Dukung Pelaku UKM, Facebook Perkenalkan Fitur Facebook Shops di Indonesia

Facebook Shops merupakan produk Facebook lintas platform untuk memudahkan pelaku UKM mendirikan toko online.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 02 Sep 2020, 08:29 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2020, 08:29 WIB
Facebok Shop
Facebook mengumumkan fitur Facebook Shops untuk membantu UMKM dan brand besar tetap berjualan online selama pandemi Covid-19 (Foto: Blog Facebook)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Facebook terus berupaya untuk mendorong transformasi digital para pelaku UKM di Indonesia, terutama di tengah masa pandemi saat ini. Salah satunya dilakukan dengan menghadirkan Facebook Shops, sebagai produk lintas platform untuk memudahkan pelaku UKM mendirikan toko online.

Dengan produk ini, nantinya pelaku UKM dapat membuat toko online mereka yang dapat diakses konsumen melalui aplikasi Facebook maupun Instagram. Menurut Country Director Facebook Indonesia, Pieter Lydian, fitur ini merupakan bentuk komitmen Facebook memberdayakan pelaku UKM.

“Komunitas yang berada di atas Facebook dan Instagram terhubung sangat erat dengan aktivitas jual beli dan mereka ingin aktivitas ini terus digerakkan oleh interaksi yang terjadi di atas platform," tuturnya dalam keterangan resmi.

Facebook Shops sendiri merupakan fitur yang memudahkan pelaku bisnis memasarkan katalog produk mereka di Facebook dan Instagram secara bersamaan. Sementara bagi konsumen, mereka dapat melihat seluruh produk yang ditampilkan dan menandai gambar dari produk yang mereka suka.

"Konsumen juga dapat menghubungi pemilik bisnis tersebut melalui Direct Message, WhatsApp atau Messenger untuk bertanya dan mendapatkan informasi produk," tutur Pieter melanjutkan.

Untuk diketahui, banyak pelaku usaha di Indonesia memang telah meningkatkan aktivitasnya di Facebook dan Instagram. Karenanya, perusahaan merasa perlu memperkuat aktivitas tersebut dan membangun solusi untuk membantu para pelaku usaha. 

"Kegiatan jual-beli yang digerakkan oleh komunitas ini akan menghadirkan pengalaman berbelanja yang lebih baik dan mampu memberdayakan lebih banyak orang saling terhubung kapan pun dan dimana pun mereka berada," tutur Pieter mengakhiri pernyataannya. 

Facebook: Konsumen Digital di Indonesia Sentuh Angka 137 Juta Jiwa pada 202

Belanja online
Belanja online. Dok: Kaspersky... Selengkapnya

Sebelumnya, Facebook dan Bain & Company melaporkan studi terbaru berjudul Digital Consumers of Tomorrow Here Today, yang mengupas akselerasi ekonomi digital dan pengaruhnya terhadap masa depan e-commerce di Asia Tenggara.

Menurut studi ini, daya beli lebih tinggi disertai preferensi yang meningkat untuk melakukan transaksi tanpa kontak akan terus mendorong pertumbuhan digital secara eksponensial.

Studi ini dilakukan berdasarkan survei kepada sekitar 16.500 konsumen digital dan wawancara dengan sekitar 20+ CXO di enam negara di Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Konsumen digital yang disurvei adalah mereka yang telah melakukan transaksi online setidaknya untuk 2 kategori produk dalam 3 bulan terakhir.

Dalam keterangan Facebook yang diterima Liputan6.com, Senin (31/8/2020), Bain & Company menyebut, pertumbuhan konsumen digital di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai sekitar 310 juta pada akhir 2020. Jutaan konsumen lain diperkirakan akan bergabung dalam beberapa tahun mendatang.

Pertumbuhan ini awalnya diperkirakan terjadi di tahun 2025 dalam studi tahun 2019, yang berarti menunjukkan percepatan lima tahun hanya dalam tahun 2020 saja. Hampir 70 persen konsumen di Asia Tenggara akan beralih ke digital pada akhir tahun.

Di Indonesia, studi ini menemukan bahwa konsumen digital telah tumbuh dari 119 juta jiwa, atau 58 persen dari total populasi pada 2019. Pertumbuhannya diperkirakan menjadi 137 juta, yakni 68 persen atau lebih dari separuh dari total populasi pada 2020.

Konsumen di Asia Tenggara tidak hanya berbelanja lebih banyak secara online, tetapi juga berbelanja pada kategori lebih luas.

Kebiasaan Belanja Tanpa Kontak

Ilustrasi Belanja Online
Ilustrasi belanja online (dok. Pixabay.com/HutchRock/Putu Elmira)... Selengkapnya

Dengan kebiasaan transaksi tanpa kontak dan konsumsi dari rumah yang diperkirakan akan terus berlanjut meski PSBB telah usai, orang-orang pun kini lebih memilih untuk berbelanja bahan makanan secara online dan angkanya pada saat ini untuk regional di Asia Tenggar mencapai 43 persen responden.

Di Indonesia, antara 39-49 persen konsumen digital membeli bahan makanan secara online, baik itu makanan kemasan, makanan segar, sampai minuman non-alkohol. Kategori tersebut juga menjadi yang paling sering dibeli dalam tiga bulan terakhir.

Studi inipun memperlihatkan potensi besar untuk membangun loyalitas terhadap pasar e-commerce. Pada tahun 2020, konsumen digital di Indonesia mengunjungi 5.1 situs online sebelum membuat keputusan pembelian. Padahal pada studi 2019, jumlah situs yang dikunjungi sebelum belanja rata-rata 3,8 situs.

Alasan utama yang mendasari perilaku ini adalah konsumen mencari ketersediaan produk yang lebih baik (37 persen) dan harga produk yang lebih terjangkau (35 persen).

Selain mengunjungi lebih banyak situs, 45 persen konsumen Indonesia juga mengganti merek yang paling sering mereka beli.

(Dam/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya