Layanan Goviet di Vietnam Kini Pakai Merek dan Aplikasi Gojek

Kini aplikasi Gojek beroperasi di Vietnam menyusul rencana penggabungan aplikasi dan layanan Goviet dengan Gojek sebagai induk perusahaan.

oleh M Hidayat diperbarui 07 Agu 2020, 10:41 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 10:41 WIB
Ilustrasi Gojek, Aplikasi Gojek.
Ilustrasi Gojek, Aplikasi Gojek. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Kini aplikasi Gojek beroperasi di Vietnam menyusul rencana penggabungan aplikasi dan layanan Goviet dengan Gojek sebagai induk perusahaan.

Sama seperti pengguna di Indonesia, pengguna di Vietnam akan dapat melakukan pemesanan Goride, Gosend, dan Gofood lewat aplikasi Gojek.

Menurut media lokal Nhân Dân, sebagaimana dilaporkan Daily Social, General Director dari Gojek Vietnam Phung Tuan Duc menyatakan aplikasi Gojek menawarkan pengalaman lebih baik kepada pengguna dengan antarmuka lebih simpel, lebih rapi, dan peningkatan sejumlah fitur.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari GoViet yang pada awal Juli mengumumkan rencana penggabungan aplikasi dan nama mereknya dengan Gojek. Disebutkan bahwa ini merupakan bagian dari kesepakatan strategis jangka panjang di antara Gojek dan Goviet.

Dengan demikian, rebranding ini juga memungkinkan pengguna Vietnam untuk dapat memakai layanan Gojek di Indonesia dan Singapura. Dalam waktu dekat, layanan Gojek di Thailand, GET, juga akan mengambil langkah serupa.

Gojek jadi Pilihan Pelanggan untuk Akses Transportasi Publik

Ilustrasi Gojek, Aplikasi Gojek.
Ilustrasi Gojek, Aplikasi Gojek. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Pengguna setia Gojek dilaporkan 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan kompetitornya. Pernyataan itu didasarkan pada riset berjudul 'Ojek Online, Ancaman/Pelengkap atau Nothing bagi bus TJ?".

Riset yang dilakukan oleh Muhammad Zudhy Irawan tersebut memaparkan keberadaan transportasi online telah menjadi pelengkap transportasi publik, terutama TransJakarta, MRT, dan Commuter Line di Jabodetabek.

Dalam riset yang dilakukan pengajar di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tersebut, Gojek disebut lebih unggul. 

Beberapa keunggulan tersebut adalah ketersediaan mitra pengemudi, perilaku mitra pengemudi ke pengguna, kemudahan aplikasi, serta keamanan dan keselamatan. Namun dari sisi diskon memang kalah dari kompetitor.

Data riset tersebut dipaparkan dalam diskusi media bertajuk 'Gojek dan Masa Depan Integrasi Antar-Moda Transportasi Publik di Jabodetabek'.

Menurut Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Harya S. Dillon, riset juga menunjukkan kompetisi antar moda transportasi sudah berakhir.

"Data menunjukkan tidak ada kompetisi, justru komplementer antar kendaraan ojek online dengan kendaraan umum," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (5/8/2020).

 

Ojek online sebagai First Mile-Last Mile

Berdasarkan riset itu pula, Harya mengatakan, sekitar 45 persen pengguna transportasi publik di Jabodetabek sudah memfungsikan ojek online sebagai solusi first mile-last mile (sarana penghubung awal dan akhir perjalanan).

Lebih lanjut Harya menuturkan debat antara MRT dan TransJakarta kini sudah berakhir. Alasannya, kendati TransJakarta sempat mencapai rekor satu juta penumpang per hari, grafik atau jumlah penumpang MRT juga meningkat.

"Harusnya sekarang ini mobilitas tinggi. Preferensi masyarakat untuk naik transportasi publik semakin tinggi," tuturnya.

Harya menuturkan, hal ini dapat terjadi karena dua hal, yakni layanan yang berorientasi konsumen, lalu terencana dan terlembagakan. Hambatan dari regulasi dan birokrasi juga sudah tidak ada sehingga, efisiensi lebih mudah terwujud.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya