Baldr, Malware 'Frankenstein' yang Hantui Gamer dan Pengguna Komputer

Baldr terdiri dari kode-kode yang disalin dari malware lain dalam jumlah besar, sehingga membuatnya seperti potongan kode sejenis monster Frankenstein.

oleh Iskandar diperbarui 10 Sep 2019, 15:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2019, 15:30 WIB
Baldr
Ilustrasi malware Baldr. Dok: backendnews.net

Liputan6.com, Jakarta - Penyedia keamanan jaringan dan endpoint global, Sophos, mengungkapkan hasil risetnya terkait ancaman dari Baldr, si pencuri informasi yang pertama kali muncul pada Januari 2019.

Dari laporan bertajuk 'Baldr vs the World' yang diterima Tekno Liputan6.com, Selasa (10/9/2019), SophosLabs memberikan gambaran lebih dalam mengenai popularitas malware dan karakteristik 'rantai pembunuhnya' yang unik.

Penelitian ini juga mengungkap bagaimana Baldr bekerja secara internal, termasuk perilaku dari kejahatan siber dan bagaimana pengambilan keputusan yang salah saat transaksi jual-belinya yang berpotensi menghilangkan data-data secara tiba-tiba dari web pada Juni lalu.

Menurut SophosLabs, para oknum yang mengembangkan Baldr berhasil menjual malware tersebut kepada penjahat siber tingkat pemula di deep web.

Setelah itu, mereka menargetkan gamer di PC sebagai korban utama. Sejak itu, Baldr begitu agresif menginfeksi gamer dan akhirnya serangannya menyebar dan mencakup ke semua pengguna komputer.

Seperti banyak jenis malware lain, Baldr menggunakan fragmen kode yang dipinjam dari kelompok malware lain. Namun kinerjanya lebih ekstrem, karena Baldr terdiri dari kode-kode yang disalin dari malware lain dalam jumlah besar, sehingga membuatnya seperti potongan kode sejenis monster Frankenstein.  

 

Kamu Harus Waspada

Hacker
Ilustrasi peretasan sistem komputer. (Sumber Pixabay)

Salah satu alasan mengapa pengguna komputer harus waspada terhadap Baldr adalah karena malware ini dapat dengan cepat mencuri berbagai informasi dari para korbannya, termasuk kata sandi yang disimpan, cached data, file konfigurasi, cookies, dan file lain dari beragam aplikasi.

SophosLabs pun melacak infeksi yang dihasilkan Baldr di seluruh dunia. Negara-negara yang terinfeksi tersebut antara lain:

  • Indonesia (lebih dari 21% populasi korban)
  • Amerika Serikat (10,52%)                                                                                                                       
  • Brasil (14,14%)
  • Rusia (13,68%)
  • India (8,77%)

 

Cara Berlindung dari Malware Baldr

Diklaim Aman, Teknologi Sidik Jari Ternyata Rentan Hacker
Ilustrasi Sidik Jari (occupycorporatism.com)

Untuk melindungi diri dari Baldr, pengguna komputer harus waspada terhadap iklan dan video online palsu yang menjanjikan banyak hal. Jika kontennya terlihat terlalu “bagus”, bisa jadi itu Baldr.

Jadi, selalu gunakan praktik keamanan siber dasar setiap saat di semua perangkat. Untuk urusan bisnis juga dapat menggunakan solusi keamanan perusahaan yang mendeteksi malware, seperti Sophos Intercept X, yang melindungi dari ransomware.

Sophos Home juga sangat ideal untuk memindai gim dan komputer keluarga dalam mendeteksi Baldr dan malware lainnya. 

Terakhir, semua pengguna komputer harus pintar dalam menggunakan kata sandi, di mana wajib menggunakan dan mengubah kata sandi dengan huruf atau angka yang kompleks secara berkala.

Juga menggunakan kata sandi yang langka untuk bank dan akun finansial online lainnya, serta memantau akun dari aktivitas yang mencurigakan secara berkala dapat membantu mengamankan komputer dari serangan siber.

(Isk/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya