Huawei Telah Jual 100 Juta Unit Smartphone Tahun Ini

CEO Huawei Consumer Business Group, Richard Yu, mengungkapkan telah menjual 100 juta unit smartphone pada tahun ini (Januari - 18 Juli 2018).

oleh Andina Librianty diperbarui 19 Jul 2018, 15:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2018, 15:30 WIB
Peluncuran smartphone Huawei P8
CEO of Huawei Technologies Consumer Business Group, Richard Yu (Liputan6.com/Trimutia Hatta)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Huawei  Consumer Business Group, Richard Yu, mengungkapkan perusahaan telah menjual 100 juta unit smartphone pada tahun ini (Januari - 18 Juli 2018). Hal ini disampaikannya dalam acara pengumuman Nova 3 pada Rabu (18/7/2018).

Dilandir GSM Arena, Kamis (19/7/2018), Yu disebut senang dengan pencapaian perusahaan sejauh ini. Pencapaian Huawei dalam hal penjualan smartphone pada tahun ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2015, Huawei berhasil menjual 100 juta unit smartphone per 22 Desember, lalu menjadi lebih baik lagi satu tahun setelahnya yakni tercapai pada 14 Oktober 2016.

Pada tahun lalu, Huawei kembali  mengumumkan pencapaian 100 juta unit tersebut pada 12 September.

Angka penjualan Huawei diyakini akan semakin tinggi, mengingat masih ada sisa waktu lebih dari lima bulan sebelum akhir tahun. Yu berharap, Huawei bisa menjual 200 juta unit smartphone per 31 Desember 2018.

Terlepas dari kehadiran Nova 3, Huawei juga tengah berusaha mengoptimalkan penjualan smartphone P20 dan P20 Pro.

Gabungan penjualan keduanya dilaporkan sudah mencapai enam juta unit. Kehadiran Mate 20 beberapa bulan lagi juga akan membantu penjualan Huawei.

Bisnis Huawei  dalam beberapa tahun belakangan memang berjalan baik. Dibandingkan tujuh tahun lalu, bisnis smartphone perusahaan dilaporkan tumbuh 51 kali lipat dan Huawei terus berambisi untuk bisa mendominasi pasar.

Terganjal di AS, Huawei Tetap Optimistis Kuasai Pasar Smartphone

Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Huawei berambisi menguasai pasar smartphone dunia, tapi jalan perusahaan terhambat di Amerika Serikat (AS). Kendati demikian, Huawei menegaskan pihaknya tidak akan terpuruk dengan absennya pasar AS.

President, Marketing and Sales Services of Huawei , Jim Xu, mengatakan fokus utama Huawei adalah menghadirkan produk terbaik untuk konsumen. Terlebih lagi, Huawei memiliki pasar yang bagus di luar AS, terutama di wilayah Eropa.

"Kami berinvestasi besar di Eropa, dan pangsa pasar kami saat ini sudah mendekati nomor satu. Ada pertumbuhan yang baik di Inggris dan negara-negara berbahasa Inggris lainnya, selain itu kami juga tumbuh besar di wilayah Afrika Selatan. Melihat hal ini, konsumen sepertinya tidak peduli dengan isu pemblokiran," ungkap Jim dalam acara APAC Media China Trip 2018 di Shenzhen, Tiongkok.

Jim yakin dengan segala inovasi Huawei, konsumen akan dapat menentukan yang terbaik. Huawei sendiri saat ini merupakan vendor smartphone nomor tiga di dunia dan memimpin pasar Tiongkok.

"Pertimbangan terpenting kami adalah menghadirkan produk terbaik dengan berusaha memberikan nilai-nilai sesungguhnya kepada konsumen. Konsumen lah yang nantinya akan menentukan pilihan," tutur Jim.

Huawei Pede Berkibar di Luar Negeri

Logo Huawei
Huawei (Foto: Huawei)

Huawei berusaha keras menunjukkan taringnya di pasar luar negeri. Optimisme perusahaan asal Tiongkok di pasar smartphone luar negeri ini didorong kesuksesan di tanah kelahirannya.

Jim mengakui untuk sukses di pasar luar negeri memang bukan perkara mudah. Perusahaan berusaha keras mengenalkan mereknya di berbagai negara di luar Tiongkok, hingga akhirnya upaya tersebut mulai membuahkan hasil.

Huawei kini tengah berusaha keras memperkuat posisinya di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Meski tidak seagresif kompetitor senegaranya seperti Oppo dan Vivo, perusahaan mulai menunjukkan komitmennya di pasar Indonesia dengan merilis kembali seri flagship terbarunya. Sebelumnya, Huawei absen memboyong seri flagship P10 pada tahun lalu.

Adapun ambisi Huawei di pasar luar negeri didorong dengan kesuksesannya di Tiongkok. Menurut Jim, ketika sudah memiliki pasar besar di dalam negeri, maka perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk melebarkan sayapnya.

"Saat saya mulai dari Eropa, banyak yang bertanya 'Siapa Huawei, kenapa saya harus beli barang Anda' dan kami berusaha meyakinkan mereka untuk mencoba produk kami. Untuk memperkuat branding dibutuhkan investasi besar dan juga harus punya cerita sukses di Tiongkok terlebih dahulu," kata Jim.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya