East Ventures Siapkan Rp 360 Miliar untuk Startup Asia Tenggara

Beberapa rekanan dari East Ventures juga telah menyiapkan dana modal untuk investasi tematis

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 11 Jan 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2017, 10:00 WIB
Ilustrasi Startup
Ilustrasi Startup. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - East Ventures baru saja mengumumkan keputusannya untuk meningkatkan pendanaan di sejumlah startup teknologi tahap awal di Asia Tenggara. Venture capital (VC) yang berbasis di Singapura itu meningkatkan dana hingga US$ 27,5 juta atau sekitar Rp 360 miliar.

Beberapa rekanan seperti Wilson Cuaca, Batara Eto, dan Taiga Matsuyama juga berencana untuk menanamkan modal ke investasi tematis saat ekosistem startup makin dewasa.

Langkah ini tak lepas dari laporan perusahaan investasi asal Singapura, Temasek Holding. Berdasarkan laporan terbaru, Asia Tenggara merupakan wilayah dengan pertumbuhan pengguna internet paling terbesar di Asia.

Pada wilayah ini, diproyeksikan ekonomi internet akan tumbuh hingga lebih dari US$ 200 miliar sampai 2025. Karena itu, East Venture turut berkontribusi dI Indonesia sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan internet paling cepat di dunia. 

East Ventures sendiri kini memiliki 80 portofolio aktif dan menjadi salah satu investor startup teknologi paling aktif di Asia. Sejak 2015 hingga 2016, kenaikan kesepakatan yang terjadi mencapai 133 persen, dari 331 kesepakatan menjadi 774 kesepakatan.

Kendati pertumbuhan cukup besar, East Venture tetap melakukan seleksi yang konsisten dengan berinventasi pada 2,5 persen dari incoming leads pada tahun 2016.

Tiap tahunnya ada sekitar 20 startup baru yang didukung oleh firma ini dan beberapa di antaranya berhasil mencapai investasi lebih lanjut dengan persentasi hingga 75 persen.

Peran East Ventures sebagai salah satu VC kenamaan di Asia Tenggara juga diakui oleh Albert Lucius, Co-founder dan CEO Kudo. Menurutnya, tak ada VC lain di wilayah Asia Tenggara yang bisa menyamai nilai tambah dari East Ventures.

"Baik investor dan entreprenuer menghargai filosofi yang dimiliki pro-founder. Sebagai founder saya melihat hal itu merupakan keuntungan bekerja sama dengan penyandang dana," tutur Albert dalam keterangan resmi dari East Ventures yang diterima Tekno Liputan6.com, Rabu (11/1/2017).

Tak hanya itu, East Ventures juga menjalin kerja sama dengan sejumlah pemerintah lokal dan regional. Kerja sama itu dilakukan untuk membantu menemukan tren dan kesempatan di sektor teknologi masing-masing wilayah.

Salah satu yang dilakukan di Indonesia adalah membuka co-working space yang diberi nama EV Hive. Kurang dari dua tahun setelah dibuka, EV Hive telah menjadi salah satu co-working space tersibuk di Indonesia. 

Pada 2017, East Ventures sendiri memperkirakan nilai kesepakatan yang dicapai akan lebih tinggi, meskipun jumlah penawaran masih tetap sama. Selain itu untuk menambah portofolio, akan lebih banyak merger dan akuisisi yang akan dilakukan pada tahun ini.

Di samping itu, sejumlah startup di beberapa wilayah diharapkan bisa mendapat pendanaan seri B. Pendanaan tersebut akan dialihkan untuk fokus pada beberapa lini vertikal seiring makin dewasanya ekosistem startup itu sendiri.

(Dam/Ysl)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya