternyata menarik sekelompok peneliti asal Tiongkok. Kelompok peneliti tersebut dikabarkan berencana menantang teknologi kecerdasan buatan tersebut.
Informasi ini pertama kali diperoleh dari laporan media lokal Tiongkok beberapa waktu lalu. Mengutip informasi dari laman Reuters, Jumat (1/4/2016), kelompok peneliti dari China Computer Go itu disebut akan mengajukan tantangan untuk AlphaGo di akhir tahun ini.
Berdasarkan informasi dari sumber anonim, rencana tantangan ini muncul setelah adanya gelaran yang diadakan Asosiasi Go Tiongkok dan Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan Tingkok beberapa waktu lalu.
Gelaran itu merupakan forum yang membahas mengenai perang manusia dan mesin, yang disebut sebagai kecerdasan buatan. Namun, Shanghai Securities News melaporkan sumber tersebut tak merinci tantangan yang diajukan pada AlphaGo.
Baca Juga
AlphaGo sendiri memang baru saja menarik perhatian banyak orang. Hal ini disebabkan kecerdasan buatan DeepMind--anak perusahaan Google--itu berhasil mengalahkan pemain Go profesional asal Korea Selatan, Lee Sedol.
Kemenangan itu dicatat dalam sejarah sebagai kali pertama sebuah mesin berhasil mengalahkan pemain Go profesional. Apalagi, Lee Sedol termasuk jajaran pemain kelas dunia yang dianggap sudah berpengalaman.
Selain itu, keberhasilan AlphaGo juga penting untuk pengembangan kecerdasan buatan sebab Go memiliki mekanisme permainan papan yang lebih rumit ketimbang catur. Google menuturkan, ada lebih banyak kemungkinan gerakan di permainan Go dibanding jumlah atom di alam semesta.
Untuk itu, AlphaGo diciptakan untuk menghadapi kemungkinan permainan yang hampir tak terbatas. Hal ini berbeda ketika mengatur komputer untuk bermain catur, sebab saat akan bermain catur komputer hanya didesain mengetahui segala kemungkin yang bisa terjadi dalam pertandingan.
(Dam/Cas)